Skip to main content

Bahasa sebagai Alat Komunikasi Manusia

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: June 06, 2013

Bahasa sebagai alat komunikasi manusia. Secara historis, bahasa telah diungkapkan pada saat penciptaan manusia pertama (Adam). Pada saat itu Allah mengajarkan Adam untuk berbahasa sebagaimana diungkapkan dalam al-Quran surat al-Baqarah ayat 31.
Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang benar orang-orang yang benar!”
Pada ayat di atas terungkap bahwa yang pertama kali Allah ajarkan kepada Adam adalah bahasa, untuk mengungkapkan isi pikiran, lalu Adam dapat menyebutkan benda-benda dengan simbol-simbol bahasa.
Keunikan manusia sebenarnya bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuan berbahasa. Manusia dapat berpikir dengan baik karena dia mempunyai bahasa, tanpa bahasa maka manusia tidak akan dapat berpikir secara rumit dan abstrak seperti yang dilakukan dalam kegiatan ilmiah.
Tanpa bahasa, manusia tidak dapat mengkomunikasikan pengetahuan kita kepada orang lain. Bahasa memungkinkan manusia berpikir secara abstrak dimana obyek faktual ditransformasikan menjadi simbol-simbol bahasa yang bersifat abstrak. Dengan adanya transformasi ini maka manusia dapat berpikir mengenai sesuatu obyek tertentu meskipun obyek itu secara faktual tidak ditempat dimana kegiatan berpikir itu dilakukan. Adanya simbol bahasa yang bersifat abstrak ini memungkinkan manusia untuk memikirkan sesuatu secara berlanjut.
Demikian juga bahasa memberikan kemampuan untuk berpikir secara teratur dan sistematis. Transformasi obyek faktual menjadi simbol abstrak yang diwujudkan lewat perbendaharaan kata-kata ini dirangkaikan oleh tata bahasa untuk mengemukakan suatu jalan pemikiran atau ekspresi perasaan. Kedua aspek ini yakni aspek informatif dan emotif keduanya tercermin dalam bahasa yang kita pergunakan artinya kalau kita berbicara pada hakikatnya informasi yang kita sampaikan mengandung unsur emotif, demikian juga kalau kita menyampaikan perasaan maka ekspresi itu mengandung unsur-unsur informatif.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahannya, (Bandung: Penerbit Jamanatul Ali Art, 2004). Yuyun S. Suriasumantri, Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996). Soejono Dardjowidjojo, Psikolinguistik; Pengantar Pemahaman Bahasa Manusia, (Jakarta: Pustaka Obor, 2001).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar