Skip to main content

Pengertian Minat Belajar

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 09, 2012

Zakiah Daradjat mengatakan bahwa titik permulaan dalam belajar yang berhasil adalah membangkitkan minat belajar peserta didik, karena rangsangan tersebut membawa kepada senangnya peserta didik terhadap pelajaran dan meningkatkan semangat mereka di samping perasaan mereka bahwa mereka mendapat manfaat dari pekerjaan dan kegiatan mereka dengan sungguh-sungguh.
Daryanto mengatakan, minat belajar besar pengaruhnya terhadap prstasi belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, maka peserta didik tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. bahan pelajaran yang menarik minat lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.
Menurut Suja’i, dari sekian banyak hal yang dapat mempengaruhi keberhasilan belajar, faktor minat dan bakat merupakan hal yang sangat penting. Karena dengan minat yang tinggi, peserta didik akan belajar dengan sekuat tenaga, apalagi belajar bahasa Arab yang membutuhkan mental yang berani dan tangguh tanpa mengenal malu untuk mencoba dan juga berani salah.
Jika terdapat peserta didik yang kurang minat belajaranya, sebaiknya diusahakan agar mempunyai minat belajar yang lebih besar dengan cara menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna bagi kehidupan serta hal-hal yang berhubungan dengan cita-cita dan kaitannya dengan bahan pelajaran yang dipelajari itu.
Minat belajar peserta didik akan dipengaruhi oleh banyak faktor, di antaranya faktor objek belajar, metode, strategi, pendekatan pembelajaran yang digunakan oleh guru, sikap dan perilaku guru, media pembelajaran, fasilitas, lingkungan belajar, dan sebagainya. Faktor tersebut perlu diperhatikan dan dilaksanakan oleh guru dalam upaya untuk menumbuhkembangkan minat belajar peserta didik.
Sedangkan menurut Sukardi, menarik minat belajar peserta didik merupakan salah satu upaya guru dalam menciptakan suasana pembelajaran yang efektif. Pada umumnya terdapat beberapa faktor yang menyebabkan minat belajar dan perhatian peserta didik rendah, diantaranya:
  1. Proses pembelajaran menoton, atau tidak dimengerti oleh peserta didik;
  2. Guru tidak siap mengajar;
  3. Kesehatan guru atau peserta didik terganggu;
  4. Peserta didik merasa tidak dihargai;
  5. Suasanan pembelajaran menegangkan.
Sebagian orang salah dalam memahami arti membangkitkan minat belajar peserta didik. Mereka mengira hal tersebut dicapai dengan menggunakan berbagai daya tarik pada awal pelajaran, menggunakan rangsangan sementara yang dapat menarik perhatian peserta didik beberapa waktu, seperti dalam metode ceramah, di mana guru menjelaskan materi pelajaran pada peserta didik yang bergantung pada rangsangan sementara, misalnya kisah atau cerita lucu, teka-teki, janji atau hadiah, dan lain sebagainya. Rangsangan-rangsangan seperti itu boleh jadi benar, akan tetapi sering kali mengecewakan, karena peserta didik akan segera bosan terhadap pelajaran, karena tidak menyentuh diri dan keperluan mereka.
Proses pembangkitan minat belajar peserta didik jauh lebih luas dan lebih dalam dari pada sekedar membuat rangsangan temporer dalam pembelajaran, karena ia bergantung kepada pemahaman guru terhadap sifat peserta didik, keperluan dan bakat mereka. Sebab menurut Zakiah Daradjat, keperluan atau kebutuhan, sifat, dan bakat itu adalah potensi yang bisa digunakan untuk mendorong mereka kepada kegiatan-kegiatan dengan tujuan tertentu yang mereka ketahui dan berusaha untuk mencapainya, karena hal itu menyentuh kebutuhan , sifat dan bakat tersebut.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abdul Hadis dan Nurhayati, Psikologi dalam Pendidikan (Cet. III; Bandung: Alfabeta, 2010). H.C. Witherington, Educational Psychology diterj. oleh M. Buchari: Psikologi Pendidikan (Cet. VII; Jakarta:PT Rineka Cipta, 1999). Daryanto, panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif;Teori dan Praktik dalam Pengembangan Profesionalisme Guru (Jakarta: AV Publisher, 2009). Suja’I, Inovasi Pembelajaran Bahasa Arab; Strategi dan Metode Pengembangan Kompetensi (Cet.I; Semarang: Walisongo Press, 2008).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar