Skip to main content

Metode Picture to Picture (P to P) dalam Pembelajaran

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: March 06, 2013

Belajar aktif adalah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai beberapa kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama. Kenyataan ini sesuai dengan kata-kata mutiara yang diberikan seorang filosof Cina bernama Konfusius, dia mengatakan: “Apa yang saya dengar, saya lupa, apa yang saya lihat, saya ingat, apa yang saya lakukan, saya paham.”
Metode Picture to Picture (P to P) merupakan strategi pembelajaran dengan menyusun gambar, yang mana metode ini dapat membantu peserta didik untuk memfokuskan perhatian secara mental, menimbulkan pertanyaan-pertanyaan serta merangsang minat untuk berdiskusi. Strategi ini mempunyai efek pada pemusatan perhatian dan membuat suatu kelompok yang kohesif (saling berhubungan). Adapun prosedur pelaksanaan teknik Picture to Picture adalah sebagai berikut:
(1) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Pada langkah ini guru menyampaiakan Kompetensi Dasar mata pelajaran yang bersangkutan. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indi kator-indikator ketercapaian KD.
(2) Guru Menyajikan materi sebagai pengantar
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan momentum permulaan pembelajaran. Motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
(3) Guru menunjukkan/ memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Ingatlah bahwa jika dapat divisualkan kenapa harus memakai kata-kata. Dengan Picture/gambar guru akan menghemat energi dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan.
(5) Guru menunjuk/ memanggil siswa secara bergantian memasang/ mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi. Jika menyusun, bagaiaman susunananya, jika melengkapi gambar, mana gambar atau bentuknya yang harus dilengkapi.
(6) Guru menanyakan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Sajian informasi kompetensi, sajian materi, perlihatkan gambar kegiatan berkaitan dengan materi, siswa (wakil) mengurutkan gambar sehingga sistematik, guru mengkonfirmasi urutan gambar tersebut, guru menanamkan konsep sesuai materi bahan ajar, penyimpulan, evaluasi dan refleksi. Adapun kebaikan metode ini adalah (a) Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa, (b) Melatih berpikir logis dan sistematis. Sementara itu, kekurangannya adalah (a) Memakan banyak waktu, (b) Banyak siswa yang pasif.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip- Prinsip dan Metoda Pendidikan Islam, (Bandung: CV Diponegoro, 1980).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar