Skip to main content

Moralitas menurut Alfred North Whitehead

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 24, 2013

Dalam kenyataan hidup ajaran moral cukup dipandang penting bagi kehidupan manusia yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, pentingnya ajaran moral tidak saja dirasakan dalam hidup secara individu, namun dirasakan pula dalam hidup bermasyarakat, bahkan dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Menurut Alfred North Whitehead moralitas merupakan sebuah penyaluran proses dalam memperoleh bobot kehidupan sebagai tujuan hidup bermoral. Dimana benar dan salahnya suatu tindakan atau baik buruknya kelakuan manusia pada dasarnya tidak ditentukan oleh ditaati tidaknya peraturan-peraturan tersebut melainkan ditentukan oleh setiap individu dalam tanggung jawabnya melakukan perbuatan yang ia jalani dalam setiap situasi apapun yang dihadapinya.
Moralitas merupakan sebuah tujuan dalam cita-cita yang mengarah pada kesatuan yang selaras dan kedalaman pengalaman untuk mencari kesempurnaan hidup untuk mencapai suatu tujuan, Alfred North Whitehead menempatkan proses dan bobot kehidupan dalam memahami pandangannya tentang moral di sini ia menjelaskan bahwa moralitas perlu ditempatkan dalam konteks dinamika kehidupan dalam perilaku ditempatkan dalam konteks dinamika kehidupan dalam perilaku seseorang dan bukan ditempatkan pada aturan-aturan atau hukum yang mengikat ataupun pada nilai-nilai absolut dan abstrak lepas dari gerak perubahan jaman dan pergulatan hidup manusia nyata.
Berdasarkan kenyatan bahwa Alfred North Whitehead menempatkan moralitas di bawah kategori importance atau bobot pengalaman hidup yang menyangkut segi kedalaman rasa serta kepentingan diri sejati si pelaku.
Bentuk-bentuk hidup yang lebih tinggi, secara aktif harus melibatkan diri dalam memodifikasi lingkungan mereka berkaitan dengan umat manusia, penanganan aktif arus lingkungan merupakan fakta paling menonjol dalam eksistensinya dalam hal ini Alfred North Whitehead menjelaskan penanganan aktif dalam lingkungan terletak pada adanya tiga golongan yang pertama dorongan untuk hidup kedua untuk hidup baik, ketiga untuk hidup lebih baik pada kenyataanya kiat hidup ialah pertama-tama untuk mempertahankan hidup, kedua untuk hidup dengan cara yang memuaskan dan ketiga untuk meraih peningkatan dalam kepuasan ini.
Menggunakan pengalaman estetis sebagai modal dasar, Alfred North Whitehead menekankan pentingnya intensitas atau kedalaman pengalaman dan bukan pertama-tama eksistensitas atau luas dan banyaknya yang dialamai, bagi Alfred North Whitehead kualitas kehidupan merupakan hal yang benar dalam mencapai tujuan hidup dan bukan ditentukan oleh kuantitas sebagaimana dalam pengalaman estetis, kedalaman dan intensitas pengalaman juga dimunculkan oleh adanya apa yang oleh Alfred North Whitehead disebut contrast, yakni keterpaduan yang selaras dari aneka ragam unsur.
Keluguan hidup yang tidak memberi keanekaragaman unsur pengalaman karena dalam menghayati hidup ini orang terlalu dibebani oleh rasa takut, sehingga tidak pernah berani bertualang atau mengambil resiko, tentu saja hal ini tidak akan membawa kearah kedalaman dan intensitas pengalaman. Dalam hal inilah Alfred North Whitehead begitu menekankan pentingnya kreativitas dan semangat bertualang (adventure).
Kreativitas berarti memperkembangkan daya kemampuan untuk memunculkan sesuatu yang baru dari bahan-bahan yang lama, bersikap statis dan apatis dengan menerima dan melanjutkan begitu saja tradisi yng diwarisi berarti suatu dekadensi atau kemerosotan. Dalam bertingkah laku seseorang tidak ditentukan oleh umur baik muda maupun tua, melainkan ditentukan oleh dorongan kreativitas untuk berbuat sesuatu dalam hal ini seseorang semakin hari semakin bertambah umurnya mereka menginginkan untuk tidak melakukan kesalahan, perkembangan hidup yang baik itu mengandalkan adanya tiga hal berikut: Pertama adanya suatu norma atau patokan yang diterapkan untuk mengatur kegiatan (the infusion of pattern). Kedua adanya penjagaan (stability). Dan ketiga, adanya modifikasi (modification) untuk kedua hal yang pertama diperlukan adanya kesetiaan untuk kedua hal yang pertama diperlukan adanya kesetiaan tradisi, sedangkan untuk hal yang ketiga diperlukan keberanian untuk mengambil sikap kritis terhadapnya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Alois A Nugroho, Fungsi Rasio Alfred Nort Whitehead, (Kanisius, Yogyakarta, 2001).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar