Skip to main content

Pengertian, Jenis, dan Tahapan Konsentrasi

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: June 11, 2013

Konsentrasi merupakan langkah awal menuju meditasi. Konsentrasi adalah atensi atau perhatian; ia adalah suatu proses keterjagaan mental dan proses pengendalian substansi mind (alam pikiran). Berkonsentrasi berarti memfokuskan kesadaran pada satu subjek atau objek tanpa mengalihkan sedikitpun perhatian kesuatu yang lain.
Dalam segala hal ada dua jenis konsentrasi. Pertama, konsentrasi otomatis dan konsentrasi disengaja. Konsentrasi otomatis ditemukan pada setiap orang yang tidak mengetahui bahwa mereka berkonsentrasi, meskipun mereka melakukannya. Mereka berkonsentrasi secara otomatis. Sedangkan konsentrasi disengaja diajarkan oleh pemikir, filosof dan orang-orang meditatif. Keseluruhan mistisisme, esoterisme, didasarkan pada gagasan konsentrasi. Kedua, konsentrasi mistikal dapat dibagi menjadi empat tingkat yang berbeda, yaitu konsentrasi; yang kedua adalah kontemplasi; yang ketiga adalah meditasi; yang keempat adalah realisasi.
Definisi tingkat yang pertama adalah meletakkan pikiran pada satu objek. Seharusnya orang tidak mengkonsentrasikan suatu objek yang datang begitu saja, karena apa yang orang konsentrasikan akan memberikan pengaruh kepada dirinya. Ketika orang mengkonsentrasikan objek mati, ia memberi pengaruh dengan mematikan jiwa; ketika orang mengkonsentrasikan objek hidup, biasanya memberikan pengaruh yang hidup. Rahasia ajaran semua nabi dan ahli mistik ditemukan pada hal ini.
Konsentrasi ini dicapai dengan tiga cara yang berbeda. Cara pertama adalah dengan aksi. Orang melakukan gerakan tertentu atau melakukan aksi yang membantu akal berkonsentrasi pada satu objek tertentu. Cara yang kedua adalah dengan bantuan kata-kata. Dengan pengulangan kata-kata tertentu, orang belajar memikirkan suatu objek secara otomatis. Cara yang ketiga adalah dengan bantuan memori. Orang ynag berkonsentrasi dengan cara ini, dia berusaha mengumpulkan benda-benda di memorinya, dan dengan mereka dia menyusun objek agar bisa berkonsentrasi pada sesuatu yang diinginkannya.
Kedua tingkatan kontemplasi. Kontemplasi hanya dapat dilakukan jika seseorang yang telah cukup ahli, karena kontemplasi bukan pada objek, tetapi pada ide (gagasan). Bagian ketiga dari konsentrasi adalah meditasi. Pada tingkat ini seseorang sampai pada tahap komunikatif. Seseorang mulai berkomunikasi dengan kehidupan diam, dan secara alami komunikasi akan terbuka pula dengan kehidupan material, kehidupan yang bersuara (audible). Itulah sebabnya, pada tahap ini seorang manusia akan menyadari bahwa kedua kehidupan, kehidupan terluar dan kehidupan terdalam, pada kenyataannya adalah komunikatif dalam segala hal. Lalu dia mulai mempelajari apa yang tak akan pernah dipelajari melalui pengkajian ataupun dari buku-buku. Kehidupan diam merupakan guru terbesar dalam kehidupan, dan dia mengetahui semua hal. Dia tak hanya mampu mengajar, tetapi dia juga memberikan kedamaian, kenikmatan, kekuatan dan keselarasan yang membuat hidup lebih indah.
Tahap realisasi merupakan hasil dari ketiga tingkatan sebelumnya. Pada tahap ketiga, pengalaman manusia mengejar meditasi, tetapi pada tingkat ini, meditasilah yang mengejar manusia. Dengan kata lain seorang biduan tak lagi menyanyikan lagu, tetapi lagulah yang menyanyikan biduan. Tingkat keempat ini adalah sejenis ekspansi kesadaran, pemaparan jiwa, penyelaman mendalam bersama diri sendiri, berkomunikasi dengan setiap atom keberadaan kehidupan seluruh dunia. Tahap ini adalah kesadaran nyata yang membentuk pemenuhan tujuan kehidupan. Adapun empat unsur yang mendasari pembangkitan respons relaksasi ialah pertama, lingkungan yang tenang. Seseorang harus “memutuskan” tidak hanya godaan dari dalam, tetapi juga godaan-godaan dari luar. Sebuah ruangan atau tempat ibadah yang tenang mungkin memenuhi syarat.
Kedua, menetapkan satu objek untuk memusatkan perhatian objek ini bisa berupa kata atau pengulangan bunyi (misalnya dalam agama Islam diistilahkan dengan zikir). Menatap satu simbol; berkonsentrasi pada suatu perasaan tertentu. Misalnya memusatkan perhatian pada pengulangan suku kata akan membantu mengosongkan pikiran.
Ketiga, sikap pasif (pasrah). Ini merupakan pengosongan semua pikiran dan godaan dari benak seseorang. Dan unsur yang keempat adalah posisi nyaman. Seseorang harus dalam posisi nyaman yang akan membuatnya tetap pada posisi yang sama selama paling tidak dua puluh menit. Relaksasi adalah upaya menjadi relaks, bukan hanya tubuh fisik tetapi juga batin. Berkaitan dengan masalah ini Herbert Benson (2000) mengemukakan sebuah teori yang disebut Relaxation Response adalah kondisi rileks yang ditimbulkan sebagai respon dari latihan meditasi.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
T. Saradayrian, The Power Of Mind Menguak Rahasia Kekuatan Pikiran Anda, terj. T.P. Singgih Riyanto, dkk., (Delphi Publisher, 2004). Hazrat Inayat Khan, The Hert Of Sufism, terj. Andi Haryadi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002). Hazrat Inayat Khan, Dimensi Spiritual Psikologi, terj. Andi Haryadi, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2000).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar