Skip to main content

Pengertian Syirik

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 24, 2012

Kata syirik mempunyai arti menyekutukan Tuhan dengan makhluk yang diciptakan-Nya, baik secara langsung maupun tidak langsung, secara nyata atau tidak nyata. Dalam al-Quran kata syirik tidak mesti berarti beriman kepada dua atau lebih Tuhan. Kata syirik dalam al-Quran juga bisa bermakna menggantikan Allah dengan sesuatu lainnya, karena semua makhluk diperintah untuk beribadah kepada Allah semata, maka menggantikan Allah dengan sesuatu atau seseorang berarti menyakini ada sekutu bagi Allah.
Dilihat dari sifat dan tingkat sanksinya syirik dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :
Syirik besar, yaitu syirik yang dilakukan secara terang-terangan. Maksudnya adalah syirik yang telah menyekutukan Allah, contohnya seperti menyembah kepada selain Allah. Dalam al-Quran syirik besar ini sering sekali disoroti khususnya dalam bentuk berhala. Syirik dalam bentuk berhala ini sebenarnya telah lama muncul di kalangan umat manusia.
Syirik kecil, yaitu syirik tersembunyi, karena syirik ini melakukan suatu perbuatan khususnya yang berkaitan dengan amalan-amalan keagamaan, bukan atas dasar ikhlas untuk mencari ridha dari Allah, melainkan karena tujuan-tujuan lain yang bersifat keduniaan. Maka dari itu syirik kecil ini juga disebut sebagai syirik riya. Riya dikategorikan sebagai syirik berdasarkan hadits Nabi yang mengatakan bahwa syirik tersembunyi adalah seseorang melakukan suatu pekerjaan itu untuk dilihat dan dipuji oleh orang lain. Demikian juga hadis lain yang menyatakan “Barang siapa yang mendirikan sholat karena ingin mendapatkan suatu pujian dari orang lain, maka orang tersebut telah berbuat syirik kepada Allah.”
Syirik kepada Allah dibagi menjadi dua macam, yaitu:
  1. Syirik dalam masalah uluhiyyah, yaitu perasaan akan adanya kekuasaan lain selain kekuasaan Allah swt di belakang sebab-sebab dan suna-sunah alam.
  2. Syirik dalam masalah rububiyyah, yaitu mengambil sebagian hukum-hukum agama yang berupa penghalalan dan pengharaman dari sebagian manusia dengan meninggalkan wahyu.
Syirik dikatakan serupa (semakna) dengan thaghut, karena syirik merupakan suatu perbuatan yang serupa dengan thaghut yaitu sama-sama melakukan perbuatan yang menyimpang dari ketentuan Allah atau menyekutukan Allah dengan makhluk lainnya baik secara langsung maupun secara tidak langsung.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Yunahar Ilyas. Kuliyah Aqidah Islam, (Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengalaman Islam LPPI, 1993). Murtadha Muthahhari, Tafsir Surat-surat Pilihan, (Jakarta: Pustaka Hidayah 1992). Harifuddin Cawidu, Konsep Kufr Dalam Al-Quran, (Jakarta: Bulan Bintang, 1991). Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahan, (Semarang : Toha Putra, 1989).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar