Skip to main content

Pendidikan Akal menurut Para Ahli

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: April 20, 2013

Manusia sebagai pelaku dan sasaran pendidikan memiliki alat yang inheren dalam dirinya yang dapat digunakan untuk mencapai kebaikan dan kebenaran, diantaranya yaitu akal. Mengacu pada prinsip penciptaan, maka dengan akal-lah manusia berpotensi dan memiliki potensi untuk dididik dan mendidik.
Banyak tokoh dan ahli pendidikan yang telah merumuskan konsep pendidikan akal, diantaranya adalah sebagai berikut:
Abdullah Nasih Ulwan, mengatakan bahwa pendidikan rasio (akal) adalah membentuk pola pikir peserta didik dengan segala sesuatu yang bermanfaat.
Ayn Rand, berpendapat bahwa karena akal tidak bersifat otomatis atau instingtif dalam berolah pikir, juga mengingat secara psikologis pilihan untuk berpikir atau tidak adalah pilihan untuk fokus atau tidak, dan secara eksistensial pilihan untuk fokus atau tidak adalah pilihan untuk sadar atau tidak, serta secara metafisika pilihan untuk sadar atau tidak adalah pilihan untuk hidup atau mati, maka pendidikan akal dapat secara definitif dirumuskan sebagai suatu usaha atau upaya untuk menciptakan dan menumbuhkan kesadaran dan kefokusan untuk tetap hidup.
Muhammad Quthb, berpandangan bahwa Islam melakukan pembinaan akal dengan pembuktian dan pencarian kebenaran. Pandangan ini lebih mengarah pada aspek metodologis daripada definitif. Namun memberikan arah kepada kita bahwa membina berarti juga mendidik agar akal menjadi kreatif, berkembang sewajarnya untuk meneliti kebenaran. Jadi membina akal berarti mendidik akal.
Daisaku Ikeda, mendasarkan pendidikan akal pada tujuan utama kehidupan Buddha yaitu usaha atau upaya menumbuhkan dan menyempurnakan karakter seseorang yang terwujud dalam perilaku dan tindakan yang humanis serta menjunjung tinggi HAM dengan cara pelatihan religius.
Imam Bawani, memformulasikan pendidikan akal sebagai berikut: mendidik akal tidak lain adalah mengaktualkan potensi dasarnya. Potensi dasar itu sudah ada sejak manusia itu lahir dalam bumi, tetapi masih berada dalam alternatif: berkembang menjadi akal yang baik atau sebaliknya. Dengan pendidikan yang baik maka akal yang masih berupa potensi itu akhirnya menjadi akal yang dapat digunakan, tapi dengan pendidikan yang buruk, akal menjadi fatal akibatnya. Karenanya pendidikan akal mempunyai arti yang penting.
Dari deskripsi singkat mengenai pengertian pendidikan akal yang telah disampaikan di atas, maka penulis simpulkan, bahwa bahwa pendidikan akal adalah suatu usaha atau upaya untuk mengembangkan dan membina potensi akal manusia dalam rangka untuk melestarikan kehidupannya dan mencapai kehidupan yang baik dan benar di dunia dan akhirat.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Jalaluddin, Teologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001). Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan (Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan), (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992). Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani, 1989). Ayn Rand, Kebajikan Sang Diri: Konsep Baru Ego, Terj. A. Asnawi, (Yogyakarta: Ikon Teralitera, 2003). Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, tej. Siaiman Harun, (Bandung: Al-Maarif,1993).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar