Skip to main content

Model Pembelajaran Langsung (direct instruction)

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 03, 2012

Model pembelajaran langsung atau direct instruction, juga dikenal dengan istilah strategi belajar ekspositori dan whole class teaching. Model pembelajaran langsung ini merupakan bentuk dari pendekatan yang berorientasi kepada guru (teacher centered appproch). Model pembelajaran langsung ini sangat ditentukan oleh pendidik, artinya pendidik berperan penting dan dominan dalam proses pembelajaran. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana pendidik terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran kepada peserta didik dan mengajarkannya kepada seluruh peserta didik dalam kelas.
Model pembelajaran langsung lebih menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang pendidik kepada peserta didik, agar peserta didik dapat menguasai materi secara optimal. Dalam strategi pembelajaran ini peserta didik tidak dituntut untuk menemukan materi karena materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Pendidik secara langsung menyampaikan objek materi, sedangkan peserta didik dianggap hanya datang menerima materi secara langsung dari pendidik.
Teori pendukung model pembelajaran langsung adalah teori behaviorisme dan teori belajar sosial. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori Behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata.
Fungsi pendidik dalam kaitannya dengan teori pembelajaran langsung adalah menyajikan stimulus tertentu yang dapat membangkitkan respon peserta didik berupa hasil belajar yang diingingkan. Untuk mengatur proses stimulus-respon secara sitematis, bahan pelajaran harus dipilah-pilah menjadi butir-butir informasi lalu diurut secara tepat, dimulai dari yang sederhana sampai kepada yang paling kompleks. Berdasarkan kedua teori tersebut, model pembelajaran langsung menekankan belajar sebagai perubahan perilaku. Jika behaviorisme menekankan belajar sebagai proses stimulus respons bersifat mekanis, maka teori belajar sosial beraksentuasi pada perubahan prilaku bersifat organis melalui peniruan.
Model pembelajaran langsung memiliki beberapa karakteristik. Pertama, strategi ekspositori dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal, artinya bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh Karena itu model pembelajaran ini sering diidentikkan dengan ceramah. Kedua, biasanya materi pelajaran yang disampaikan adalah materi pelajaran yang sudah jadi, seperti data atau fakta, konsep-konsep tertentu yang harus dihafal sehingga tidak menuntut peserta didik untuk berpikir ulang. Ketiga, tujuan utama pembelajaran adalah penguasaan materi pelejaran itu sendiri.
Dalam model pembelajaran langsung yang disamakan dengan pembelajaran ekspositori ini terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan yaitu: 1) Prinsip berorientasi pada tujuan, 2) prinsip komunikasi; 3) prinsip kesiapan; 4) prinsip berkelanjutan. Kegiatan pembelajaran lebih difokuskan pada penguasaan peserta didik pada tujuan pembelajaran. Oleh karena itu tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara operasional yang dapat diukur dan kemudian dalam penyusunan tes hasil belajar harus disesuaikan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan berpikir tingkat tinggi sangat sulit untuk dicapai ketika menggunakan metode ini seperti kemampuan menganalisis, sintesis dan mengevaluasi. Hal ini disebabkan karena pendidik menjadi pusat kegiatan pembelajaran sementara peserta didik menjadi objek pembelajaran yang hanya menerima materi yang sudah jadi.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktifistik: Konsep, Landasan Teoritis Praktis dan Implementasinya (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007). Isjoni, Cooperatif Learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok (Cet.1 Bandung: Alfabeta 1997). Anita Lie, Cooperative Learning (Jakarta: Grasindo, 1994). Muslim Ibrahim dkk., Pembelajaran Kooperatif (Surabaya: Unversity Pers, 2000). D. W. Johnson, Learning Toghether and Alone: Cooperative, Competitive, and Individualistic Learning (Boston: Allyn and Bacon, 1991). Arends, Learning To Teaceh (New York: Mc. Graw Hill Companies, 1997). 
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar