Skip to main content

Biografi Ibnu Rusyd dan Fase pertumbuhan Averroisme

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 13, 2011

Beberapa referensi Biografi menyebutkan, Ibnu Rusyd memiliki nama lengkap Abu al-Walid Muhammad ibn Ahmad ibn Rusyd, lahir di Kordoba pada tahun 520 H/1126 M. Kordoba pada masa itu merupakan pusat kebudayaan dan ilmu pengetahuan Islam yang terpenting di Andalusia. Bapaknya Abu al-Qasim Ahmad seorang qadhidi Cordoba, sementara kakeknya Abu al-Walid adalah ahli fikih Andalusia yang sangat popular dan berpengaruh. Ibnu Rusyd sendiri pernah menjabat sebagai hakim agung (qadhi al-qudhat) di Andalusia. Dengan demikian Ibnu Rusyd lahir, tumbuh dan berkembang dikalangan keluarga ilmuwan dan agamawan bahkan negarawan yang diwarisinya dari bapak dan kakeknya. Sehingga ia dikenal juga dengan sebutan al-Hafid (sang cucu).
Perjalanan intelektual Ibnu Rusyd dimulai dari dalam rumahnya sendiri, tempat ia belajar pelbagai jenis ilmu seperti fikih berdasarkan mazhab Malik, usul, ilmu kalam, dan kesusastraan. Setelah itu ia mempelajari ilmu-ilmu umum seperti matematika, kedokteran dan ilmu filsafat. Sederetan nama yang pernah menjadi gurunya adalah Ibnu Basykual, Ibn Masarrah dan Abi Ja’far Harun. Dari rumah ia kemudian memasuki madrasah dan universitas Kordoba. Tidak ada keterangan pasti yang menjelaskan sampai umur berapa Ibnu Rusyd belajar di rumah, kemudian memasuki madrasah dan universitas. Sebagaimana tidak ada keterangan kapan Ibnu Rusyd mulai belajar filsafat. Hanya saja Ibn Abi Ushaebi’ah mengatakan bahwa Ibn Bajah pernah menjadi gurunya dalam ilmu filsafat ketika Ibn Rusyd baru berumur 12 tahun.
Berbekal pengalaman di universitas ia kemudian terjun ke masyarakat pada usia 28 tahun tepatnya pada tahun 548/1153 ketika diundang ke Maorko oleh Khalifah Abdul Mukmin, untuk proyek pendirian sekolah dan lembaga-lembaga pendidikan. Ia diundang kembali ke Maroko untuk kedua kalinya pada tahun 558/1163 oleh Khalifah Abu Ya’kub untuk mendampingi Ibn Thufail mengajar Khalifah tentang ilmu-ilmu filsafat. Pada tahun 565/1171-1172 setahun kemudian ia diangkat menjadi hakim agung Kordoba.
Ibnu Rusyd termasuk pemikir dan penulis produktif yang menghasilkan 78 karangan, diantaranya 28 dalam ilmu fisafat. Diantara karya-karya Ibnu Rusyd adalah al-Kasyf ‘an manahij al-adillahyang dikarang pada tahun 579/1179-1180. Para ahli sepakat bahwa karyanya yang berjudul fasl al-maqal dan tahafut al-tahafut juga ditulis pada tahun yang sama. Ketiga karya tersebut bersamaan waktunya dengan karya ringkasnya damimah. Pada keempat karya inilah pembelaan Ibnu Rusyd terhadap para filosof dan sanggahannya terhadap al-Ghazali bisa ditemukan.
Ibnu Rusyd juga banyak menulis komentar dan penjelasan terhadap karangan para filosof Yunani khususnya Aristoteles, baik dalam bentuk komentar singkat (al-jami’), sederhana (talkhis) ataupun komentar luas (tafsir), sehingga Ibn Rusyd juga populer dengan sebutan al-Syarih al-Akbar / the great commentator.
Popularitas Ibnu Rusyd dan kedekatannya dengan pemerintah menimbulkan rasa iri dikalangan sebagian orang. Pada tahun 593/1196 Ibnu Rusyd dihadapkan pada sidang istimewa dengan tuduhan primer murtad dari Islam dan menyesatkan masyarakat serta tuduhan sekunder menghina kepala Negara yang akhirnya persidangan memutuskan Ibnu Rusyd dijatuhi hukuman pengasingan dengan batas waktu yang tidak ditentukan ke perkampungan Yahudi Lucena (Alisanah). Namanya direhabilitasi pada tahun berikutnya, Ibnu Rusyd meninggal  pada tahun 595/1198 M.
Ibnu Rusyd yang dikalangan pemikir barat lebih popular dengan sebutan Averroes, adalah seorang filosof keturunan arab yang pengaruhnya relatif kecil di dunia timur lantaran karyanya muncul pada masa-masa akhir pertumbuhan pemikiran filsafat dalam Islam. Sekalipun demikian dikalangan bangsa Eropa, ia dihargai sebagai tokoh terbesar komentator filsafat Aristoteles. Ketokohan Ibnu Rusyd di Eropa ini, mengilhami lahirnya sebuah gerakan yang menamakan diri dengan Averroisme. Menjelang abad ke 15 dan seterusnya, Ibnu Rusyd merupakan kekuatan utama perkembangan filsafat bangsa Eropa.
Tinjauan Sejarah memberikan keterangan bahwa Averroisme merupakan istilah yang digunakan untuk menjunjukkan interpretasi tentang ajaran-ajaran Aristoteles oleh para pemikir latin barat. Sehingga meskipun ada beberapa ahli filsafat Yahudi pertengahan yang memiliki pemikiran yang sama dengan Ibnu Rusyd, tetapi mereka tidak dinamakan dengan istilah tersebut.
Fase-fase pertumbuhan Averroisme di Eropa:
Gerakan penerjemahan buku-buku Averroes ke dalam bahasa Latin dan Hebrew
Orang pertama yang memperkenalkan pikiran Ibnu Rusyd ke dunia latin adalah Michael Scott (Jerman). Pada tahun 1230 M., ia menerjemahkan buku-buku Ibnu Rusyd terutama buku-buku filsafat untuk dihadiahkan kepada Fredereek II raja Jerman yang tinggal di Balram. Diantara buku terjemahannya ialah “Commentary on the Sky and Nature” merupakan terjemahan “Syarh} al-Nafs”.
Sementara E. Gilson menjelaskan munculnya pengaruh Ibnu Rusyd, permulaannya pasti oleh sebuah teks dari Roger Bacon sesaat setelah tahun 1230 M., dengan babak-babak menentukan yang ditandai dengan penggunaan Albertus Magnus terhadap Ibnu Rusyd secara luas sekitar tahun 1250 M., oleh Thomas Aquinas yang secara eksplisit mengutip Averroes tidak kurang dari 503 kali.
Gerakan penelaahan karya-karya Ibnu Rusyd di Universitas-universitas
Sampai pada masa Ibnu Rusyd, universitas di Eropa baru ada satu wilayah. Wilayah yang telah memiliki universitas, baru Andalusia. Mempunyai satu universitas dan empat belas Akademi yang kemudian berkembang menjadi lima universitas. Barulah pada tahun 1231 M. muncul universitas pertama di luar Andalusia yaitu Universitas Paris, yang dalam perkembangannya kemudian memiliki delapan belas universitas. Pada universitas-universitas tersebut menurut Haskins seperti yang dikutip Zainal Abidin Ahmad dipelajari beberapa pokok ilmu yang merupakan fakultas di universitas tersebut, diantaranya: seni, hukum, kedokteran, dan teologi. Di semua universitas tersebut buku-buku Ibnu Rusyd dipelajari seluas-luasnya, dijadikan mata pelajaran wajib bagi mahasiswa terutama pada perkuliahan falsafah dan teologi.
Gerakan penerbitan dan pencetakan buku-buku Ibnu Rusyd
Ernest Renan menyebutkan bahwa buku-buku terjemahan Ibnu Rusyd dalam bahasa Latin dan Hebrew dicetak pertama kali pada tahun 1481. Setelah itu beberapa kota kemudian mencetak dan menyebarkan terjemahan karangan Ibnu Rusyd  diantaranya: Bologna (1501, 1523, dan 1580), Roma (1521 dan 1539), Jaffa (1507 dan 1574), Strassburg (1503 dan 1530), Napoli (1570 dan 1574), Geneve (1608), dan Lyon (1517, 1531, 1537 dan 1542). Sementara buku-buku Ibnu Rusyd dalam bahasa Arab dicetak pertama kali oleh M. J. Muller di Meunchen pada tahun 1859.
Melihat rentang waktu yang cukup lama yang telah dilewati dalam penerjemahan karya-karya Ibnu Rusyd tersebut dan membandingkannya dengan keterbatasan percetakan dapat dilihat betapa besar perhatian percetakan dan penerbitan terhadap karya-karya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Harun Nasution, Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya, (Jakarta: UI Press, t.th) dari Cyril Glasse, The Ensyclopedia of Islam, diterjemahkan oleh Ghufran A. Mas’adi, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996). Abu al-Walid Muhammad Ibn Rusyd, tahafut al-tahafut, diberikan kata pengantar dan dikomentari oleh Sulaiman Dunya, (Kairo: Dar al-Ma’arif, t.th), Abu al-Walid Muhammad Ibn Rusyd, Fasl al-Maqal Fima Baina al-Syari’ah wa al-Hikmah, diberikan kata pengantar dan komentar oleh Muhammad Imarah (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1969). Abu Hamid al-Ghazali, Tahafut al-Falasifah, diberikan pengantar dan komentar oleh Sulaiman Dunya. (Kairo: Dar al-Ma’arif, 1966).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar