Skip to main content

Metode Karya Wisata dalam Pembelajaran menurut Pakar

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 18, 2012

Salah satu metode mengajar adalah karyawisata. Karyawisata dalam arti metode mengajar, mempunyai arti sendiri yang berbeda dengan karyawisata dalam arti umum. Berikut ini beberapa pengertian metode karyawisata menurut pakar:
Zahara Idris, karyawisata ialah “suatu metode dalam mengajar yaitu anak didik di bawah bimbingan pendidik dengan perumusan tujuan yang tegas dan rencana yang konkrit pergi ke suatu tempat atau daerah untuk mempelajari atau menyelidiki sesuatu.”
Oemar Hamalik, “karyawisata adalah suatu kunjungan ke suatu tempat di luar kelas yang dilaksanakan sebagai bagian integral dari pada seluruh kegiatan akademis dan terutama dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.”
S. Nasution, “Karyawisata bukan piknik, melainkan memindahkan kelas untuk sementara keluar.”
Sudarwan Danim, “karyawisata sebagai suatu strategi belajar mengajar, di mana guru dan muridnya mengunjungi suatu tempat tertentu yang relevan untuk memperoleh sejumlah pengalaman empiris.”
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, “metode karyawisata tidak lain adalah membawa murid ke luar kelas untuk mempelajari sesuatu (kunjungan keluar kelas dalam rangka belajar mengajar)”
Syaiful Bahri Djamarah, “Metode karyawisata ialah suatu cara pengusaan bahan pelajaran oleh para anak didik dengan jalan membawa mereka langsung ke objek yang terdapat di luar kelas atau di lingkungan kehidupan nyata, agar mereka dapat mengamati atau mengalami secara langsung.”
Cece Wijaya dan A. Tabrani Rusyan, “Karyawisata ialah pesiar (ekskursi) yang dilakukan oleh para siswa untuk melengkapi pengalaman belajar tertentu dan merupakan bagian integral dari kurikulum sekolah.”
Dari pengertian metode karyawisata menurut pakar tersebut, disimpulkan bahwa metode karyawisata ialah kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di luar kelas dalam rangka mempelajari sesuatu, di mana anak didik dapat mengamati suatu obyek secara langsung. Selama karyawisata selain anak didik mempelajari suatu obyek mereka juga sekaligus rekreasi.
Karyawisata/ Fieldtrip, dapat berupa perjalanan keliling sekolah atau ke tempat yang lebih jauh. Misalnya pergi ke pabrik, ke kebun binatang, ke museum, ke hotel-hotel, ke sanggar kegiatan belajar dan ke panti asuhan. Dari kegiatan tersebut, anak didik akan mendapatkan pengalaman langsung yang dapat membuat mereka lebih tertarik kepada pelajaran yang disajikan sehingga anak didik lebih ingin mendalami ikhwal yang diminati dengan mencari informasi dari buku-buku sumber lainnya serta menumbuhkan rasa cinta kepada alam sekitar sebagai ciptaan Tuhan.
Saat karyawisata berlangsung, kelas dapat melakukan berbagai kegiatan seperti; mempelajari proses sosial, mempelajari masalah social, berguna bagi lapangan akademi.
Kegiatan karyawisata pada umumnya didorong oleh motivasi mencari keterangan tentang hal-hal tertentu, melatih sikap anak, membangkitkan minat, mengembangkan apresiasi, menikmati pengalaman-pengalaman baru. Lamanya kegiatan karyawisata tergantung pada tujuan dan jarak tempat yang menjadi obyek.
Karyawisata memungkinkan peserta didik dapat melihat suatu peristiwa yang terjadi secara langsung dan tentu saja akan menambah pengalaman. Pengalaman tersebut tidak akan mereka dapatkan apabila mereka hanya belajar dalam kelas. Kehidupan di antara ke empat dinding kelas sangat terbatas. Sementara di luar kelas mereka dihadapkan dengan kehidupan yang kaya akan hal-hal yang dapat mereka pelajari.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Tim DIDAKTIK Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta: Rajawali, 1984). Shaleh Abdul Aziz Dan Abdul Aziz Abdul Majid, at-Tarbiyah Wa Thuruq Tadris, jilid I (Mesir: Tth). S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: Jemmars, 1982). Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995), Zahara Idris, Dasar-dasar Kependidikan, (Bandung: Angkasa, 1984). Oemar Hamalik, Media Pendidikan, (Bandung: Alumni, 1982). Sudarwan Danim, Media Komunikasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 1989). Rochman Natadwijaya (ed), Didaktik dan Metodik Umum, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1979). Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000). Enggus Subarman (ed), Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1991).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar