Skip to main content

Hakekat Peserta Didik Berbagai Tinjauan

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: October 16, 2012

Islam melihat hakekat peserta didik adalah makhluk Allah swt sesuai firman-Nya dalam al-Quran surah at-Tin : 4
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Manusia dibekali potensi berupa fitrah kecenderungan jahat dan kecenderungan baik sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surah Asy-Syams : 8
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya.”
Agar dapat menjalankan fungsinya selain dibekali dengan kodrat tersebut juga, manusia kemudian dibekali akal, pikiran, nafsu.
Para filosof dengan kajian filsafat, memahami hakekat peserta didik, menuntut pemikiran secara dalam, luas, lengkap, menyeluruh, tuntas serta mengarah pada pemahaman tentang peserta didik. Para filosof tradisional, anak (peserta didik) adalah miniatur manusia dewasa
Pada Abad ke-17, Johan Amos Comenius mengkaji tentang anak bahwa anak tidak mesti dipelajari sebagai embrio orang dewasa, melainkan sosok alami anak itu sendiri. Pengikut Comenius mengembangkan pendapat tersebut, dan mengatakan bahwa mengamati anak secara langsung akan memberi manfaat ketimbang mempelajari secara filosofis.
Hakikat peserta didik menurut kajian psikologi, adalah individu yang sedang berkembang baik jasmani maupun rohani. Perubahan jasmani biasa disebut pertumbuhan, yaitu perubahan aspek jasmani menuju kearah kematangan fungsi. Sedangkan perkembangan adalah perubahan aspek psikis secara lebih jelas.
Menurut kajian antropologi, pandangan bahwa manusia adalah primat, artinya kerabat kera besar, simpanse dan gorila yang telah mengalami evolusi, belajar dan berpredikat sebagaia peserta didik (homosapien), atau bisa juga dikatakan. makhluk hidup yang telah mengalami evolusi paling sempurna.
Dari tinjauan Anthopologi hakekat peserta didik dapat ditafsirkan sebagai; 1) Peserta didik sebagai makhluk yang bermasyarakat dan dapat dimasyarakatkan. 2) Peserta didik sebagai organism yang harus ditolong, sebab pada waktu lahir dia dalam kondsi yang lemah.
Imran Manan menjelaskan bahwa dari dimensi Anthropologi peserta didik dapat dijelaskan dari tiga dimensi; pertama, peserta didik adalah makhluk social yang hidup bersama-sama. Kedua, peserta didik dipandang sebagai individualistis, yakni mampu menampilkan kepribadian yang khas yang berbeda dengan individu yang lain. Ketiga, peserta didik dipandang memiliki moralitas.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Saring Marsudi, dkk. Perkembangan Peserta Didik. (Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2008). Dhini Ferry Hidayah, “Perkembangan Peserta Didik”. Makalah. (Surakarta: Universitas Sebelas Maret 2010).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar