Skip to main content

Pengertian Union Mistik

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: May 21, 2013

Union Mistik adalah salah satu jenis mistik yang berasal dari bahasa latin inua mystica yang berarti suatu pengalaman menyatunya antara jiwa manusia dengan realitas yang lebih tinggi yang terjadi tanpa perantara. Kebersatuan ini mengangkat jiwa manusia ke puncak potensinya sehingga ia mencapai atau bahkan menyatu dengan Tuhan atau setidak-tidaknya dengan pengetahuan Tuhan atau sumber transenden kehidupan. Beberapa padanan untuk istilah ini antara lain: ekstase, kemenyatuan (deifikasi), semadhi, persepsian langsung, satori, nirvana, dan lain-lain.
Dalam buku Mystical Dimention of Islam karya Annemarie Schimmel, istilah union mistik merupakan nama dari paham ajaran mistik, yaitu mysticism of infinity. Paham mistik memandang Tuhan sebagai realitas yang Absolut dan tak terhingga dan memandang manusia bersumber dari Tuhan dan dapat mencapai penghayatan kesatuan kembali dengan Tuhannya (Tuhan sebagai dzat yang immanent yang bersemayam dalam alam semesta dan dalam diri manusia). Para penganut union mistik menekankan pada pendekatan valuntaristik, yakni berusaha membebaskan dan melarutkan kediriannya dengan Tuhan, dan menyatukan kehendaknya dengan kehendak Tuhan.
Pengalaman menyatu subyek dengan Tuhannya dianggap sebagai tingkat tertinggi dari pengalaman mistik dan jalan perenungan. Dalam beberapa agama, pengalaman ini hanya dapat diperoleh apabila seseorang melalui tingkatan-tingkatan atau jalan, pada penghayatan ini dicapai dengan tiga taraf, yaitu via purgativa, via contemplativa dan via illuminativa.
Via purgativa, merupakan segi filosofis yang terberat karena terdiri dari mawas diri, penguasaan segala nafsu, dan kemudian mensucikan seluruh hati hanya untuk Tuhan saja. Arti kata, untuk mencapai penghayatan yang semurni-murninya kepada Tuhan, seseorang harus berani membuang segala bentuk ikatan dengan dunia atau membasmi segala nafsu atau keinginan terhadap selain Tuhan. Inilah pensucian hati menurut pengertian mistik. Kemudian baru bisa mengkonsentrasikan pikiran sepenuhnya untuk Tuhan. Via contemplativa adalah samadhi atau meditasi, yaitu memusatkan seluruh kesadaran dan pikiran dalam merenungkan keindahan Tuhan dengan penuh kerinduan. Tingkatan ini merupakan segi praktis seperti halnya upacara persujudan atau semadhi dalam penghayatan kepercayaan pada Tuhan Yang Maha Esa. Semadhi ini baru bisa dijalankan dengan sempurna apabila hatinya telah suci dari nafsu-nafsu dan noda-noda keduniaan.
Adapun Via Illuminativa ialah proses terbukanya tabir penyekat alam gaib, atau proses mendapat penerangan dari nur gaib sebagai hasil dari samadhi atau dzikir. Penghayatan gaib ini berjenjang dan memuncak pada penghayatan makrifat pada Tuhan atau bahkan penghayatan manunggal dengan Tuhan. Bagi paham union mistik, penghayatan mistik atau ma’rifat ini hanya bisa dialami dan dinikmati oleh para orang khawas, yakni para kaum kebatinan, tidak bisa dicapai oleh orang awam. Karena orang awam pada umumnya tidak mempunyai kemampuan untuk mawas diri, pengendalian nafsu, dan pensucian hati serta bersemadhi secara benar-benar hening.
Evelyn Underhill, sebagaimana dikutip oleh Kenneth Wabnick, merincinya lagi kedalam lima tingkatan proses yang terjadi pada diri seorang mistikus untuk menuju kemenyatuan.
Pertama: Konversi yang datang tiba-tiba setelah melalui kegelisahan yang panjang. Kondisi ini disebut “Kebangkitan Diri” yang merupakan sebuah pengalaman emosional yang baru dan berbeda dari sekedar sensasi yang disertai dengan kesadaran tentang sesuatu yang lebih tinggi.
Kedua: Setelah mengalami keadaan awal tersebut, seorang mistikus mulai merasakan bahwa pola dan cara hidupnya yang lalu tidak lagi memuaskan. Ia merasa harus mensucikan dirinya. Underhill menyebut proses ini sebagai masa “Pensucian Diri”, dimana kebiasaan-kebiasaan yang ia temukan didalam fungsi-fungsi sosialnya tidak lagi cocok dengan pengalaman batin yang ia peroleh. Praktek-praktek asketik dari para mistikus dapat ditemukan pada tahap ini.
Ketiga: Setelah mensucikan diri dari kecenderungan keinginannya sendiri dan kebiasaan-kebiasaan masyarakatnya, ia memasuki tahap “Pencerahan Diri”. Disini pengalaman-pengalaman batinnya terasa lebih penuh dan berada dalam sebuah pemahaman langsung. Berbeda dengan tahap berikutnya, dalam tahap ini ia memahami dirinya sebagai entitas yang terpisah atau belum menyatu dengan Ilahi.
Tahap ini adalah tahap kulminasi dari pengalaman mistik dimana seorang mistikus kembali ke penyatuan dengan dirinya, kehidupan sosial dan alam pada umumnya. Oleh karena itu tahap ini disebut “penyatuan kehidupan” memasuki tahap ini, secara emosional seorang mistikus merasakan suatu ketenteraman dan kedamaian yag menyeluruh dalam kehidupannya.
Di antara penganut dan sejumlah tokoh yang mendendangkan ajaran union mistik adalah Suhrawardi, Ibnu Arabi, Hamzah Fansuri, Jalaluddin Rumi, al-Hallaj, dan lain lain. Hanya saja dalam mengungkapkan faham union mistik para tokoh tersebut menggunakan kalimat atau kata-kata perlambang yang kadang-kadang cukup rumit pemahamannya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Robert H. Thouless, Pengantar Psikologi Agama, Terjemah Machnun Hussein, (Rajawali Press, Jakarta, 1992). Ileana Marcooelesca, “Mistical Union”, dalam The Encyclopedia of Religion, (Macmillan Publissing Company, New York , 1987). Annemarie Scimmel, Dimensi Mistik dalam Islam, Terjemah Supardi Djaka Dawana, (Pustaka Firdaus, Jakarta, 1986).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar