Skip to main content

Biografi Maulana Muhammad Ali

Oleh: AnonymousPada: January 19, 2013

Maulana Muhammad Ali adalah nama seorang mantan presiden gerakan Ahmadiyah Lahore. lahir pada 1876 di Murar, suatu kampong di kawasan Kapurthala, India. Ayahnya bernama Hafiz Fath Din, kepala kampung tersebut.
Menurut S. Muhammad Tufail, Maulana Muhammad Ali adalah seorang brilliant yang memiliki otak cemerlang. Sebelum genap berusia lima tahun, la sudah masuk sekolah. dasar di kampungnya. Setelah menamatkan pendidikan menengahnya, pada 1890, ia masuk Government College Lahore, dan ditempuhnya selama lima tahun. Lulus Fakultas Sastra (Faculty of Arts) pada 1892, Bachelor of Arts (B.A.) pada 1894, dan Master of Arts (M.A.) pada 1895. Di samping itu, ia juga belajar di Universitas Punjab mengambil jurusan Matematika dan Hukum. Sejak 1894, dalam usia relatif muda (19 tahun), sambil menyelesaikan program M.A. di Government College, Maulana Muhammad Ali menjadi dosen dalam bidang Matematika di Islamia College Lahore. Dari 1897 sampai 1900, ia diangkat menjadi Profesor (Guru Besar) di Oriental College Lahore. Kemudian ia menerjunkan diri dalam bidang Hukum di Gurdarpur. Terakhir, atas anjuran Mirza Gulam Ahmad, pendiri gerakan Ahmadiyah Qadiani, ia menjadi editor Review of Religions.
Maulana Muhammad Ali sudah mengenal dan aktif menjadi pengikut gerakan Ahmadiyah sejak 1892, ketika ia menjadi mahasiswa Government College. Ketika Mirza Gulam Ahmad meninggal dunia pada 1 Desember 1905, Ia berusaha meneruskan dan mengembangkan gerakan Ahmadiyah di Lahore, dengan beberapa penyempurnaan dan koreksi seperlunya. Kemudian ia pun menjadi presiden gerakan Ahmadiyah Lahore.
Maulana Muhammad Ali termasuk seorang penulis yang produktif, dan telah berhasil melahirkan beberapa buah karya yang sangat penting bagi perkembangan Islam umumnya dan gerakan Ahmadiyah khususnya. Di antara buah karyanya yang terpenting adalah: An English Translation of the Holy Qur'an with Commentary, The Religion of Islam (Islamologi), Muhammad the Prophet, Early Caliphate, Living Thought of the Prophet Muhammad, The Babi Movement, A Manual of Hadith, Bay an al-Qur'an, Fadbl al-Bari (Translation and Commentary of Sahih al-Bukhari), The Ahmadiyyah Movement, dan lain-lain.
Maulana Muhammad Ali, pemimpin Muslim India terkenal, adalah tokoh paling menonjol di antara para patriot bangsanya. Berkepribadian dinamis, ia jauh mengungguli rekan-rekannya kaum politisi India pada zamannya. Dia berhasil menanamkan keberanian dan rasa percaya diri di dalam benak massa yang bersikap tidak acuh terhadap politik, hingga membangunkan mereka dari tidur yang lelap.
Kepemimpinan yang tegar dan pengorbanannya yang tanpa pamrih sangat membantu melenyapkan rasa rendah diri, yang oleh penguasa asing telah ditanamkan antara jutaan penduduk anak benua itu. Ini pada gilirannya membangkitkan keberanian rakyat menentang serbuan kekuasaan asing. Politik kerja sama dengan pemerintah Inggris yang dilakukan Sir Syed Ahmad Khan dan rekan-rekannya, akhirnya tersingkir untuk memberi tempat kepada politik revolusioner Maulana Muhammad Ali dan Abul Kalam Azad. Dengan ini perhatian umat Islam India beralih pada saingan gerakan Pan Islam dan restorasi khilafat.
Selama di Universitas, Muhammad Ali menjadi aktivitas bidang ekstra-kurikulum, dan mendapatkan reputasi sebagai penyair, orator, dan penulis. Pada 1896, dalam usia 18, ia lulus B.A. dengan nilai terbaik dari Universitas Allahabad, yang mengadakan ujian kenaikan tingkat untuk seluruh gabungan provinsi.
Muhammad Ali mengekspos kecongkakan para anggota staf Eropa yang menguasai Universitas Aligarch pada waktu itu. Menurut temannya, Sajjad Haidar Yaldarama, rektor Universitas berbangsa Eropa merasa lega ketika Muhammad Ali meninggalkan Universitas untuk pergi ke Inggris. Muhammad Ali sering secara terang-terangan mengkritik staf berbangsa Eropa. Pandangannya yang dengan bebas dikemukakan dalam perdebatan di depan ruang kuliah, tentang berbagai isu nasional dan internasional sangat mempermalukan para profesor Eropa.
Empat tahun di Lincoln College, Inggris, ia mendapatkan B.A.nya dalam sejarah modern. la menonjol sebagai presiden pertama Majlis India di Universitas Cambridge. Untunglah ia tidak dipilih masuk dinas pemerintahan sipil di India, yang waktu itu hanya tersedia bagi beberapa orang yang mendapatkan hak-hak istimewa. Andai kata sebaliknya yang terjadi, India mungkin akan kehilangan sebuah pribadi paling bersemangat dan paling dinamik dalam sejarah modern India. Sekembalinya dari Inggris, Muhammad Ali diangkat menjadi kepala pendidikan Negara Bagian Rampur.
Maulana Muhammad Ali memainkan peran penting dalam mempersiapkan bangsa India, khususnya umat Islam negeri itu bagi perjuangan kemerdekaan. Di bawah pimpinannya yang dinamis, kaum Muslimin tumbuh menjadi bangsa yang kuat dan tegar. Sebagai seorang anti imperialis yang pantang mundur, ia mendominasi kepemimpinan nasional selama perempat bagian pertama abad ini.
Ketika Liga Muslim didirikan, 1906, ia berada di Dacca bersama Mohsimul Mulk dan Waqar-ul-Mulk. Merekalah yang menganjurkan dia menulis Buku Hijau, yang merupakan laporan musyawarah pembentukan liga tersebut. Sesungguhnya, ia dapat dianggap sebagai salah seorang pendiri Liga Muslim seluruh India, bersama Mohsimul Mulk, Wiqaaril Mulk, Nawab Samiallah dai Dacca, dan Agha Khan.
Dalam Comrade Muhammad Ali menulis, "Bila dipandang dari sudut etimologi, Pan Islamisme adalah suatu isu nafsu dan prasangka tiada nilainya. Jikapun ada artinya, Pan Islamisme menunjuk pada sejumlah sentimen dan aspirasi di antara kaum Muslimin di seluruh dunia, seperti yang dilahirkan oleh agama itu sendiri. Dalam hal ini, Islam mengandung pengertian yang sama seperti yang terdapat dalam kepercayaan dan idealisme yang biasa ditemui pada ras-ras pemeluk Islam tertentu.
Kritiknya yang tajam dan pengaruhnya yang besar terhadap kebangkitan semangat perjuangan melawan imperialis, tidak dapat diabaikan begitu saja oleh pemerintah Inggris. la malahan disekap di kamp tawanan selama sekitar lima tahun, dari 23 November 1915 hingga tahun 1919. Waktu ia dibebaskan, 1919, keadaan internasional sudah berubah total. Perang Dunia telah usai, Turki yang sangat tertekan oleh Perjanjian Versailles, membuat eksistensi bangsa itu, menjadi taruhan. Turki jadinya berada dalam bahaya kemusnahan total: Llyod George berangan-angan menghapuskan Turki dari peta Eropa.
Muhammad Ali berkeliling hampir ke seluruh anak benua, dari oktober 1920 sampai penangkapan untuk diadilinya dia di Karaci, 1 September 1921. Seolah-olah bertempat tinggal di sebuah gerbong kereta api, dalam masa itu ia berhasil membangkitkan rakyat India dari apatisme dan kelambanan, dan memberi suntikan kesadaran politik baru. Itulah hasil kerja kerasnya selama 8 tahun yang sebenarnya waktu sangat pendek untuk pekerjaan yang maha besar itu.
Tahun 1923, Muhammad Ali terpilih menjadi presiden Kongres Nasional India. la mengucapkan pidato pengangkatan yang mengesankan dalam suatu sidang penting di Cocanada, tahun 1923 itu juga. Pandit Nehru, sekretarisnya, mempersembahkan satu bab penuh tentang sidang itu di dalam otobiografi Nehru. Buah pikiran dan gaya bahasa pidatonya itu tiada tandingannya dalam sejarah panjang A.I.C.C.
Maulana Muhammad Ali mengembuskan nafas yang terakhir pada 4 Januari 1931, dan dimakamkan di dekat Masjid Aqsa, dekat Yerusalem. Kematiannya membawa kemurungan di Timur, teman maupun lawan ikut berduka cita. la sangat dihormati, bahkan oleh orang-orang besar di dunia. Dr. Iqbal, penyair Timur, mengatakan, “Saoe-gardun rafs zen rate ki paihanbar guzasht.” (la menuju surga melalui jalan yang telah ditempuh oleh nabi-nabi Islam).
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Tim Penulis IAIN Syarif Hidayatullah, Ensiklopedi Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, Anggota IKAPI, 1992).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar