Skip to main content

Biografi Al-Syazili; Pendiri Tarekat Syaziliyah

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: July 15, 2012

Nama lengkapnya adalah Ali Abdullah bin Abd al-Jabbar Abu al-Hasan al-Syazili. Silsilah keturunannya mempunyai hubungan dengan dengan garis keturunan Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dengan demikian merupakan keturunan suci Fatimah, anak perempuan rasulullah. Al-Syazili pernah menulis keturunannya sebagai berikut; Ali bin Abdullah bin Abd al-Jabbar bin Yusuf bin Ward bin Baththal bin Ahad bin Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Hasan bin Ali bin Abi Thalib.
Beliau dilahirkan di desa Ghumara, dekat Cheuta saat ini, sebelah utara Maroko, pada tahun 573 H, pada saat dinasti al-Muwahhidin mencapai titik nadinya. Mengenai tahun kelahirannya, belum ada kesepakatan. Beberapa referensi menunjukkan perbedaan pendapat. Antara lain; Airaj al-Din abu Hafs menyebut tahun kelahirannya pada 592 H/ 1069 M, Ibnu Shabiq mnyebutkan, tahun kelahirannya 583/ 1187 M, dan J. Spencer Trimingham, mencatat tahun kelahiran al-Syazili pada tahun 593 H/ 1196 M.
Banyak yang menanyakan, kepnapa dia dinamakan al-Syazili?, Padahal tidak dilahirkan di desa Syazili, seperti kebanyakan ulama yang penggilannya dinisbahkan pada nama kampung kelahirannya atau kelahiran orang tuanya. Menurut jawaban murid al-Syazili ketika ditanyakan hal tersebut, dia menceritakan bahwa Al-Syazili pernah menyakan hal tersebut kepada Tuhan dalam fananya, dan Tuhan menjawab, ya Ali aku menamakan kamu dengan Syaz, yang artinya jarang, karena keistimewaan dalam berkhidmat kepada-Ku.
Pendidikan dimulai dari kedua orang tuanya kemudian melanjutkan ke pendidikan lebih lanjut. Diantara guru kerohaniannya adalah ulama besar, Abd Salam Ibnu Masyisy (w. 628 H) yang diberi gelar “Quthb para wali”, seperti halnya Syaikh Abd Qadir Jailani (w. 561 H).
Adapun kitab-kitab tasawuf yang pernah dikaji al-Syazili, dan dikemudian diajarakan kepada murid-muridnya adalah; Ihya Ulumuddin karya Abu Hamid al-Ghazali, Qut al-Quthub, karya Abu Thalib al-Makki, Khatam Auliya, karya al-Hakim al-Tirmidzi, al-Muwaqif wal Mukhathabah karya Muhammad Abd Abbar, an-Nafir al-Syifa karya tarekat Syaziliyyah.
Ali al-Syazili dipandang sebagai wali keramat. Diantara hikayat kekeramatannya; suatu malam beliau pernah bermimpi bertemu dengan Rasulullah saw, Rasulullah mengatakan, “hai Ali, pergilah engkau masuk ke Mesir, di sana engkau akan mendidik 40 orang shiddiqin. Oleh karena hari sangat panas, al-Syazili kemudian berkata, “ya Rasulullah, hari sangat panas dan terik. Rasulullah manjawab, “akan ada payung yang akan memayungimu”. Al-syazili menjawab, “aku takut kehausan”. Rasulullah menjawab, “langit akan selalu menrunkan air hujan setiap saat”.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abu Hafs, Siraj al-Din, Thabaqat Auliya, (Mesir, Maktabah al-Kharij, tt). Ihsan Ilahi Dhahir, Dirasat fi Tasawwuf, (Lahore, Pakistan: Idarah Tarjuman, 1988). Abu Bakar Atceh, Pengantar Sejarah Sufi dan Tasawwuf, (Solo, Ramadhani Press, 1984).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar