Skip to main content

Nur Muhammad dan Insan Kamil dalam Pandangan Al-Jilli

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: August 20, 2011

Secara etimologi Nur Muhammad berarti cahaya Muhammad, dalam doktrin tasawuf Nur Muhammad sering juga disebut hakikat Muhammad. Sedang Insan Kamil secara etimologi dapat diartikan manusia sempurna. Dalam doktrin tasawuf Insan Kamil dimaknai sebagai sosok manusia yang terdapat di dalamnya Nur Muhammad.
Nur Muhammad adalah merupakan suatu konsep yang pertama yang dikemukakan oleh al-Hallaj. Al-Hallaj berpendapat bahwa Nur Muhammadadalah sumber segala sesuatu, segala kejadian amal perbuatan dan melalui perantaraan alam ini diciptakan.
Paham tentang Nur Muhammad berpangkal dari hadis Nabi saw. yang berbunyi yang mengandung arti aku berasal dari cahaya. Kemudian paham ini dipopulerkan oleh Ibn Arabi, dan selanjutnya dikembangkan oleh oleh al-Jili dalam kerangka ide-de Insan Kamil.
Abu A'la al-Afifi mendefinisikan Insan Kamil sebagai orang-orang yang telah mencapai tingkat kesempurnaan, keberadaannya sesuai dengan hakekat wujudnya. Mereka yang termasuk dalam kategori ini adalah para Nabi dan wali.
Secara terminologi Insan Kamil adalah manusia yang pada dirinya terdapat Nur Muhammad karena Nur Muhammad merupakan makhluk yang pertama diciptakan oleh Allah swt. dan dijadikannya sebab adanya alam ini.
Konsep Insan Kamil ini mucul sekitar abad ke-7 H/13 M. atas gagasan Ibn Arabi, (W. 638/1240), yang dipakai sebagai atribut tentang konsep manusia yang ideal yang menjadi sarana penampakan Tuhan.
Konsep Al-Jili Tentang Nur Muhammad dan Insan Kamil
Referensi dasar yang tergambar dalam benak dan pikiran kita bahwa Nur Muhammad adalah merupakan sautu subtansi yang berasal dari Tuhan dan menjadi dasar adanya sesuatu. Seedangkan Insan Kamil adalah merupakan sosok figur manusia yang patut diteladani dalam kehidupannya.
Konsep Nur Muhammad terdapat tiga versi, dua diantaranya yaitu :
Al-Hallaj: Nur Muhammad Qadim. Ibn Arabi: Nur Muhammad itu qadim dalam ilmunya tetapi baharu ketika menyatakan diri pada makhluknya.
Al-Jili selanjutnya berpendapat bahwa hanya ada satu wujud yang qadim adalah Tuhan. Adapun selain Tuhan adalah baharu, kendatipun wujud itu diciptakan sudah ada sejak qidam pada ilmu Tuhan, ia tetap dipandang baharu keberadaannya. Hal ini disebabkan oleh wujud lain secara esensial telah lebih dahulu adanya wujud Tuhan.
Mencermati pemikiran al-Jili, dapatlah dipahami bahwa Nur Muhammadadalah merupakan makhluk Allah yang pertama dalam teori emanasi yang disuguhkan pada filosof yang disebut al-Aql al-Awwal. Jadi dengan demikian, berarti Nur Muhammad yang menjadi penyebab utama adanya segala sesuatu di alam ini. Lebih jelas lagi, kalau dikatakakan bahwa tiap-tiap benda ada Nur Muhammad yang paling dominan berada pada diri Nabi dan wali Allah.
Selanjutnya, apabila Nur Muhammad masuk ke dalam diri seseorang secara sempurna, maka lahirlah Insan Kamil, tetapi penampakannya yang paling jelas dan sempurna berada pada diri Nabi Muhammad. Oleh karena itu, Nabi Muhammadlah yang disebut al-Insan Kamil, dimakrifatkan karena ia bertajalli kepad Tuhan.
*Berbagai sumber
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar