Skip to main content

Referensi Makalah; Desain Penelitian

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: January 23, 2012

Sebelum seorang peneliti memulai kegiatan, biasanya terlebih dahulu membuat suatu rancangan. Rancangan tersebut dinamakan desain penelitian. Sebagian orang menyebutnya dengan proposal penelitian. Kedua istilah tersebut memang mirip tapi tidak persis sama, perbedaannya adalah, desain penelitian merupakan rancangan yang dibuat oleh peneliti sebagai ancar-ancar kegiatan penelitian yang akan dilaksanakan.
Sedangkan proposal penelitian lebih ditekankan jika seorang peneliti mengajukan maksud yang berorientasi pada penawaran keuntungan. Hal ini dimaksudkan memberikan pemahaman tentang apa yang dilakukan peneliti dan berapa besar manfaat hasil penelitian yang diharapkan.
Desain secara etimologi berarti kerangka bentuk atau rancangan. Sedang penelitian berasal dari kata “research” yang terdiri dari kata re (mengulangi) dan search (pencarian, penelusuran, penyelidikan atau penelitian). Desain penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
Desain penelitian merupakan susunan logis yang menghubungkan data empiris dengan pertanyaan awal penelitian dan konklusi-konklusinya. Dalam bahasa sehari-hari, desain penelitian adalah suatu rencana tindakan untuk berangkat dari sini ke sana, dimana “disini” biasa diartikan sebagai rangkaian pertanyaan awal yang harus dijawab, dan “disana” merupakan serangkaian konklusi (jawaban) atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Penelitian dapat dimulai dari suatu pertanyaan. Akan tetapi pertanyaan yang dirumuskan harus realistik, dalam pengertian memungkinkan dapat terjawab (answearable). Dengan demikian, pertanyaan dirumuskan setelah dilakukan observasi sehingga tidak ada rumusan yang ada di luar lingkup masalah yang diteliti. Berkenaan dengan hal itu, pertanyaan juga harus realistik, dalam pengertian memungkinkan untuk diteliti (observable). Jadi pertimbangan desain penelitian itu mencakup pertanyaan apa, dimana, kapan, berapa banyak, dan dengan cara apa. Dengan demikian, suatu desain penelitian hendaknya mencakup komponen-komponen: 1) sumber informasi, 2) jenis penelitian, 3) tujuan penelitian, 4) konteks budaya penelitian, 5) wilayah geografis penelitian, 6) waktu yang dicakup, 7) dimensi penelitian, 8) dasar seleksi data, dan 9) teknik pengumpulan data.
Dalam menyusun desain penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendukung dan menghambat terlaksananya penelitian. Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah yang dimaksud adalah “penyimpangan” dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi, penyimpangan antara rencana dan pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktek, dan penyimpangan antara aturan dan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu.
Penelitian pada umumnya dilakukan dengan mendasarkan pada dua kepentingan, yaitu intelektual dan praktikal. Pada sisi intelektual, penelitian dilakukan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman serta kepuasan akademik. Adapun pada sisi praktikal, penelitian dilakukan untuk memperoleh cara baru yang lebih baik dalam memperoleh solusi.
Untuk memenuhi dua tuntunan tersebut, ada dua unsur penting dalam penelitian :
  • Unsur substansi atau informasi, berkaitan dengan fakta-fakta yang menyebar dalam suatu gejala. Fakta tersebut merupakan bahan dasar dalam melakukan analisis untuk memperoleh generalisasi. Pada tingkat analisis, fakta-fakta itu dihubungkan satu sama lain agar diperoleh keterangan yang saling menjelaskan. Untuk mempermudah proses tersebut, diperlukan unsur penelitian.
  • Unsur Metodologis, merupakan arah serta pendekatan-pendekatan yang mungkin dapat digunakan untuk memperoleh tingkat kecermatan dan keabsahan yang tinggi.
Sedangkan yang menjadi unsur-unsur dalam desain penelitian meliputi judul, latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan, kerangka pemikiran, pengkajian hipotesis dan langkah-langkah penelitian.
Pada umumnya, desain penelitian dibuat sebelum peneliti terjun ke lapangan. Namun, dalam penelitian kualitatif, peneliti harus melakukan penjajakan lapangan terlebih dahulu. Sesuai dengan karakteristiknya, desain penelitian kualitatif biasanya lebih sederhana, simpel dan dapat berubah sewaktu-waktu. Hal ini berbeda dengan desain penelitian kuantitatif yang boleh disebut “harga mati”, pasti, lengkap, rinci dan spesifik.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1993. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Peter Salim, The Contemporary English-Indonesia Dictionary, Edisi kedua; Jakarta: Modern English Press, 1986. Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Edisi X ; Bandung : CV. Alfabeta, 2003.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar