Skip to main content

Biografi Singkat Omar Alishah

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: June 02, 2013

Ilustrasi
Omar Alishah lahir di daerah Afghanistan pada tahun 1922 dalam sebuah keluarga dengan tradisi yang penuh spiritualisme tarekat Naqsabandiyah, ayahnya bernama Sirdal Ikbal Alishah (1894-1969) seorang guru sufi sekaligus penulis kenamaan untuk masalah sufisme dan ketimuran (oriental).

Tak kurang dari 25 buah karya Sirdal dalam bentuk buku tersebar di seluruh penjuru dunia. Beberapa karyanya yang terkenal antara lain adalah Islamic Sufism, The general principle of sufisme, light of Asia, Muhammad The prophet (novel). Selain sebagai tokoh sufi, Sirdal juga merupakan tokoh politik sehingga banyak sahabat-sahabatnya yang berasal dari kalangan politik.

Dengan latar belakang ayahnya yang memang seorang tokoh sufi dan tokoh masyarakat, Omar Alishah pada akhirnya menekuni jejak ayahnya untuk menjadi penulis. Karya-karya Omar yang banyak dijadikan referensi kalangan Barat antara lain The course of The seeker, sufisme fortoday, The sufi tradition in The west, The rules or secret of The naqsabandi order dan tentu sebuah karyanya yang berjudul sufisme therapy.

Selain sebagai penulis, Omar juga menerjemahkan beberapa karya pustaka sufi timur seperti dalam bahasa Persia yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris atau Perancis. Beberapa diantaranya adalah Gulistan (The Rose Garden), on The Manners of Dervishes (tentang pekerti para Darwis) keduanya karya Sa’adi dengan nama lengkapnya Syekh Mushlihuddin Saadi asy-Syirazi (1184-1263) sebuah karya Saadi yang terkenal berhasil juga diterjemahkan sesama seorang penulis barat Robert Graves yang berjudul Omar Khaiyyam’s Rubaiyyat.

Dalam karya Idries Shah yang berjudul The Way of The Sufi, nama Omar Alishah masuk ke dalam jajaran seorang penulis sekaligus seorang penerjemah untuk buku-buku sufi. Idries shah menggunakan tambahan gelar Agha di depan nama Omar Alishah sehingga lengkapnya Agha Omar Ali Shah dalam tradisi Sufi, Agha adalah sebutan untuk guru sufi khususnya dalam tradisi tarekat Naqsabandiyah, atau dalam sejumlah penulisan lain gelar Sayyid juga diletakkan di depan nama Omar.

Idriesshah, Omar Alishah dan Aminashah, ketiganya penulis oriental masih terikat hubungan famili dan juga masuk dalam trah nabi Muhammad saw, itulah mengapa sejumlah penulis atau pengikut-pengikut tarekat Naqsabandi menggunakan julukan Sayyid, dalam pengantar untuk buku The Sufis karya Idriesshah, Robert Graves menulis:

Kebetulan Sayyid Idriesshah mempunyai garis keturunan utama laki-laki dengan Nabi Muhammad saw dan mewarisi misteri-misteri rahasia dari pada khalifah, nenek moyangnya. Sebenarnya ia adalah seorang syekh tarekat sufi yang utama ..... telah bertahun-tahun tinggal di Eropa (Beliau menetap di London) dan mengetahui bahasa Inggris serta bahasa Eropa utama lainnya, sama dengan pengetahuannya tentang bahasa arab, pusthu, urdu, persia klasik dan modern.

Keterangan tersebut mengenai Idries shah saudaranya, Omar banyak membantu dalam menelusuri jejak saudaranya, Omar Alishah sehingga paling tidak baik dari segi kepribadian maupun eksistensinya dalam dunia sufi tidak jauh berbeda.

Referensi Makalah®

Kepustakaan: Budi Munawar Rahman, Demam Tasawuf, (Pustaka Sufi, Yogyakrta, 2002). Shah Idries, Penyembuhan Cara Sufi, (Bentang Budaya, Yogyakarta, 1999).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar