Skip to main content

Metodologi Tafsir; Sebuah Pengantar

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 24, 2011

Istilah metodologi tafsir terdiri atas dua terms, yaitu metodologi dan tafsir. Kata “metode” berasal dari bahasa Yunani yaitu methodohos yang berarti cara atau jalan. Dalam bahasa inggris disebut method, sedang bangsa Arab menerjemahkannya dengan thariqat dan manhaj. sedangkan kata logos berarti ilmu pengetahuan. Sehingga pembentukan dari kata-kata tersebut berarti ilmu tentang tata cara yang dipakai untuk mencapai tujuan (ilmu pengetahuan).
Adapun Term tafsir, mempunyai dua pengertian, pertama, tafsir adalah pengetahuan atau ilmu yang berkenaan dengan kandungan al-Qur’an dan ilmu-ilmu yang dipergunakan untuk memperolehnya. Dan yang kedua, tafsir diartikan sebagai cara kerja ilmiah untuk mengeluarkan pengertian-pengertian, hokum-hukum, dan hikmah-hikmah yang terkandung dalam al-Qur’an.
Maka isitilah metodologi tafsir berarti kerangka,kaidah, atau cara yang dipakai dalam menafsirkan al-Qur’an baik itu ditinjau dari aspek sistematika penyusunannya, aspek sumber-sumper penafsiran yang dipakai maupun aspek sistem pemaparan atau keluasan tafsirannya guna mencapai pemahaman yang benar tentang apa yang dimaksudkan Allah dalam ayat-ayat al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw.
Metodologi tafsir berbeda-beda dilihat dari aspek yang mendasarinya. Jika ditinjau dari aspek sistematika penyusunannya, metodologi tafsir terbagi menjadi dua, yaitu:
Sistematika tartib mushafiy, yaitu sistematika penyusunan tafsir al-Qur’an sesuai dengan tertib susunan surat dan ayat dalam mushaf.
Sistematika tartib nuzuliy, yaitu sistematika penyusunan yang disesuaikan dengan kronologis turunnya surat-surat al-Qur’an. Dan yang ketiga, sistematika maudhuiy, yaitu sistematika penyusunan penyusunan al-Qur’an dengan berdasarkan tema/topic permasalahan yang akan dibahas.
Ditinjau dari aspek sumber-sumber yang digunakan dalam penafsiran, metodologi al-Qur’an dibedakan menjadi tiga, yaitu:
  • Tafsir bil ma’tsuur (riwayat),
  • Tafsir bil ra’yi (nalar) dan
  • Tafsir bil isyari (isyarat-isyarat supra natural).
Terakhir, metodologi al-Qur’an jika ditinjau dari aspek system pemaparan dan keluasan tafsirannya dikenal ada empat macam metode yang digunakan oleh para mufassir. Yaitu:
  1. Metode Ijmali (global),
  2. Metode Tahlili (analitis),
  3. Metode Muqaran (perbandingan) dan
  4. Metode Maudhu’i (tematik).
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Mardan, Al-Qur’an : Sebuah Pengantar Memahami Al-Qur’an Secara Utuh, Jakarta : Pustaka Mapan,2009.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar