Skip to main content

Unsur-Unsur Peradaban

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: June 27, 2013

Peradaban sebagai sistem sosial yang membantu manusia untuk meningkatkan produktifitasnya di bidang kebudayaan, memiliki unsur sebagai prasyarat sehingga dikatan sebagai sebuah peradaban. Unsur-unsur peradaban, yaitu:

Pertama: Sains

Klasifikasi Islam atas sains didasarkan pada hierarki, yang selama berabad-abad telah membentuk matriks yang latar belakang sistem pendidikan muslim. Kesatuan sains selalu merupakan merupakan instuisi utama dan sentral, yang jadi tolok pandangan bagi studi beragam sains ini. Berawal dari intuisi yang tak dapat dibantah tentang kesatuan berbagai disiplin ini, sains dipandang bagikan cabang bacang dari sebatang pohon, yang tumbuh dan memerlurkan daun dan buah sesuai sifat pohon itu sendiri.
Pengklasifikasian sains di kalangan cendekiawan Islam, dimulai oleh al-Kindi pada abad ke 3 H/ ke 9 M dengan membagi pengetahuan menjadi dua yaitu divine science dan human science dan kemudian dilanjutkan oleh yang lain. Mulanya berdaskan pembagian sains menurut Aristoteles ke dalam sains teorretis, paraktis dan reproduktif, kemudian sistem klasifikasi ini makin lama saksama. Disiplin ilmu Islam ditambah pada sains kuna, dan ilmu agama yang metafisika dalam pengertian gnosis menempati tingkat tertinggi.

Kedua: Bahasa

Bahasa elemen terpenting dari setiap kebudayaan atau peradaban adalah bahasa. Jika sebuah peradaban universal muncul, akan terdapat kecenderungan munculnya sebuah bahasa universal. Bahasa dunia adalah bahasa Inggris. Hal ini mengandung dua arti, tetapi hanya satu hal yang akan menopang keberadan sebuah peradaban universal. 

Hal itu dapat berarti bahwa semakin meningkatnya jumlah ada pembuktian yang dapat menopang peryataan ini, dan sekalipun ada tidak dapat mengajukan suatu proposisi yang tepat, selain hanya menunjukkan keadaan sebaliknya.
Data yang tersedia yang terkumpul selama lebih dari tiga dekade menyebutkan bahwa seluruh bahwa yang digunakan di dunia ini tidak mengalami perubahan secara dramatis. Penurunan-penurunan yang signifikan berkaitan dengan jumlah orang-orang yang berbahasa Inggris, Prancis, Jerman, Rusia, dan Jepang.
Dalam satu pengertian, sebuah bahasa yang digunakan oleh 92 % penduduk dunia tidak dapat disebut sebagai bahasa dunia. Dalam pengertian yang lain, jika satu bahasa dari pelbagai kelompok bahasa serta kebudayaan yang berbeda digunakan sebagai sarana komunikasi antara satu dengan yang lain, jika ia adalah lingua franca, atau dalam istilah-istilah linguistik, sebagai bahasa dunia yang digunakan untuk komunikasi yang lebih luas.
Orang-orang yang perlu berkumonikasi dengan bahasa lain harus menemukan sarana-sarana itu. Suatu ketika mereka membutuhkan orang-orang yang ahli dalam dua atau lebih bahasa yang berperan sebagai interpreter atau penerjemah. Dan hal itu tentu terasa kaku, begitu menyita waktu, dan mahal itulah sebabnya, dalam sejarah muncul pelbagai lugiua franca. 

Bahasa latin bagi masyarakat Perancis untuk sejumlah negara-negara Barat, di sebagian besar Afrika. Dan bahasa Inggris yang digunakan di hampir penjuru dunia dan pertengahan abad XX. Para diplomat usahawan, ilmuwan, wisatawan dan pelbagai lembaga atau biro jasa yang melayani mereka, para pilot dan air traffic controlerss, dan bidang-bidang lain yang lebih luas, seluruhnya menggunakan bahasa Inggris.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Seyyed Hossein Nasr, Sains Dan Peradaban Di Dalam Islam, (Pustaka; Bandung, 1986). Harun Nasotion, Falsafat Dan Mistisisme Dalam Islam, (Bulan Bintang; Jakarta, 1973).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar