Skip to main content

Pesantren menurut Bahasa dan Istilah

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 04, 2013

Menurut asal katanya pesantren berasal dari kata santri, yang menunjukkan tempat, maka artinya adalah tempat para santri. Terkadang pula pesantren dianggap sebagai gabungan dari kata sant (manusia baik) dengan suku kata tra (suka menolong) sehingga kata pesantren dapat diartikan tempat pendidikan manusia baik-baik.
Nurkholis Madjid mengupas asal usul perkataan santri. Ia berpendapat, santri itu berasal dari perkataan sastri sebuah kata dari Sansekerta, yang artinya melek huruf, dkonotasikan dengan kelas literary bagi orang jawa yang disebabkan karena pengetahuan mereka tentang agama melalui kitab-kitab yang bertuliskan dengan bahasa Arab. Kemudian diasumsikan bahwa santri berarti orang yang tahu tentang agama melalui kitab-kitab berbahasa Arab dan atau paling tidak santri bisa membaca al-Quran, sehingga membawa kepada sikap lebih serius dalam memandang agama.
Juga perkataan santri berasal dari bahasa Jawa cantrik yang berarti orang yang selalu mengikuti guru kemana guru pergi menetap (ingat dalam istilah pewayangan) tentunya dengan tujuan agar dapat belajar darinya mengenai keahlian tertentu.
Pesantren juga dikenal dengan tambahan istilah pondok yang dalam arti kata bahasa Indonesia mempunyai arti kamar, gubug, rumah kecil dengan menekankan kesederhanaan bangunan atau pondok juga berasal dari bahasa Arab Funduq, yang berarti ruang tidur, wisma, hotel sederhana, atau mengandung arti tempat tinggal yang terbuat dari bambu.
Sehingga pesantren atau lebih dikenal dengan istilah pondok pesantren dapat diartikan sebagai tempat atau komplek para santri untuk belajar atau mengaji ilmu pengetahuan agama kepada kyai atau guru ngaji, biasannya komplek itu berbentuk asrama atau kamar-kamar kecil dengan bangunan apa adanya yang menunjukkan kesederhanaannya.
Dalam pengertian istilah pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan tradisional Islam untuk mempelajari, memahami, mendalami, menghayati, dan mengamalkan ajaran Islam dengan menekankan pentingnya moral keagamaan sebagai pedoman perilaku sehari-hari.
Lebih luas lagi H.M. Arifin mendefinisikan pondok pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan agama Islam yang tumbuh serta diakui oleh masyarakat sekitar, dengan sistem asrama (kampus). Di mana para santri menerima pendidikan agama melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di bawah kedaulatan dari leadership seorang atau beberapa orang kyai dengan ciri-ciri khas yang bersifat kharismatik serta independen dalam segala hal.
Sehingga Zamakhsyari Dhofier mengungkapkan bahwa lembaga lembaga pendidikan pesantren memiliki beberapa elemen dasar yang merupakan ciri khas dari pesantren itu sendiri, elemen itu adalah:
  1. Pondok atau asrama
  2. Tempat belajar mengajar, biasanya berupa Masjid dan bisa berbentuk lain.
  3. Santri
  4. Pengajaran kitab-kitab agama klasik.
  5. Kyai dan ustadz.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Amal Fathullah Zarkasy, Pondok Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan dan Dakwah dalam Adi Sasono... (et al.) Solusi Islam atas Problematika Umat: (Ekonomi, Pendidikan dan Dakwah), (Jakarta: Gema Risalah Press, 1998). Nurkholis Madjid, Bilik-bilik Pesantren; Sebuah Potret Perjalanan, (Jakarta: Paramadina, 1997). Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, (Jakarta: INIS, 1994). H.M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta: Bumi Aksara, 1995). Zamakhsyari Dhofir, Tradisi Pesantren: Studi tentang Pandangan Hidup Kyai, (Jakarta: LP3S, 1982).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar