Skip to main content

Ajaran Ketuhanan Kristen

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: December 14, 2012

Dalam agama Kristen Katolik maupun Protestan sebagaimana diuraikan dalam Kredo Iman Rosuli, ajaran Ketuhan Kristen, adalah Tritunggal, yakni terdiri dari Allah (baca: Alah) Bapa, Allah Putera dan Roh Kudus. Ketiga-tiganya adalah pribadi Allah. Allah Maha Kuasa, Maha Sempurna, Maha Tahu, Maha Kuasa dan bersifat Kekal. Oleh karenanya maka ketiganya dihormati dan disembah dengan cara yang sama. Namun, walaupun unsurnya tiga, ia hanya satu Allah, karena tiga per satu; maka disebut dengan Tri Tunggal Yang Maha Kudus.
Untuk dapat mengetahui ajaran Ketuhan Kristen tersebut, manusia memerlukan akal Illahi, yang justru tidak dimiliki oleh manusia. Manusia dapat mengetahui bahwa Allah terdiri dari tiga pribadi, karena Yesus Kristus mewahyukan rahasia tersebut kepada manusia.
Umat Kristiani pada umumnya bersyukur kepada Allah Tritunggal, karena Allah Bapa adalah pencipta segala sesuatu, karena Allah Putera telah menebus dosa manusia dan karena Roh Kudus mensucikan manusia. Secara ringkas, kepercayaan umat Kristen mengenai Tritunggal tersebut akan diuraikan berikut ini.
Allah Bapa
Allah Bapa adalah pencipta langit dan bumi serta segala yang terdapat di dalamnya. Allah Bapa ada di dalam surga. Allah Maha Kasih terhadap segala ciptaan-Nya, terutama kepada manusia. Oleh karena itu, Allah senantiasa menampakkan diri-Nya kepada manusia, sebagaimana pernah dilakukannya kepada Nabi Musa. Allah selalu bersabda kepada manusia sebagaimana digambarkan dalam perjanjian lama, yaitu Allah bersabda melalui bangsa-bangsa dan para Nabi. Tujuannya Allah menampakkan diri dan bersabda melalui para nabi itu adalah untuk menunjukkan kepada manusia siapa Dia dan apa yang dilakukannya. Namun, penampakan Allah dengan cara-cara seperti itu masih memungkinkan manusia jatuh dalam kesalahan memandang diri-Nya. Puncak penampakan Allah kepada manusia itu adalah kedatangannya ke dunia dalam diri Yesus Kristus sebagai tanda kasih­Nya.
Allah Bapa kekal adanya. Tiada permulaan dan tidak ada berpenghabisan. Senantiasa ada dan akan selalu ada. Allah tidak berubah seperti ciptaan-Nya. Allah Bapa juga selalu memelihara umat manusia dan segala ciptaan lainnya. Allah tidak menghendaki kesengsaraan bagi manusia dan tidak menginginkan manusia terkena mati. Sengsara dan maut datang di dunia karena dosa. Dosa manusia itulah yang mendatangkan sengsara bagi dirinya sendiri dan bagi sesama manusia. Jika Tuhan mendatangkan kesengsaraan kepada manusia, maka itu adalah tidak lain untuk keselamatannya sendiri. Sengsara dapat merupakan hukuman yang bermanfaat, di samping juga dapat merupakan cara untuk memelihara manusia.
Yesus Kristus
Yesus Kristus sebagai penebus dosa umat manusia tampak berbeda dengan para nabi sebelumnya dan para ahli kitab. Doktrin umat Kristiani memang mengajarkan kepercayaan bahwa Yesus lah yang menanggung sengsara di kayu salib, bukan orang lain, bukan penjahat, tetapi Tuhan sendiri. Yesus Kristus rela mati disalib karena dia memenuhi kehendak Allah Bapa untuk menebus dosa manusia. Tanpa itu, dosa manusia tidak akan terampunkan.
Roh Kudus
Roh Kudus keluar dari Allah Bapa dan Allah Putera. Roh Kudus diutus oleh Yesus Kristus dari Bapa kepada manusia, karena Yesus tidak menghendaki manusia sendirian. Roh Kudus turun ke dunia, yaitu kepada para rasul dan murid-murid Yesus dan selanjutnya kepada gereja pada hari Pantekosta, hari ke-50 sesudah Paskah atau hari ke- 10 setelah kenaikan Yesus ke surga. Dapat dikatakan bahwa yang bekerja di dunia sekarang ini adalah Roh Kudus.
Apabila seorang karena imannya, karena selalu berdoa, mengikuti segala kemauan dan ketentuan aturan Tuhan, maka ia akan dipenuhi Roh Kudus, sehingga ia akan mendapatkan apa yang disebut dalam Gereja Katholik “kehidupan berahmat”, yaitu orang-orang yang termasuk orang-orang yang suci tanpa dosa.
Agama Nasrani memuja dan menyembah Tuhan yang Maha Esa dengan jejer tiga, yaitu Tuhan Bapa, Tuhan Putera (Yesus Kristus) dan Roh Kudus
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Hilma Hadikusuma, Antropologi Agama Bagian II (Pendekatan Budaya Terhadap Agama Yahudi, Kristen, Katolik, Protestan, dan Islam), (PT. Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1993). Odbjorn Loirvik, Yesus dalam Literatur Islam (Lorong Baru Dialog Kristen Islam), terj Ali Nur Zaman, (Fajar Pustaka Baru, Yogyakarta, 2002). Arkhimandrit Daniel Bambang, Allah Tritunggal, (Satya Widya Graha, Jakarta, 2001).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar