Skip to main content

Biografi Emile Durkheim

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: September 25, 2012

Emile Durkheim, lahir 15 April di Epinal tahun 1858, anak dari seorang Rabbi (Pendeta Yahudi). Daerah tersebut lebih dikenal dengan kota kecil, Lorraine, dan termasuk keluarga besar Yahudi Perancis.

Dalam studinya, Emile Durkheim mula-mula belajar teologi, karena Ia berkeinginan menjadi seorang Pendeta Yahudi (rabbi), karena pengaruh seorang guru wanita Katolik, Ia cenderung ke arah mistik Katolisme, tetapi akhirnya Ia menjadi penganut agnotisisme.

Pada umur 18 tahun, Emile Durkheim pergi ke Paris guna mempersiapkan diri untuk masuk Ecole Normale Supereriure. Tahun 1878, mengikuti ujian bersama dengan Bergson, tetapi ditolak, setelah setahun kemudian, lulus dan belajar selama 4 tahun di lembaga tersebut.

Pada tahun 1882 setelah lulus, Emile Durkheim menjadi guru sekolah menengah, kemudian Ia belajar filsafat di Jerman. Emile Durkheim tertarik pada karya-karya ahli-ahli filsafat seperti Auguste Comte, F. de Coulenges, C.H. Smint Simon, dan belajar karya-karya psikologi Wundt dan Herbert Spencer, dalam tahun 1887.

Emile Durkheim menjadi Dosen ilmu sosiologi di Universitas Bordeaux dan mencapai gelar Professor dalam ilmu sosial dan pedagogi. Dan pada tahun 1889, Emile Durkheim bersama beberapa muridnya membina kelompok study dan menerbitkan majalah I’Annee Sociologique dan pimpinannya beliau sendiri, sampai pada tahun 1902, berangkat ke Paris untuk mengganti gelar guru besar dalam ilmu pedagogi di Sarbonne dan diangkat sebagai guru besar di perguruan tinggi I’Ecole Normale Superieure.

Emile Durkheim dikenal sebagai tokoh sosiologi Perancis ke-2 setelah Auguste Comte, bahkan Emile Durkheim sendiri menyatakan bahwa Comte adalah guru sosiologinya, namun Comte lebih fokus pada implikasi sosial Revolusi Perancis yang amat luas.

Dalam berbagai referensi, belum didapatkan informasi yang lengkap mengenai tokoh yang mempengaruhi pemikiran Emile Durkheim, namun dapat dimengerti bahwa ketertarikan seseorang atas suatu pemikiran belum tentu konsep tersebut mempengaruhi intelektual seseorang, karena perkembangan intelektual seseorang dipengaruhi oleh perkembangan analisisnya terhadap sesuatu yang ada.

Referensi Makalah®

Kepustakaan: Ensiklopedia Indonesia, Jilid II (Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1980). J. Van Baal, Sejarah Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya; Hingga Dekade 1970, diterjemahkan oleh J. Piry, Pengantar Selo Soemardjan, Jilid I (Jakarta: Gramedia, 1987). Koentjaraningrat, Sejarah Teori Antropologi (Cet. II; Jakarta: UI-Press. 1982). L. Laeyendecker, Orde, Verandering, Ongelijkheid Een Inleiding in de Geschiedenis Van de Sociologie, dialih bahasakan oleh Samekto, dengan judul: “Tata, Perubahan dan ketimpangan; Suatu Pengantar Sejarah Sosiologi” (Cet. II; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991). Koento Wibisono, Arti Perkembangan Menurut Filsafat Positivisme Auguste Comte, (Cet. II; Yokyakarta: Gajah Mada University Press, 1996). Emile Durkheim, Over Moraliteit terjemahan berbagai teks dari “Determination du Fait Moral” oleh K. L. Van Der Leeuw, (Boom Mappel, 1977). K. J. Veeger, Realitas sosial; Refleksi Filsafat Sosial Ats Hubungan Individu-Masyarakat Dalam Cakrawala Sejarah Sosiologi (Cet. III; Jakarta: Gramedia, 1990). N. Drijarkara S.J., Percikan Filsafat; Filsafat Kesusilaan, (Cet. III; Jakarta: PT. Pembangunan, 1978).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar