Skip to main content

Syetan menurut al-Quran

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 23, 2012

Kata syetan berasal dari kata benda syathana yang mempunyai arti ba’uda (jauh), yaitu jauh dari kebenaran. Syathana juga berarti khalafa, yang artinya adalah menyalahi yaitu menyalahi hal-hal yang benar.
Syathana sebagai asal kata syetan,juga memiliki arti dakhala, yang artinya masuk, yaitu yang suka masuk ke dalam jiwa manusia untuk menggoda dan mempengaruhi manusia agar ikut melakukan perbuatan dan jejak langkah syetan itu.
Sebagaimana bangsa manusia, syetan dan jin juga terdiri dari dua jenis yaitu jenis laki-laki dan jenis perempuan. Dalam al-Quran, kata syetan tidak hanya digunakan dengan arti syetan saja, tetapi sesungguhnya syetan juga merupakan jenis makhluk halus yang merupakan person, dengan arti syetan manusia yaitu berupa sifat yang dimiliki syetan dengan menjalankan laku perbuatan yang meniru jejak langkah syetan. Dalam firman Allah surat al-An‘am ayat 112-113 dijelasakan sebagai berikut:
Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu Syetan-syetan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebagaimana mereka membisikkan kepada sebagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia) jika kalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakanya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan.”
Tujuan utama yang ingin dicapai syetan tidak lain adalah menjebloskan manusia ke dalam neraka serta mencegah manusia untuk mendapatkan surga. Cara syetan menggelincirkan manusia yaitu, ia sangat berhasrat untuk melakukan kejahatan yang telah dia tekadkan, tanpa pernah lelah. Dalam sebuah hadis dikatakan, syetan berkata,
“Demi keagungan dan kebesaran-Mu, aku akan terus menyesatkan hamba-Mu selagi arwah mereka masih berada dalam tubuhnya. Tuhan berkata: Demi keagungan dan kesabaran-Ku. Aku akan terus mengampuni mereka selagi mereka memohon ampun kepada-Ku“. (HR. Ahmad dan al-Hakim). 
Manusia digiring oleh syetan kearah perbuatan-perbuatan maksiyat yang dikemas dalam bentuk yang indah-indah dan mengairahkan seperti berzina, minum-minuman keras, berjudi dan sebagainya.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Musthofa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, (Semarang: Toha Putra, 1998). Umar Hasyim, Syetan, (Surabaya: Bina Ilmu, 1975).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar