Skip to main content

Pengertian Kepribadian dalam Pendidikan

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: April 03, 2012

Istilah kepribadian secara etimologis, berasal dari kata “pribadi” yang berarti manusia sebagai perseorangan, yang meliputi keseluruhan sifat-sifat dan watak yang dimilikinya. Bila kata pribadi diawali dengan afiks “ke” akhiran “an”, yakni “ke-pribadi-an”, maka pengertiannya adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang secara individu.
Mengenai pengertian kepribadian secara terminologis, ditemukan berbagai referensi batasan definisi yang beragam sebagaimana yang dikutip oleh Sarlito Wirawan, yakni;
  1. Kepribadian adalah kumpulan pembawaan biologis berupa dorongan, kecenderungan, selera, dan instink yang dicampuri dengan sifat dan ke-cenderungan yang didapat melalui pengalaman yang terdapat pada diri seseorang.
  2. Kepribadian adalah keseluruhan organisasi yang terdapat pada diri manusia, pada setiap tingkat perkembangannya.
  3. Kepribadian adalah tingkatan sifat-sifat di mana biasanya sifat yang tinggi tingkatnya mempunyai pengaruh yang menentukan.
  4. Kepribadian adalah integrasi daripada sistim dan kebiasaan yang menunjukkan cara khas pada individu untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya.
Dari batasan-batasan definisi di atas, ditemukan dua kata kunci mengenai kepribadian, yakni “sifat” dan “sikap”. Namun bila diinterpretasi lebih lanjut, tentu masih ditemukan kata-kata kunci lain yang sangat terkait dengan keperibadian, misalnya; ciri, karakter, watak, jiwa, moral, semangat, kebiasaan, dan tingkah laku. Dari kata-kata kunci ini, maka dapat dirumuskan bahwa kepribadian adalah organisasi psiko dan fisik yang dinamis dalam diri setiap manusia yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik terhadap lingkungannya.
Dalam teori kepribadian, setiap orang memiliki ciri khusus dan unik. Kehidupan seseorang menyangkut berbagai aspek, antara lain aspek emosional, sosial psikologis dan sosial budaya, serta kemampuan intelektual yang terpadu secara integratif dengan faktor lingkungan kehidupan. Pada awal kehidupannya dalam rangka menuju pola kehidupan pribadi yang lebih mantap, setiap pribadi berupa untuk mampu mandiri, dalam arti mampu mengurus diri sendiri sampai dengan mengatur dan memenuhi kebutuhan serta tugasnya sehari-hari. Untuk itu, diperlukan penguasaan situasi untuk menghadapi berbagai rangsangan yang dapat mengganggu kestabilan pribadinya.
Kebutuhan fisik tiap orang perlu pemenuhan, misalnya seseorang perlu bernafas dengan lega, perlu makan enak dan cukup, perlu ke-nikmatan, dan perlu keamanan. Berkaitan dengan aspek sosio-psikologis, setiap pribadi membutuhkan kemampuan untuk mengusai sikap dan emosinya serta sarana komunikasi untuk bersosialisasi. Hal itu semua akan tampak secara utuh dan lengkap dalam bentuk perilaku dan perbuatan yang mantap. Dengan demikian, masalah teori kepribadian merupakan bentuk integrasi antara faktor fisik, sosial budaya, dan faktor psikologis. Di samping itu, setiap orang juga membutuhkan pengakuan dari pihak lain tentang harga dirinya, baik dari keluarganya sendiri maupun dari luar keluarganya.
Bila teori kepribadian dikaitkan dengan teori kependidikan, maka ditemukan keterpaduan. Dalam GBHN (Ketetapan MPR No IV/MPR/1978), berkenaan dengan pendidikan dikemukakan antara lain sebagai berikut: “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah.
Tanggung jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban mendidik. Secara umum mendidik ialah membantu anak didik di dalam perkembangan dari daya-dayanya dan di dalam penetapan nilai-nilai yang pada akhirnya nanti mampu mempengaruhi kepribadian anak didik ke arah yang lebih baik. Bantuan atau bimbingan dilakukan dalam pergaulan antara pendidik dan anak didik dalam situasi pendidikan yang terdapat dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (Cet. II; Jakarta: Balai Pustaka, 2002). Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi (Cet. VI; Jakarta: Bulan Bintang, 1991). Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik (Cet. II; Jakarta: Rineka Cipta, 2002). Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Cet; III (Jakarta: Bumi Aksara, 1996).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar