Skip to main content

Teori Pembelajaran Partisipatif

Oleh: AnonymousPada: January 21, 2013

Pembelajaran Partisipatif (Participative Teaching and Learning), merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran.
Pembelajaran partisipatif pada intinya dapat diartikan sebagai upaya atau cara pendidik untuk mengikut sertakan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang meliputi tiga tahap, yaitu tahap perencanaan program, pelaksanaan program dan penilaian program. Ketiga tahapan-tahapan tersebut dapat diuraikan penjelasannya sebagai berikut :
Tahap perencanaan (Program Planning) adalah keterlibatan peserta didik dalam kegiatan mengidentifikasi kebutuhan belajar, permasalahan, sumber-sumber atau potensi yang tersedia dan kemungkinan hambatan dalam pembelajaran.
Tahap pelaksanaan program (Program Implementation) adalah keterlibatan peserta didik dalam menciptakan iklim yang kondusif untuk belajar. Dimana salah satu iklim yang kondusif untuk kegiatan belajar adalah pembinaan hubungan antara peserta didik, dan antara peserta didik dengan pendidik sehingga tercipta hubungan kemanusiaan yang terbuka, akrab, terarah, saling menghargai, saling membantu dan saling belajar.
Tahap penilaian program (Program Evaluation) adalah keterlibatan peserta didik dalam penilaian pelaksanaan pembelajaran maupun untuk penilaian program pembelajaran. Penilaian pelaksanaan pembelajaran mencakup penilaian terhadap proses, hasil dan dampak pembelajaran.
E.Mulyasa dengan meminjam pemikiran Knowles, Dia menyebutkan indikator pembelajaran partsipatif, yaitu:
  1. Adanya keterlibatan emosional dan mental peserta didik;
  2. Adanya kesediaan peserta didik untuk memberikan kontribusi dalam pencapaian tujuan;
  3. Dalam kegiatan belajar terdapat hal yang menguntungkan peserta didik.
Selain indikator-indikator di atas terdapat juga ciri-ciri khusus dari model pembelajaran partisipatif yang dapat dilihat dari kegiatan pembelajarannya yang meliputi:
  1. Sumber belajar menempatkan diri pada posisi yang tidak serba mengetahui terhadap semua bahan belajar. Memandang warga belajar sebagai sumber yang mempunyai nilai dan manfaat dalam kegiatan belajar.
  2. Sumber belajar memainkan peranan membantu warga belajar dalam melakukan kegiatan belajar. Kegiatan belajar ini didasarkan atas kebutuhan belajar warga belajar.
  3. Sumber belajar memotovasi warga belajar agar berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan dalam mengevaluasi program pembelajaran yang dijalaninya.
  4. Sumber belajar bersama warga belajar melakukan kegiatan saling membelajarkan dalam bentuk bertukar fikiran mengenai isi,proses, dan hasil belajar serta pengembangannya.
  5. Sumber belajar berperan membantu warga belajar dalam menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif, sehingga warga belajar dapat melibatkan diri secara aktif dan bertanggungjawab dalam proses kegiatan pembelajaran.
  6. Sumber belajar mengembangkan kegiatan belajar kelompok.
  7. Sumber belajar mendorong warga belajar untuk meningkatkan semangat berprestasi, semangat berkompetisi menghadapi tantangan yang berorientasi pada perbaikan kehidupan yang lebih baik.
  8. Sumber belajar mendorong dan membantu warga belajar untuk mengembangkan kemampuan memecahkan masalah di dalam dan terhadap kehidupan yang dihadapinya sehari-hari.
  9. Sumber belajar dan warga belajar secara bersama-sama mengembangkan kemampuan antisipasi dan partisipasi.
  10. Pembelajaran mencapai otonomi dan integrasi dalam kegiatan individual dan kehidupan sosialnya.
Untuk lebih memperjelas pengertian model pembelajaran partisipatif perlu juga diketahui prinsip-prinsip landasan pelaksanaanya, seperti dikemukakan oleh Sudjana, bahwa pembelajaran partisipatif biasanya dilandaskan pada prinsip-prinsip :
Berdasarkan Kebutuhan Belajar (Learning Needs Based). Kebutuhan belajar adalah setiap keinginan atau kehendak yang dirasakan dan dinyatakan oleh seseorang, masyarakat, atau organisasi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan/atau sikap tertentu melalui kegiatan pembelajaran. Kebutuhan ini bersumber dari peserta didik atau calon peserta didik.
Berorientasi pada Tujuan Kegiatan Pembelajaran (Learning Goals and Objectives Oriented). Tujuan pembelajaran disusun dan dirumuskan berdasarkan kebutuhan belajar peserta didik dengan mempertimbangkan latar belakang pengalaman peserta didik, potensi yang dimiliki, sumber-sumber yang tersedia di lingkungan, serta hambatan yang mungkin ada.
Berpusat pada Peserta didik (Participant Centered). Kegiatan pembelajaran yang dilakukan didasarkan atas dan disesuaikan dengan latar belakang kehidupan peserta didik. Selain itu, peserta didik dilibatkan dalam merumuskan tujuan, mengoperasionalkan program, dan mengevaluasi hasil kegiatan.
Berangkat dari Pengalaman Belajar (Experiential Learning). Prinsip ini memberi arah bahwa kegiatan pembelajaran partisipatif disusun dan dilaksanakan dengan berangkat dari hal-hal yang telah dikuasai oleh peserta didik atau dari pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Silberman Mel, Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 1996). Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1995).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar