Skip to main content

Usman bin Affan; Pemalu atau Melankolis?

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 30, 2011

Dalam referensi sejarah lalu telah diuraikan sedikit bagaimana proses masuk islamnya Usman bin Affan. Beliau (Usman bin Affan) mempunyai sifat yang sangat pemalu, perasa, atau yang lebih gaul beliau sedikit melankolis. Sumber ini dari Ibnu Katsir yang diambil pula dari riwayat Ibnu Asakir yang juga dikutip dari orang lain, sebab sesuai dengan yang diketahuinya bahwa sifat Usman bin Affan sangatlah perasa. Atas pengertian inilah riwayat ini kemudian menjadi kuat.
Usman bin Affan masuk Islam dan menikah dengan Ruqayyah putri Rasulullah. Setelah menikah, beliau tinggal di Mekah bersama istrinya itu sambil meneruskan usaha perdagangan dan mengikuti turunnya wahyu dan ajaran-ajaran yang diberikan Muhammad bersama saudara-saudaranya kaum muslimin yang sudah lebih dahulu masuk Islam. Dari hasil pernikahan itu beliau mendapatkan seorang anak laki-laki dan diberi nama “Abdullah”, dan dia pun mendapat julukan demikian. Julukan itu terus melekat kendati anak tersebut telah meninggal dalam usia enam tahun. 
Islam sudah tersebar dan pihak Quraisy pun tetap menetang islam dan mengganggu kaum muslimin. Yang demikian itu berlangsung selama bertahun-tahun, sesudah mereka tak mampu melawannya, Rasulullah memerintahkan sahabat-sahabatnya untuk berpencar, berlindung kepada Allah swt dengan agama mereka itu. Beliau menyarankan sebagian dari mereka pergi ke Abisinia. Mereka yang berangkat mula-mula berjumlah sebelas orang laki-laki dan perempuan. Usman dan istrinya yang lebih dahulu hijrah ke sana.
Apa sebab Usman bin Affan cepat-cepat hijrah dan membawa istrinya?, mengapa ia tidak tetap tinggal di Mekah seperti para sahabat yang lebih suka tinggal bersama Rasulullah?, adakah karena Usman bin Affan mencari selamat dan mencari tempat yang aman?, atau karena beliau tidak menyukai kekerasan, tidak tahan melihat kaum muslimin yang lain mengalami berbagai macam penganiayaan?, ataukah karena melihat Banu Umayyah adalah yang paling keras memusuhi umat Islam sedangkan Usman bin Affan sendiri berasal dari kalangan Banu Umayyah?. Mungkin saja salah satu jawaban dari pertanyaan itu mengandung unsur kebenaran berdasarkan riwayat perjuangan beliau dan jejaknya dalam memperjuangkan Islam yang sedikit melankolis. Analisis yang mengatakan bahwa beliau khawatir akan tindakan kekerasan yang bisa saja menimpa istrinya Ruqayyah jika beliau masih saja tinggal di Mekah, menurut penulis adalah yang paling kuat.
Sebuah sumber menyebutkan bahwa ada seorang muslimah yang baru pulang dari Abisinia, ditanya oleh Rasulullah tentang keadaan putrinya (Ruqayyah), lalu perempuan itu menjawab; “saya melihatnya ketika ia sedang dinaikkan di atas seekor keledai”, mendengar itu Rasulullah sangat terharu, “semoga Allah menyertainya, sebab Usman bin Affan orang yang pertama berhijrah mancari perlindungan Allah sejak turunnya wahyu”.
Apapun yang mendorong Usman bin Affan hijrah ke Abisinia yang jelas beliau pergi bersama istrinya, Ruqayyah putri Rasulullah, dan selam dua kali hijrah Usman bin Affan tetap tinggal di sana. Sesudah itu beliau hijrah lagi ke Medinah. Setelah Rasulullah merencanakan perumahan bagi kaum Muhajirin Quraisy di Yatsrib, letak rumah Usman berhadapan dengan pintu rumah Rasulullah. 
Referensi Makalah®
*Berbagai sumber
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar