Skip to main content

Pengertian Etika

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 23, 2012

Memberi pengertian etika, tidak semudah mengucapkannya. Kita yang sering dilekatkan dengan etika adalah “etis”, “moral” dan “akhlak”. Sama dengan istilah-istilah ilmiah lainnya, namun sebenarnya berbeda. (baca di sini).
Etika berasal dari bahasa Yunani, ethos dalam bentuk tunggal, dan ta etha dalam bentuk jamak. Ethos bisa diartikan tempat tinggal yang biasa; padang rumput, kandang; kebiasaan, adat; akhlak, watak; perasaan, sikap, cara berfikir. Dalam bentuk jamak (ta etha) hanya mempunyai satu arti yaitu adat kebiasaan.
Dari banyak arti kata yang merujuk pada pengertian etika, arti terakhir yang menjadi latar belakang bagi terbentuknya istilah “etika” yang sudah dipakai Aristoteles untuk menunjukkan filsafat moral. Dengan melihat asal usul kata ini “etika” berarti: ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.
Ethos, yang merupakan asal usul kata etika, juga bermakna semangat khas yang dimiliki oleh kelompok tertentu. Menurut K. Bertens, ethos menunjukkan ciri-ciri, pandangan, dan nilai yang menandai kelompok tertentu atau yang menurut Concise Oxford Dictionary: “characteristic spirit of community, people or system.” Hal ini tercermin dalam konsep etos kerja atau etos profesi. Semangat, ciri-ciri, dan pandangan khas yang dirumuskan untuk profesi tertentu disebut kode etik, misalnya kode etik kedokteran, kode etik guru, kode etik jurnalistik dan sebagainya.
Istilah yang dekat dan hampir sama dengan pengertian etika, adalah moral, yang mana kedua kata ini selalu bersinggungan dan terkadang juga dipakai sebagai sinonim, sekarang biasanya orang cenderung memakai “morality” untuk menunjukkan tingkah laku itu sendiri. Moral dan etika mempunyai arti yang sama, moral berasal dari bahasa Latin mos (jamak; mores) yang juga berarti; adat, kebiasaan. Jadi, secara etimologi kata “etika” dan “moral” memang mempunyai arti yang sama, tapi berbeda dari asal katanya. Yang pertama dari bahasa Yunani dan yang kedua berasal dari bahasa Latin.
Mengenai moral dan etika ada pendapat lain yang menjelaskan bahwa hal itu merupakan dua hal yang berbeda, dikatakan bahwa etika berkaitan dengan kelakuan manusia, atau dapat dikatakan bahwa etika adalah ilmu kritis yang mempertanyakan dasar rasionalitas sistem-sistem moralitas yang ada. Dengan kata lain etika akan bertanya mengapa ajaran moral ini boleh dan ini tidak boleh, apa dasar yang harus saya ikuti. Sedangkan moralitas adalah sistem nilai mengenai bagaimana manusia harus hidup secara baik sebagai manusia.
Ada keterangan menarik dari Frans Magnis Suseno, dia menerangkan etika bukan suatu sumber tambahan bagi ajaran moral, melainkan merupakan filsafat atau pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran dan pandangan-pandangan moral. Etika adalah sebuah ilmu, bukan sebuah ajaran. Jadi, etika dan ajaran-ajaran moral tidak berada pada tingkat yang sama. Yang mengatakan bagaimana harus hidup bukan etika, melainkan ajaran moral. Etika mau mengerti mengapa kita harus mengikuti ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil sikap yang bertanggungjawab berhadapan dengan berbagai ajaran moral.
Lebih lanjut Bertens menjelaskan pengertian etika. Pertama, kata etika bisa dipakai dalam arti: nilai-nilai dan norma-norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang “etika suku-suku Indian”, “etika agama Budha”, “etika Protestan”, maka tidak dimaksudkan “ilmu” tapi arti pertama tadi. Secara singkat, arti ini bisa dirumuskan juga sebagai “sistem nilai”. Dan bisa berfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
Kedua, etika berarti juga: kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Departemen Kesehatan RI pernah menerbitkan kode etik untuk rumah sakit yang diberi judul “etika rumah sakit Indonesia”. Di sini dengan “etika” jelas dimaksudkan kode etik.
Ketiga, etika mempunyai arti lagi: ilmu tentang yang baik dan buruk. Etika baru menjadi ilmu, bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat, sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Sonny Keraf memberikan penjelasan pengertian Etika sebagai filsafat moral adalah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma yang menyangkut bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia dan mengenai masalah-masalah kehidupan manusia dengan mendasarkan diri pada nilai dan norma-norma moral yang umum diterima.
Dalam Islam istilah etika sering disebut dengan akhlak, berasal dari bahasa Arab jama’ dari “khuluqun” yang menurut bahasa diartikan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau adat. Kalimat tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan ‘khalqun’ yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan ‘khaliq’ yang berarti pencipta dan ‘makhuq’ yang berarti yang diciptakan.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
K. Bertens, Etika, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007). Ketut Rindjin, Etika Bisnis dan Implementasinya, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2008). Johan Arifin, Etika Bisnis Islami, (Semarang: Walisongo Press, 2009). Frans Magnis Suseno, Etika Dasar, Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral, (Yogyakarta: Kanisius, 1987). Sonny Keraf, Etika Bisnis, (Yogyakarta: Kanisius, 1998). Hamzah Ya’qub, Etika Islam, (Bandung: CV. Diponegoro, 1993).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar