Skip to main content

Dasar Filsafat Manusia Jawa

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: March 25, 2014

Filsafat manusia Jawa secara mitos tertuang dalam aksara Jawa ha na ca ra ka, yang mempunyai arti: Ha: Hurip, Urip = Hidup. Suatu sifat Zat Yang Maha Esa Na: (1) Hana = Ada Caraka: (1) Utusan Berdasarkan hal itu sebenarnya manusia Jawa mempunyai berbagai macam aliran filsafat, dari rasionalisme (nalar), eksistensialisme (pengada), dan intuisiisme (rasa dan karsa). Ini nampaknya sesuai dengan realitas sejarah (fitrah). Manusia secara fitrah tidak mau untuk dijajah, karena manusia itu menurut Sarte rasion de etre-nya adalah kebebasan dan selalu mempunyai niat untuk mengkoloni sesamanya. Manusia secara alami adalah masyarakat yang suka kekerasan dan dengan kerasan ini dimaksudkan untuk menakut-nakuti supaya mudah untuk dikuasai. Manusia secara fitrah mempunyai kepercayaan terhadap y…

Sejarah Manusia Jawa

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: March 06, 2014

Sejarah manusia Jawa dalam mitologisnya adalah keturunan Aji Saka yang melakukan pertempuran dengan Dewatacengkar sorang raja Raksasa yang menguasai kerajaan Medangkamulan, yang akhirnya menyerahkan kekuasaannya pada tahun 72 Masehi. Aji Saka secara mitologi adalah seorang pengembara yang sakti dan membawa dua abdi dalemnya yang sama-sama sakti dan saling bertengkar sampai mencapai ajalnya. Kisah ini diabadikan dalam aksara Jawa: HANACARAKA : ada utusan DATASAWALA : saling bertengkar PADHAJAYANYA : sama kesaktiannya MAGABATHANGA :meninggal semua Manusia Jawa (baca: falsafah manusia Jawa ) dalam perkembangan mitologi kemudian sampai memasuki dunia pewayangan yang sarat dengan nuansa mitos dan religi Hindu-Budha. Manusia Jawa dalam awal penciptaannya adalah permohonan dari Bathara Guru…

Tasawuf dan Kesehatan Jiwa

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: March 04, 2014

Esensi tasawuf telah ada sejak masa Rasulullah saw. Namun tasawuf sebagai ilmu keislaman yang merupakan hasil dari kebudayaan Islam sebagaimana bentuk dari ilmu-ilmu keislaman lainnya, seperti fikih, dan ilmu tauhid, belum ada kala itu. Pada masa Rasulullah saw belum dikenal istilah tasawuf, yang dikenal pada waktu itu hanyalah sebutan sahabat Nabi saw. Menurut Amin Syukur, inti tasawuf ialah kesadaran adanya komunikasi dan dialog langsung antara manusia dengan Tuhannya. Tasawuf di sini adalah usaha bagaimana seseorang membersihkan jiwanya, membersihkan jiwa atau roh dengan jalan menghilangkan sifat-sifat buruk. Apabila tasawuf berpangkal dari konsep bahwa kejahatan berpangkal dari nafsu, maka tasawuf bereaksi positif dengan penyucian jiwa dengan melalui mujahadah dan riyadlah. T…