Skip to main content

Berpikir Integratif; Inteligensi Spiritual

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: June 10, 2013

Berpikir integratif terjadi ketika otak mencari arti, melakukan penginderaan dan memahami segala hal yang dialaminya. Proses berpikir ini berlangsung ketika terjadi getaran khusus 40 megahertz pada seluruh bagian otak dan mendasari ditemukannya inteligensi spiritual. Gejala ini merupakan dasar fisiologis untuk menyatakan adanya inteligensi spiritual.
Pasangan suami istri Ian Marshall dan Danah Zohar mendefinisikan intelligensi spiritual sebagai inteligensi untuk menghadapi persoalan makna atau value, yaitu inteligensi untuk menempatkan dan menilai perilaku dan jalan hidup dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya. Seseorang yang memiliki inteligensi spiritual yang tinggi, memiliki tingkat kesadaran diri yang tinggi, mampu menghadapi dan memanfaatkan penderitaan dan rasa sakit, memiliki visi, memiliki kemampuan untuk melihat hal-hal yang berbeda dan berpandangan holistik.
Inteligensi ini tidak identik dengan agama formal. Inteligensi ini adalah spirituality, bukan organized religion. Karena itu, inteligensi ini tidak milik satu agama.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Daniel Goleman, Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi, terj. Alex. Tri Kantjono Widodo, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999). Achmadi, Ideologi Pendidikan Islam: Paradigma Humanisme Teosentris, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar