Skip to main content

Nabi Isa as menurut al-Quran

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 13, 2012

Nama Isa as dalam al-Quran disebut dengan ‘Isa as putera Maryam, al­-Masih, Isa as dan putera Maryam. Disebut Isa as putera Maryam karena dia adalah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita yang bernama Maryam. Ia tidak dinisbahkaan kepada nama seorang bapak, karena kelahirannya merupakan mukjizat dari langit. Isa as merupakan nama kecilnya, dalam bahasa Arab ‘Isa as dan Esau (dalam bahasa Yahudi) serta dalam bahasa Ibrani disebut Yeshua.
Kata al-Masih ditemukan di dalam al-Quran sebanyak sebelas kali, semua menunjuk kepada Isa as. Para ahli tafsir mengemukakan dua kemungkinan arti
Nama Isa as dalam al-Quran disebut dengan ‘Isa as putera Maryam, al­-Masih, Isa as dan putera Maryam. Disebut Isa as putera Maryam karena dia adalah anak yang dilahirkan oleh seorang wanita yang bernama Maryam. Ia tidak dinisbahkaan kepada nama seorang bapak, karena kelahirannya merupakan mukjizat dari langit. Isa as merupakan nama kecilnya, dalam bahasa Arab ‘Isa as dan Esau (dalam bahasa Yahudi) serta dalam bahasa Ibrani disebut Yeshua.
Kata al-Masih ditemukan di dalam al-Quran sebanyak sebelas kali, semua menunjuk kepada Isa as. Para ahli tafsir mengemukakan dua kemungkinan arti dari kata tersebut, yaitu pertama, bila ia terambil dari kata Masaha, maka artinya adalah yang diusapi, disebut al-Masih karena ia sering mengusap kepala orang-orang dengan air untuk mensucikan mereka Kedua, kata al-Masih terambil dari kata Saha Yasihu yang berarti berwisata, karena Isa as dikenal banyak berpindah­pindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk menyampaikan kabar baik melalui dakwahnya.
Atas kekuasaan Allah swt dia dilahirkan hanya perantara ibu saja, tidak seperti kelahiran manusia biasa yang ada ibu dan bapaknya. Kejadian yang luar biasa ini untuk menunjukkan kepada seluruh umat manusia, sesungguhnya Allah swt dapat menciptakan manusia tanpa perantara ibu maupun ayah seperti Nabi Adam, ini semua menjadi ujian bagi manusia apakah bertambah imannya pada Allah, ataukah bertambah ingkar (kufur) kepada Allah swt.
Pada tahun 622 sebelum hijriah lahirlah Nabi Isa as, ibunya bernama Maryam binti Imran, Maryam anaknya Imran tapi semasa kecil Maryam telah diasuh oleh keluarga Nabi Zakariya. Maryam adalah sosok wanita yang cantik, solehah.
Allah berfirman dalam Q. S Ali Imran ayat 45-47:
Ingatlah ketika Malaikat berkata: Hai Maryam! Sesungguhnya Allah memberi kabar suka kepadamu dengan kalimat dari padaNya yakni (menciptakan) seorang anak bernama al-Masih ‘Isa as anak Maryam yang mempunyai kebesaran di atas dunia dan di akhirat dan adalah dia salah satu anak yang dekat pada Allah”. (45) Ia bercakap-cakap dengan manusia sejak dalam buaian (ketika kecil) dan ketika besarnya dan dia salah seorang yang saleh”. (46) Maryam berkata: ’Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.’ Allah berfirman (dengan perantara Jibril): Demikian Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: Jadilah, lalu jadilah dia”. (47).
Menurut al-Quran surat Ali Imran ayat 45-46, Jibril membawa kabar gembira kepada Maryam akan kelahiran seorang anak darinya yang akan dipanggil Isa as putera Maryam. al-Quran sekali lagi menekankan bahwa Isa as adalah putera Maryam, bukan putera yang lain. Jibril memberitahukan kepada Maryam bahwa Isa as akan dihormati dan dia bisa berbicara pada saat dia masih kecil sebagai bukti bahwa Maryam tidak bersalah dari tuduhan perzinaan yang sudah dilontarkan oleh orang-orang Yahudi kepadanya.
Jibril mengatakan kepada Maryam bahwa dia akan melahirkan anak, dia sangat terkejut sekali mendengarnya, seperti yang terdapat dalam al-Quran surat Ali Imran ayat 47. Ayat diatas menjelaskan bahwa sangat terkejutlah Maryam karena selama ini dia belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun.
Maryam melahirkan Isa as, setelah itu Maryam pergi dari tempat yang jauh karena ejekan-ejekan dari masyarakat, merasa kesakitan dalam perjalanannya Maryam istirahat dibawah pohon kurma, lalu Jibril datang dan menyerunya dari tempat yang rendah, “Janganlah bersedih kamu, sesungguhnya Tuhanmu telah menjadikan anak sungai dibawahmu dan goyanglah pangkal pohon kurma itu kearahmu, niscaya pohon itu akan berguguran jatuh kebawah”lalu makan dan minumlah Maryam dibawah pohon Kurma itu.
Isa as yang lahir tanpa perantara ayah tidak menjadikannya anak Tuhan atau bukan manusia, karena sebagaimana dijelaskan al-Quran, Allah bisa menciptakan Adam tanpa ayah atau ibu, dan dia dapat saja dengan mudah menciptakan Isa as tanpa ayah, kalau penciptaan Adam tidak menjadikannya anak Allah, maka demikian pula dengan penciptaan Isa as.
al-Quran tidak menyebutkan kapan dimulainya tugas kenabian Isa as dan dimana tempat diturunkannya wahyu beserta kitab sucinya, tetapi perintah kenabian Isa as pada umumnya dikenal sejak diterimanya kabar gembira oleh ibunya (Maryam) atas kelahirannya, dan sejak ia dapat berbicara kepada Bani Israil, ketika masih dalam buaian. Injil Barnabas menceritakan bahwa Nabi Isa as menerima wahyu kitab suci umur 30 tahun melalui malaikat jibril.
Isa as adalah hamba Allah yang dijadikan oleh Allah sebagai nabi dan diberikannya kitab suci sebagai pedoman dia menyebarkan ajaran Allah yaitu Injil. Allah berfirman dalam surat Maryam 30:
Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang Nabi”. (Q.S. Maryam: 30)
al-Quran telah menegaskan bahwa risalah Isa as adalah untuk Bani Israel saja. Isa as membenarkan empat fakta penting bahwa dia adalah seorang nabi saja, dia diutus untuk Bani Israel saja, dia datang untuk membenarkan hukum Taurat Musa, dan bahwa seorang Nabi akan datang setelah dirinya. Firman Allah di dalam Q.S Asf-Shaff 6:
Dan ingatlah ketika ‘Isa as ibnu Maryam berkata: ‘Hai Bani Israel, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhmmad). Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membaawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: “ini adalah sihir yang nyata.
Tentang kematiannya Nabi Isa as, al-Quran, Allah berfirman dalam Q. S An-Nisa 157:
Dan karena ucapan mereka:”sesungguhnya kami telah membunuh al-Masih, ‘Isa as putera Maryam, rasul Allah’, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupai dengan ‘Isa as bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) ‘Isa as, benar-benar dalam keragu­raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu kecuali mengikuti prasangka belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa as”. (QS. An-Nisa 157) 14
Ayat di atas dapat dipahami bahwa Allah memberitahukan Isa as tidak dIsa aslib atau dibunuh, tetapi mereka salah mengira siapa yang dibunuh sebenarnya.
Pada hari kiamat Nabi Isa as tidak mau mempertanggungjawabkan kelakuan umat Nasrani yang menyembahnya itu sebab beliau tidak pernah mengajarkan hal kekafiran seperti itu. Allah berfiman dalam surat al-­Maidah 116-117:
Hai ‘Isa as putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: Jadikanlah aku dan ibuku dua orangTuhan selain Allah?. Isa as menjawab: ‘Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku mengatakan.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Hilmi ‘Ali Sya’ban, Nabi Isa as, terj. Fathorrahman (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004). Ahmed Deedat, Umat Islam Belajarlah Tentang Yesus (Isa as a.s), terj. Nurudin Prihartono (Yogyakarta: Media Insani, 2003). M. Quraish Shihab, Tafsir Mishbah (Jakarta: Lentera Hati, 2000). Ma’shum, Kisah Teladan 25 Nabi (Semarang: Bintang Pelajar, 1994). Hasbullah Bakry S.H, Nabi Isa as Dalam Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW. dalam Bible (Jakarta: PT. Mutiara Sumber Widya, 2004). Tim Tashih Departemen Agama, Al-Quran dan Tafsirnya (Semarang: PT. Citra Effhar, 1993). Muhammad Ali Al-Khili, Kebenaran Hakiki Ajaran Yesus (Bandung: Pustaka Dai, 2004). Abu Al-Fida’ Ismail bin Katsir, Kisah Para Nabi, terj. M. Abdul Ghoffar E. M (Jakarta:Pustaaka Azam, 2003). R. H. A. Soenarjo, dkk., Al-Quran dan Terjemahannya, Yayasan (Jakarta: PT. Serajaya Santra, 1984).

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar