Skip to main content

Pengertian Masjid; Etimologi dan Semiotik

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 05, 2012

Ditinjau dari segi etimologi, masjid berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata sajada-sujud-masjad/masjid. Sujud mengandung arti taat, patuh, dan tunduk dengan hormat. Makna-makna ini diekspresikan secara lahiriahnya dalam bentuk meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan kaki ke bumi. Tempat yang dibangun khusus untuk melakukan sujud seperti ini secara rutinitas disebut masjid. Dalam ilmu tata bahasa Arab atau gramatikal bahasa Arab kata masjid dinamakan ismu makan, yaitu kata benda yang menunjukkan pada arti tempat. Jadi masjid berarti tempat bersujud. inilah pengertian sehari-hari bagi umumnya umat Islam, masjid sebagai bangunan tempat mendirikan shalat bagi umat Islam.
Akan tetapi, akar kata masjid yaitu sajada, mengandung makna tunduk dan patuh serta taat, maka hakekat masjid itu adalah tempat melakukan segala macam aktivitas yang mengndung kepatuhan kepada Allah Swt. Dengan kata lain, bahwa masjid itu berarti suatu tempat melakukan segala aktivitas manusia yang mencerminkan nilai-nilai kepatuhan dan ketaatan kepada Allah.
Ditinjau dari segi semiotik, makna suatu masjid dapat dipahami berdasar pada, bentuk, model, dan simbol yang tampak dari masjid itu sendiri. Bentuk dan model fisik bangunan masjid di Indonesia ini banyak terpengaruh dari budaya Timur Tengah, Turki, dan juga tidak lepas dari pengaruh budaya dari adat tradisi daerah setempat tertentu, sehingga bentuk dan model bangunan masjid yang ada di Pulau Sulawesi, Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan lain-lain berbeda-beda. Namun, yang jelas bahwa bentuk dan model bangunan fisik masjid yang banyak di Indonesia ini justru lebih didorong pada simbol sufistik. Hal ini boleh jadi, karena para tokoh yang membangun masjid itu umumnya adalah para sufi dan wali sebagai muballigh yang akan memberikan pencerahan dan penyejukan hati bagi umat Islam. Misalnya saja, di berbagai daerah di Indonesia ini banyak dijumpai bangunan fisik dan material masjid yang berbentuk tiga susun atapnya lalu di atasnya terdapat sebuah qubah kecil yang di tengah-tengah lingkarannya tertancap sebuah menarah kecil yang di puncak atasnya terdapat sebuah lambang bulan sabit dan bintang. Bangunan fisik masjid dengan bercirikan model dan bentuk seperti di atas dapat dimaknai sebagai simbol bahwa manusia itu dalam proses persujudan menuju kepada Tuhan
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Ahmad Warson Munawwir, al-Munawwir: Kamus Arab-Indonesia (Jakarta: Grafiti Press, 1990).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar