Skip to main content

Biografi al-Makmun

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: November 11, 2012

Al-Makmun adalah salah seorang Khalifah Bani Abbas, beliau anak kedua Khalifah Harun al-Rasyid yang lahir pada tahun 170 H/ 786 M dari seorang ibu asal Persia. Ketika masih menjadi putra mahkota, ia diangkat oleh ayahnya menjadi gubernur di Khurasan dan bertempat tinggal di Marw.
Al-Makmun dilahirkan pada malam kemangkatan pamannya Khalifah al-Hadi. enam bulan lebih dulu dari saudara sebapaknya al-Amin. Ibunya bekas hamba sahaya, bernama Marajil. al-Amin sepupunya, berkedudukan lebih baik dari al-Makmun, disebabkan oleh ibunya yang bernama Zubaidah, karena itu al-Amin dilantik sebagai putra mahkota yang pertama. Sementara itu al-Makmun, di samping usianya yang lebih tua, adalah lebih cerdas dan lebih pintar mengurus segala perkara.
Khalifah Harun ar-Rasyid telah melantik al-Makmun sebagai putra mahkota yang kedua, sesudah al-Amin, serta menyerahkan kepadanya wilayah Khurasan sampai ke Hamdan. Al-Amin tidak diberi kekuasaan atas wilayah tersebut.
Suatu ketika pada masa menjelang kekuasaan al-Makmun terjadilah perebutan kekuasaan al-Amin dan al-Makmun, disebabkan oleh keangkuhan al-Amin dan pengkhianatan al-Fadl bin ar-Rabi’, sewaktu keduanya berusaha untuk mencopot putra gelar mahkota dari al-Makmun dan menggantikannya dengan Musa bin al-Amin.
Konflik ini oleh ilmuwan barat di gambarkan sebagai perselisihan antara orang-orang Arab dan Persia, tetapi sekarang diakui bahwa aspirasi-aspirasi nasional masing-masing bukanlah isu utama. Namun benar juga bahwa al-Makmun adalah putera perempuan Persia, dan bahwa wazirnya sampai tahun 818 M, al-Fadl bin Sahal adalah seorang keturunan Persia penganut Zoroaster, sementara ibu al-Amin adalah orang Arab dan wazirnya, al-Fadl ibnu ar-Rabi’, walau asal-usulnya tidak diketahui, adalah mawali suatu suku Arab dan bersimpati dengan orang-orang Arab. Wazir ini adalah juga berjasa dalam menjatuhkan golongan Barmakiyah dalam tahun 803 M dan menggantikan mereka dengan para pendukung Harun.
Sebaliknya saingannya, al-Fadil bin Sahal adalah seorang didikan Barmakiyah. Namun kaum Barmakiyah bukanlah bangsa Persia sebagaimana semula diduga, karena sekarang diketahui bahwa leluhur mereka adalah Barmakatau ketua sebuah wihara Buddha di dekat Balkh (dekat sungai Oxus). Namun mereka dekat hubungannya dengan kelas sekretaris dan tampaknya bersimpati dengan sikap otokratik.
Tiga tahun terakhir dari kehidupan al-Makmun, dipenuhi oleh peperangan yang tidak henti-hentinya melawan Byzantium yang saat itu diperintah oleh Kaisar Theopilus (829-842 M). Akhirnya pada tahun 832 M Kaisar terpaksa meminta diadakan perdamaian. Tak lama setelah itu yaitu pada tahun 833 M al-Makmun meninggal dunia di salah satu markas besarnya di perbatasan Syria-Anatolia dekat Tarsus setelah memerintah lebih dari sepuluh tahun.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Departemen Agama RI. Ensiklopedi Islam di Indonesia. (Jakarta: Proyek Peningkatan Prasarana dan Sarana Perguruan Tinggi Agama Islam, 1992.) A.Syalabi. Sejarah dan Kebudayaan Islam 3. (Jakarta: PT. Al-Husna Zikra, 1997). Montgomery Watt.. Kejayaan Islam Kajian Kritis Dari Tokoh Orientalis. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1990).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar