Skip to main content

Sejarah Pertandingan Olahraga Gulat

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: May 22, 2012

Cina telah menjadikan olahraga gulat sebagai mata pelajaran di sekolah sejak tahun 2500 SM. Begitupula di Mesir, gulat telah dipelajari di negeri itu sekitar tahun 2050 SM. Hal tersebut diketahui berdasarkan bukti peninggalan bangsa Mesir. Salah satu peninggalannya tersebut berupa gambar-gambar yang menunjukkan teknik-teknik bergulat yang terdapat pada dinding Raja Bani Hasan.
Selain itu sejarah juga menunjukkan bahwa di negara-negara lain terdapat suatu jenis perkelahian yang serupa dengan bentuk-bentuk bergulat, seperti Sumo di Jepang, Glima di Iceland, Sohwingen di Swiss, Lancasshire di Scotch, Gumberland di Irish, Caterhras Chath Can di Amerika Serikat dan Greco Roman di Yunani.
Sejak Olympiade kuno, gulat telah menjadi suatu acara pertandingan, walaupun acara tersebut diadakan di dalam acara Pentathlon. Peserta yang mengikuti pertandingan Pentathlon itu harus mengikuti pertandingan lompat jauh, lempar lembing, lari cepat, lempar cakram dan bergulat.
Pada Olympiade pertama tahun 1896 di Athena, gulat gaya Yunani-Romawi menjadi suatu acara pertandingan tersendiri. Pegulat-pegulat tuan rumah pada umumnya memenangkan pertandingan. Hal ini disebabkan karena peraturan yang dipakai pada waktu itu tidak sama dengan peraturan yang dipakai di negara-negara peserta. Setelah itu pada setiap penyelenggaraan Olympiade, tuan rumah yang selalu menentukan peraturan pertandingan yang ditentukan. Bahkan gaya gulat yang dipertandingkan tuan rumah juga yang menentukannya, walaupun negara peserta lainnya belum menguasai gaya gulat itu.
Pada Olympiade ke-III tahun 1904 di St. Louis, Amerika Serikat, pertandingan gulat hanya untuk gaya ‘catehras catch can’ saja. Gaya gulat ini lebih dikenal dengan gaya “Freestyle” dan sangat digemari oleh rakyat Amerika Serikat. Sementara negara-negara lain merasa kecewa karena mereka pada umumnya mempelajari gaya Yunani-Romawi. Memang antara kedua gaya ini sangat jauh perbedaannya.
Inggris sebagia tuan rumah Olympiade ke-IV tahun 1908, mengadakan pertandingan gulat untuk dua gaya yaitu Yunani-Romawi dan catch as catch can. Diluar dugaan Amerika Serikat sebagai juara gaya catch as catch can mendapat perlawanan yang keras dari negara-negara yang berasal dari Eropa. Meskipun demikian kekacauan dari negara peserta masih ada sebab peraturan pertandingan belum seragam.
Peraturan gulat internasional baru diadakan pada Olympiade ke-XI tahun 1936 di Berlin, Jerman. Pada waktu itu juga dibentuk Federasi Gulat Internasional atau Federation Internationale de Lutte Amateur (FILA). Sejak itu FILA memperbaiki peraturan gulat internasional.
Adapun di Indonesia gulat telah dikenal sejak sebelum Perang Dunia II. Olahraga ini dibawa oleh tentara Belanda. Tahun 1941-1945, seni beladiri Jepang seperti Judo, Sumo dan kempo masuk pula ke Indonesia, sehingga gulat secara berangsur-angsur menjadi hilang.
Pada tanggal 7 Pebruari 1960 didirikan sebuah organisasi gulat amatir Indonesia dengan nama Persatuan Gulat Seluruh Indonesia (PGSI). Pertama kali gulat dipertandingkan di PON V tahun 1961 di Bandung. Tahun 1962 pada Asian Games IV di Jakarta, Indonesia menurunkan pegulat-pegulatnya secara full team, mulai dari kelas 52 kg sampai dengan 97 kg. Dan sejak pembentukannya tahun 1960, PGSI telah banyak melakukan kegiatan baik local, nasional maupun Internasional.
Olahraga gulat mempertandingkan dua macam gaya yaitu gaya bebas dan gaya Yunani-Romawi. Gulat gaya bebas dan gaya Yunani-Romawi masing-masing terdiri dari kelas tersendiri.
Referensi Makalah®
*Berbagai sumber
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar