Skip to main content

Pengertian Ru'yah dan Hisab

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: July 19, 2012

Perdebatan seputar awal masuknya Ramadhan, dan 1 Syawal, seakan tidak akan pernah berhenti sejak bergulirnya reformasi, dan tumbangnya orde baru. Entah mengapa, seakan hal itu menjadi komuditi politik. 
Referensi ini tidak akan membahas hal tersebut, (atau baca di sini) hanya akan menjelaskan pengertian singkat dari inti akar perdebatan yang terjadi, yaitu pengertian ru'yah dan hisab.
Makna ru’yah secara bahasa adalah melihat dengan mata kepala, adapaun hilal secara bahasa adalah bulan yang nampak pada malam pertama sampai malam ketiga di setiap bulannya dan setelah itu barulah dikatakan bulan (tidak dikatakan lagi hilal). Dalam bahasa Indonesia hilal dikenal sebagai bulan sabit.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berpendapat;
“Hilal secara syar’i terambil dari makna sesuatu yang nampak dan tersebar beritanya, maka jika hilal terdapat pada langit tapi tidak nampak maka tidak dikatakan hilal. Begitu pula bila ada yang melihatnya tapi tidak diumumkan beritanya pada khalayak ramai maka tidak juga dinamakan hilal.
Makna hisab secara bahasa adalah menghitung/ mengira, dan hisab terbagi menjadi dua:
  1. Hisab yang menghitung melalui penanggalan bulan ke bulan lainnya sesuai perjalanan matahari.
  2. Hisab yang menghitung dengan melihat perjalanan dan pergerakan bulan, matahari dan bintang.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abdullah bin Abdurrahman al-Basaam, Taudhih al-Ahkam Min Bulughul Maram, cetakan kelima tahun 1423H, maktabah al-Asadi, Makkah, tt. Taqiyuddin Ibnu Daqiqil Ied. Ihkaam al-Ahkam Syarhu Umdat Al Ahkaam, Tahqiqi Ahmad Muhammad Syakir, cet. Ke-II, 1407 H, Dar aalam al-Kutub, Bairut. Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, Syarhu al-Mumti’ ‘Ala Zaad Al Mustaqni’, Tahqiqi Sulaiman Aba Khail dan Khalid al-Musaiqih, cet. I tahun 1416, Muassasah Aasaam, KSA. Ibnu al-Mulaqqin al-Syafi’i, al-I’laam Bi Fawaa’id Umdat al-Ahkam, Tahqiq Abdulaziz Ahmad al-Musyaiqih, Cet. I, 1417 H, Dar Al ‘Ashimah, KSA. Ibnu Rusyd, Bidayatul Mujtahid wa Nihayaatul Muqtashid, cet. Ke-X, 1408, Dar al-Kutub al-‘Ilmiyah, Bairut.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar