Skip to main content

Pengertian Keluarga dalam Berbagai Tinjauan

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 19, 2012

Secara bahasa, kara keluarga berasal dari rangkaian kata Kawula dan warga. Kawula artinya abdi yakni hamba sedangkan warga berarti angggota.
Keluarga secara biologis merupakan kumpulan dari laki-laki dan perempuan yang membentuk suatu ikatan suami istri dengan atau tanpa anak untuk dapat hidup bersama. Dalam sebuah kelurga mempunyai suatu beban atau tugas untuk berkembang biak. Disamping itu adalah tempat dimana seseorang akan mendapatkan kebutuhan biologis yang dibutuhkan sebagai manusia.
Secara sosiologis keluarga merupakan unit atau satuan masyarakat terkecil yang sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Keluarga sebagai pengantar pada masyarakat besar, sebagai penghubung pribadi dengan struktur sosial yang lebih besar.
Menurut Hasan Shadily yang dikutip oleh Rehani bahwa ditinjau dari perspektif psikologi, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dan bertempat tinggal sama yang masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin, sehinga terjadi saling mempengaruhi, dan saling memperhatikan
Sedangkan bila dilihat dari sudut pandang paedagogis, keluarga adalah satu persekutuan hidup yang dijalin oleh kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri.
Pembentukan keluarga di dalam Islam bermula dengan terciptanya hubungan suci yang terjalin antara seorang lelaki dan perempuan melalui perkawinan yang halal, memenuhi rukun-rukun dan syarat sahnya. Oleh sebab itu kedua suami istri itu merupakan dua unsur utama dalam keluarga. Dan ketika suami istri itu dikaruniai seorang anak maka anak­anak itu menjadi unsur utama ketiga pada keluarga tersebut di samping dua unsur sebelumnya.
Dengan demikian, pengertian keluarga adalah kesatuan hubungan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang dilakukan dengan melalui akad nikah. Keluarga menjadi fondasi bagi berkembang majunya masyarakat. Pembinaan kehidupan keluarga merupakan prioritas utama yang telah dimulai jauh sebelum keluarga tersebut terbentuk. Oleh karena itu, setiap orang yang mempunyai hasrat untuk membentuk keluarga harus memenuhi beberapa prasyarat yang sangat menentukan yaitu motivasi berkeluarga, kesiapan calon yang akan berkeluarga, serta pemilihan calon pendamping.
Pembentukan keluarga diawali dengan terciptanya hubungan suci yang terjalin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan melalui perkawinan yang sah, sesuai kriteria rukun-rukun maupun syarat-syaratnya. Pernikahan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dengan pernikahan yang sah pergaulan antara pria dan wanita menjadi terhormat.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Mahmud Yunus, Kamus-Arab Indonesia, (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990). Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta, Rineka Cipta, 1991). Tohari Musnamardi, Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam, (Yogyakarta: UII Pers, 1992). Sayekti Pujo Suwarno, Bimbingan Dan Konseling Keluarga, (Yogyakarta: Menara Mas Offset, 1994). William J Gode, Sosiologi Keluarga, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1983). Rehani, Berawal Dari Keluarga (Jakarta: Hikmah,2003). Muhammad sochib, Pola Asuh Orang Tua Untuk Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998). Ibnu Musthafa , Keluarga Islam Menyongsong Abad 21, (Bandung: Al-Bayan, 1993).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar