Skip to main content

Pengertian Seni Teater

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 02, 2012

Kata “teater” secara etimologi adalah serapan dari bahasa Inggris “theater”, yang berarti “gedung pertunjukan atau dunia sandiwara”. Kata “theater” diturunkan dari bahasa Yunani “teatron” yang berarti “takjub melihat”.
Dewasa ini kata “teater” mempunyai dua makna. Pertama, teater yang berarti gedung pertunjukan, yaitu tempat diselenggarakan suatu pertunjukan. Kedua, teater yang berarti bentuk tontonan yang dipentaskan di depan orang banyak.
Seni teater bisa diartikan segala keseluruhan yang mencakup gedung, pekerja (pemain dan kru panggung), sekaligus kegiatannya (isi pementasan atau peristiwanya). Ada juga pihak yang mengartikan seni teater sebagai semua jenis dan bentuk tontonan, baik di panggung maupun arena terbuka. Peristiwa tontonan mencakup tiga kekuatan, yaitu: pekerja, tempat, dan komunitas penikmat atau penonton, serta terdiri dari tiga unsur yaitu: kebersamaan, saat, dan tempat, sehingga peristiwa itu disebut sebagai teater.
Seni teater merupakan peristiwa yang bisa menempati beberapa posisi. Teater jika dilihat ke dalam, merupakan tindakan ekspresif yang memperlihatkan gejolak rasional dan emosional seorang teaterawan (pelakunya) dalam bentuk-bentuk artistik panggung. Panggung teater dalam posisi ini bisa juga dianggap sebagai salah satu representasi dari “sikap” sosial-politik masyarakat, di mana seni itu berproses dan mendapatkan publiknya. Teater jika dilihat ke luar, dapat menempati posisi juga sebagai peristiwa sosial, sehingga dalam pengertian ini teater adalah bentuk aktif dari “tindakan” sosial-politik masyarakat.
Sedangkan pengertian Seni teater definisi bebas ialah suatu peristiwa teater. Juga suatu pengalaman. Naskah, rencana sutradara, permainan para aktor, komposisi ruang pada pentas, tata rias, kostum, perlengkapan panggung, dan kehadiran penonton.
Teater terkadang juga disebut “drama” atau “sandiwara”. Kata drama berasal dari bahasa Yunani “dram” yang berarti “gerak”, sedangkan kata sandiwara secara etimologis berasal dari kata “sandi” (Jawa), yang berarti “rahasia” dan “warah” yang berarti “ajaran”. Sandiwara secara terminologis berarti “ajaran yang disampaikan secara rahasia atau tidak terang-terangan”.
Ada lima tahap yang memungkinkan sebuah peristiwa teater bias terwujud, yakni: 1) Lahirnya impian, gagasan, atau ide. 2) Optimalisasi pengetahuan dan keahlian berteater. 3) Bergulirnya proses kreatif. 4) Terjadinya tindakan berteater. 5) Kebersamaan yang saling berbagi.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Asul Wiyanto, Terampil Bermain Drama, (Jakarta: PT Grasindo, 2002). N. Riantiarno, Menyentuh Teater: Tanya Jawab Seputar Teater Kita (Jakarta: MU:3 Books, 2003). Radhar Panca Dahana, Homo Teatericus dan Sejumlah Esai, (Magelang: Indonesia Tera, 2000).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar