Skip to main content

Doa Buat 'Diktator'; Refleksi tentang Khaddafi

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: October 18, 2011

“Kolonel Muammar Khaddafi adalah diktator, yang memerintah Libya selama 42 tahun, menghancurkan lawan dengan label sangat kejam. Beliau wafat pada 20 Oktober, 2011 di tangan pasukan Libya yang mengantarkannya dari kekuasaan.”
Kalimat inilah yang hampir memenuhi pesan semua media baik cetak maupun visual. Selama beberapa dekade, Barat, terpesona dan secara teratur, Kolonel Khaddafi telah melihat setiap gerakan para pemodal sebagai sebuah array eklektik kelompok gerilya di seluruh dunia. Menurut intelijen Barat, banyak serangan teroris paling mematikan di pertengahan 80-an, termasuk pemboman 1988 Pan Am Penerbangan 103 di atas Lockerbie, Skotlandia, yang menewaskan 270 orang.
Pada bulan Februari 2011, pemberontakan pertma kali meletus di Libya. Merupakan pemberontakan rakyat yang terbaru dan paling berdarah pemberontakan melanda seluruh dunia Arab. Kolonel Khaddafi mengecam dan melawan dengan tingkat kekerasan yang tak terlihat terhadap pemberontak, tetapi para pemberontak melawan dan merebut bagian timur negara itu.
Khaddafi yang unggul secara jumlah pasukan berusaha untuk merebut kembali kota minyak yang telah lepas dari kontrol pemerintah pada hari-hari pertama pemberontakan itu, dan pemberontak menghadapi prospek yang persenjataan dan kalah jumlah. Dengan bantuan pasukan NATO pemberontak mendapat amunisi serba segar, yang dengan alasan “basi” PBB, hal itu resmi penggunaan kekuatan untuk melindungi warga sipil.
Pada tanggal 19 Maret, pasukan Amerika dan Eropa memulai kampanye luas serangan udara terhadap pemerintah Kolonel Khaddafi, melepaskan pesawat tempur dan rudal dalam intervensi militer pada skala yang tidak terlihat di dunia Arab sejak perang Irak.
Ada hal yang menjadi pertanyaan dan selanjutnya memancing pertanyaan lain setidaknya bagi seorang yang masih mempunyai analisa;
  • Apakah yang memerintah lama selalu dikatakan diktator?. Untuk pertanyaan ini, admin melihat keanehan dari demokrasi yang diusung “barat” yang seakan bermakna memimpin sementara. Meski dalam melakukan invasi, masih melihat celah terlebih dahulu. Analisa ini memberi gambaran bahwa Iran, Arab Saudi, Brunei menunggu waktu.
  • Apakah ‘diktator’ bukanlah suatu ciri/model kepemimpinan?. Pertanyaan ini ingin mempertegas pertanyaan berikutnya, bagaimana jika seorang pemimpin yang diktator tapi mampu mensejahterakan rakyatnya. Bandingkan Malaysia masa Mahathir, Brunei sampai sekarang dll. Apakah pemimpin yang dimaksud adalah diktator?. Jika jawabannya bukan, silahkan lihat kesejahteraan rakyat Libya sebelum perang. Dan pemberontak itu siapa dan didukung siapa?
Teringat akan pengakuan Ust Arifin Ilham tentang Khaddafi yang pernah manjadi Imam shalat bagi ulama Libya dan sekitarnya dengan bacaan berpuluh-puluh ayat, tentang bantuan mesjid Muammar Khaddafi di Indonesia, tentang bantuan pendidikan Islam Khaddafi di Indonesia, tentang Khaddafi yang seorang hafizh (hapal al-Qur’an) dll.
Kami masih punya nurani. Cukuplah ketidak adilan Amerika dan sekutunya atas Palestina sebagai pembanding. Meski hati meringis ketika media di sekitar admin ikut-ikutan...
Doa buat al-Marhum sang “diktator” Muammar Khaddafi, pahlawanku.
Allahumma irhamhu wa ‘afihi wa’fu ‘anhu..Amiin
Referensi Makalah®
*Refleksi Admin {dikutip dari berbagai sumber}

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar