Skip to main content

Etika dan Estetika Alfred North Whitehead

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 24, 2013

Model dasar yang dipakai Alfred North Whitehead untuk menerangkan realitas adalah pengalaman estetika atau pengalaman keindahan dimana suatu perilau atau tatanan kehidupan merupakan tatanan estetika.
Menurut Alfred North Whitehead sesuatu yang baik dan yang sesuai dengan moral atau selaras merupakan keindahan karena antara keindahan dan bermoral akan terkait apabila ada kesatuan dari keanekaragaman dalam suatu pola tertentu yang memadukan antara keduanya tanpa menghilangkan salah satu dari estetika dan moral. Bedanya hanya kalau seni menekankan kedalaman pengalaman sekarang dan di sini, sedangkan moral mengacu pada akibat tindakan sekarang dan yang akan datang.
Menurut Alfred North Whitehead baik dalam seni maupun estetika, diakibatkan oleh adanya apa yang disebut sebagai Patterned Contrast yaitu keterpaduan untuk yang beragam dalam kesatuan pola tertentu. Baik dalam seni maupun dalam bermoral perlu adanya peresapan atau pemakaian suatu norma adanya stabilitas dan modifikasi norma tersebut, karena bila pengalaman itu sudah lewat, manusia selalu ingin kembali pada pengalaman yang sama tanpa adanya perubahan, hal inilah yang akan membawa pada kebosanan dalam pengalaman estetis.
Bagi Alfred North Whitehead keindahan itu lebih luas dan lebih mendasar dari pada kebenaran (beauty is wider and more fundamental than trut).
Maka tidak mengherankan bahwa di samping kebenaran masyarakat yang beradab mesti diajarkan pula oleh keindahan, keindahan dia mengerti sebagai saling penyesuaian beberapa faktor dalam situasi kejadian pengalaman (the mutual adaptitation of the several factors ini an occasion of experience).
Keindahan sebagai satu hal yang mencirikhaskan suatu masyarakat yang beradap mungkin bisa dimengerti sebagai karekterisasi simbolis dari kenyataan bahwa dalam masyarakat beradap diharapkan ada keterpaduan antara unsur yang berbeda. Nilai keindahan sebagian salah satu sifat yang menceritakan masyarakat yang beradab akan terwujud kalau dalam masyarakat terdapat suatu kestabilan yang dinamis.
Tujuan karya seni adalah keindahan yang benar, keindahan didasarkan atas kenyataan, dia mengerti bahwa seni sebagian usaha untuk secara sengaja menyesuaikan penampilan luar atau apa yang tampak dalam kenyataan.
Bagi Alfred North Whitehead seni merupakan alat analisis untuk memahami peradaban manusia, dalam proses perwujudan masyarakat yang beradab, tujuan pokoknya adalah pencapaian suatu keselarasan atau keterpaduan yang indah dan dinamis diantara unsurnya yang beraneka.
Perlunya suatu aturan untuk menjaga kesinambungan dengan masa lalu diperlukan adanya modifikasi, aturan oleh Alfred North Whitehead dirumuskan menjadi dua prinsip dasar moral yang tidak terpisahkan, yakni prinsip keteraturan (order) dan prinsip kasih (love).
Salah satu keberatan yang biasanya dikemukakan terhadap penganalogian etika dengan estetika adalah bahwa penganalogian tersebut mengabaikan adanya perbedaan dasariah diantara keduanya etika merupakan bidang yang menyangkut penilaian baik buruknya kelakuan atau benar salah satunya suatu tindakan berdasarkan norma-norma moral yang berlaku universal serta mengikat secara mutlak. Sedangkan estetika merupakan bidang yang menyangkut depresiasi indah jeleknya suatu objek atau karya seni dan apresiasi tersebut banyak bersifat subjektif karena menyangkut selera orang yang membuat apresiasi ataupun menikmatinya (beauty is on the eyes of the behorder) keindahan itu tergantung pada mata yang memandang.
Dalam hal ini, Alfred North Whitehead menyatakan bahwa estetika dalam pemahamannya bukanlah merupakan tergantung dari selera orang perseorangan dalam pemahaan Alfret Nort Whitehead, estetika mempunyai dasar objektif, teori seni Alfred North Whitehead adalah teori seni realistis dan naturalis, ia mengartikan dan menyangkut kenyataan keindahan dari alam.
Seorang seniman dalam pengertian Alfred North Whitehead tidak bisa secara sewenang-wenang mencipta, ia memang mempunyai kebebasan untuk mencipta atau mengekspresikan imajinasi kreatifnya. Alfred North Whitehead tidak sependapat dengan Aristoteles yang mengatakan bahwa karya seni harus dinilai sebagai suatu tiruan, yakni tiruan dunia alamiah dan dunia manusia.
Tetapi menurut Alfred North Whitehead seniman tidak bisa mengabaikan kenyataan objektif yang ada, karya seni bertujuan mengungkapkan dan mewujudkan keindahan yang benar (trutful beauty) dan salah satu ciri khas karya seni ciptaan manusia adalah bersifat artifisial yang berarti ada unsur kerekasaan, ada unsur pemunculan sesuatu yang tidak ada dalam alam ini namun sifat artifisial ini tidak dapat begitu rupa sampai mengabaikan sama sekali, kenyataan objektif yang ada baik itu menyangkut bahan, cara pembuatan, maupun pesan yang mau disampaikan.
Pengertian Alfred Nort Whitehead tentang seni sebagai the education of nature menyeimbangi dua konsep ekstrem tentang seni, yakni sebagai the sublimation of nature dan konsep seni sebagai the transformation of nature, dalam konsep yang pertama kurang mengharagi dan memberi tempat bagi kebebasan dan kemampan kreatif manusia, sedangkan konsep yang kedua kurang menyadari segi tuntutan, objektif dari kenyataan yang ada dan terlalu menekankan kebebasan serta kemampuan kreatif manusia.
Dalam masalah etika, emosi dan perasaan berperan penting karena itu pengaruh emosi dan perasaan dalam keputusan moral harus diperhitungkan yang baik dan yang jahat, yang benar dan yang salah tidak dapat dilepaskan dari orang yang menilainya.
Faktor yang berpegaruh terhadap manusia itu berbeda-beda, Kecuali faktor alam yang mempengaruhinya, orang yang juga berbeda karena faktor keturunan yang dibawa dari orang tua, karena pengalaman pendidikan dan sejarah hidupnya, perbedaan itu tidak hanya menyangkut perbedaan fisik, tetapi juga mental, etis, moral religus, menurut paham relativis manusia itu berbeda, berbeda pula dan penilaian dan keputusan etisnya, dimana yang baik dan yang jahat yang benar dan yang salah bukanlah perkara yang berdiri sendiri melainkan berhubungan erat, bahkan tergantung pada orang yang menilainya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Mudji Sutrisno SJ, Dkk, Estetika Filsafat Keindahan, (Kanisus, 1993). Alfred Nort Whitehead, Adventures of Ideas, (Mac Millan, London, 1961). J Sudarmanita Filsafat Proses (Sebuah Pengantar Sistematis Filsafat Alfred Nort Whitehead, (Kanisius, 1993).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar