Skip to main content

Metode Edutainment Belanbe dalam Pembelajaran

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 16, 2013

Metode ialah istilah yang digunakan untuk mengungkapkan pengertian cara yang paling tepat dan cepat dalam melakukan sesuatu. Edutainment adalah akronim dari kata education dan entertainment. Education artinya pendidikan dan entertainment artinya hiburan.
Dengan demikian edutainment memiliki arti pendidikan yang menyenangkan. Sedangkan secara terminology, edutainment as a form of entertainment that is designed to be educational. Juga bisa diartikan bahwa edutainment allows children to learn through play.
Pencipta metode Edutainment Belanbe, adalah Muji Santoso ketua LSM PAS (Peduli Anak Sekolah).
Secara epistemologis edutainment dapat dimaknai sebagai pembelajaran yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat dan menikmati proses pembelajaran yang rileks, menyenangkan dan bebas dari tekanan, baik fisik maupun psikis.
Adapun kata Belanbe, merupakan singkatan dari belajar dan bermain. Bagi seorang anak, bermain adalah pekejaannya. Bagi mereka, bermain tidak hanya menyenangkan, tetapi juga dibutuhkan bagi perkembangannya.
Sejak dahulu, para ahli memandang arti penting bermain bagi anak-anak. Seperti yang dikemukakan oleh Filosof Plato bahwa bermain dapat dijadikan media belajar yang baik. Begitu pula Aristoteles berpendapat bahwa anak-anak perlu didorong untuk bermain dengan apa yang akan mereka tekuni nanti.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode Edutainment Belanbe adalah suatu metode pembelajaran berbasis kompetensi yang aktif dan efisien, dirancang melalui suatu prinsip permainan dengan menggunakan alat peraga yang bisa menghibur. Konsep itu meliputi dua kepentingan anak-anak yakni bermain dan belajar.
Ada tiga asumsi yang menjadi landasannya metode Edutainment Belanbe, yaitu :
Perasaan positif (senang/gembira) akan mempercepat pembelajaran, sedangkan perasaan negatif seperti sedih, takut, terancam dan merasa tidak mampu, akan memperlambat belajar atau bahkan bisa menghentikannya sama sekali. Dan upaya menciptakan kondisi ini, maka konsep edutainment belanbe mencoba memadukan dua aktivitas yang tadinya terpisah dan tidak berhubungan, yakni pendidikan dan hiburan atau belajar dan bermain.
Jika seseorang mampu menggunakan potensi nalar dan emosinya jitu, maka ia akan membuat loncatan prestasi belajar secara berlipat ganda, hal ini merupakan peluang dan sekaligus tantangan yang menggembirakan bagi kalangan pendidik.
Apabila setiap pembelajaran dapat dimotivasi dengan tepat dan diajar dengan cara yang benar, cara yang menghargai gaya belajar dan modal itas mereka, maka mereka semua akan dapat mencapai hasil belajar maksimal dan optimal. Pendekatan yang digunakan adalah membantu siswa untuk bisa mengerti kekuatan dan kelebihan mereka, sesuai dengan gaya belajar mereka masing-masing.
Berdasarkan teori belajar, maka bisa ditemukan beberapa prinsip yang menjadi karakteristik dari konsep Edutainment Belanbe, yaitu :
  1. Suatu rangkaian pendekatan dalam pembelajaran untuk menjembatani jurang pemisah antara proses mengajar dan proses belajar, sehingga diharapkan bisa meningkatkan motivasi dan hasil belajar.
  2. Konsep dasar Edutainment Belanbe, seperti halnya konsep belajar akselerasi, berupaya agar pembelajaran yang tejadi beiangsung dalam suasana yang kondusif dan menyenangkan.
  3. Konsep Edutainment Belanbe menawarkan suatu sistem pembelajaran yang dirancang dengan jalinan yang efisien, meliputi diri peserta didik, guru, proses pembelajaran dan lingkungan pembelajaran.
  4. Proses dan aktivitas pembelajaran tidak lagi tampil dalam wajah yang menakutkan, tetapi dalam wujud yang humanis dan dalam interaksi edukatif yang terbuka dan menyenangkan.
Berdasarkan empat karakteristik Edutainment Belanbe yang melandasi berbagai praktek pembelajaran yang menyenangkan, maka karakteristis pembelajaran yang menyenangkan itu antara lain, adanya lingkungan belajar nyaman dan mendukung suasana pembelajaran yang gembira dan menyenangkan, materi pembelajaran yang relevan dan bermakna, pembelajaran bersifat sosial, membuat jalinan kerjasama diantara siswa, hakikat belajar adalah memahami dan menciptakan sendiri makna dan nilai yang dipelajari dan menjadikan aktivitas fisik sebagai bagian dari proses belajar .
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2007). Moh. Roqib, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta: LkiS Printing Cemerlang, 2009). Robert Andrews, The Routledge Dictionary of Quotations, (London: Routledge & Kegan Paul, 1987). Ustamir Pedak dan Maslichan, Potensi Kekuatan Otak Kanan dan Otak Kiri, (Yogyakarta: Diva Press, 2009).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar