Skip to main content

Tashrif Af'al dan Latarbelakang Terbentuknya

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: August 13, 2012

Kata tashrif dengan huruf jadinya sharafa, adalah bentuk mashdar dari kata sharafa yang berarti ilmu sharaf (sharrafa-tashrifan), kata tersebut diartikan pen-tashrif-an atau perubahan kata. Selanjutnya kata af’al adalah bentuk jamak dari kata fi’il yang berarti perbuatan.
Menurut hemat penulis, ada dua faktor yang menjadi latar belakang munculnya tashrif al-af’al yaitu :
  1. Adanya perubahan bentuk kata kerja yang mengindikasikan jelasnya suatu peristiwa (perubahan waktu).
  2. Dalam bahasa arab, setiap kata selalu berkaitan langsung dengan pelakunya, sementara pelaku, kadang berbentuk isim dan kadang pula berbentuk dhamir.
Perubahan waktu dalam kata kerja (fi’il)
Kata kerja dalam bentuk fi’il’ mai, mengandung arti sesuatu perbutan berlangsung pada waktu yang lampau, contoh :
جلس = Dia seorang laki-laki sudah duduk.
Adapun kata kerja bentuk fi’il muari’, adalah fi’il yang telah mendapat tambahan dari salah satu huruf yaitu : hamzah, nun, ya, dan ta pada awal fi’il tersebut, sementara keempat huruf tersebut terhimpun dalam
Fi’il mudhari’ menunjukkan waktu yang sedang dan waktu yang akan datang (istiqbal) seperti :
يجلس الآن = Sekarang dia sedang duduk.
Sedangkan fi’il amr, yaitu kata kerja bentuk perintah, dimana fi’il ini hanya untuk orang kedua (mukhathab) dan tidak pada orang pertama (mutakallim) demikian pula pada orang ketiga (gaib).
Perubahan subyek (pelaku) dengan dhamir (kata ganti)
Sudah menjadi ketentuan dalam tashrif, bahwa dhamir (kata ganti) bisa berfungsi sebagai subyek dalam suatu kata kerja, akan mengalami perubahan bentuk, di mana bentuk tersebut akan bersambung dengan kata kerja (fi’il), sehingga yang perlu mendapat perhatian yang cermat adalah bentuk setiap dhamir setelah bersambungan dengan kata kerja, contoh :
A R T I
U R A I A N
KATA KERJA
BERSAMBUNG
DENGAN DHAMIR
Engkau Lk telah pergi
Engkau Pr telah pergi
Engkau Lk dan Pr telah pergi
Engkau banyak Lk telah pergi
Engkau banyak Pr telah pergi
Dia telah pergi (Lk)
Mereka berdua telah pergi
Mereka banyak Lk telah pergi
Dia Pr telah pergi
Mereka berdua Pr telah pergi
Mereka banyak Pr telah pergi
Saya telah pergi
Kami telah pergi
ذهب + ت
ذهب + تٍ
ذهب + تما
ذهب + تم
ذهب + تن
ذهب
ذهب + ا
ذهب + وا
ذهب + ت
ذهب + تا
ذهب + ن
ذهب + ت
ذهب + نا
أنت ذهبت
أنت ذهبت
أنتما ذهبتما
أنتم ذهبتم
أنتن ذهبتن
هو ذهب
هما ذهبا
هم ذهبوا
هي ذهبت
هي ذهبتا
هي ذهبن
انا ذهبت
نحن ذهبنا

Sedangkan fi’il muari’ adalah, fi’il yang pada huruf awalnya terdiri dati satu huruf yang empat macam itu : أنيت di mana keempat huruf tersebut, dinamai huruf mudhari’.
Adapun fi’il amr, jika dihubungkan dengan dhamirsubyek, maka ia mendapatkan tambahan huruf awal dan akhirnya, sebagai mana terlihat dalam tabel berikut :

KETERANGAN
URAIAN
FI’IL DENGAN
DHAMIR
Tambahan awal dan tidak ada di akhiranya
Awalnya alif, akhirnya huruf ya
Awal dan akhirnya hurus alif
Awal alif dengan huruf wawu
Awal alif dan huruf nun
إ + إجلس
إ + إجلس + ى
إ + إجلس + ا
إ + جلس + وا
إ + جلس + ن
أنت إجلس
أنت إجلس
أنتما إجلسا
أنتم إجلسوا
أنتن إجلسن

Pola tashrif yang demikian ini dapat diterapkan pada semua kata kerja (fi’il), baik itu fi’il tsulatsi maupun fi’il yang lainnya, dengan ketentuan setelah disesuaikan dengan timbangannya, kecuali pada fi’il yang berawalan dengan huruf alif, maka fi’il amarnya dengan cara membuang huruf alif, yang terdapat di awal fi’il tersebut, contoh : أكل, يأ كل, كل
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab Indonesia, (Yokyakarta: Pustaka Progressif, 1984). Muhammad Anwar, Ilmu Sharaf Terjamahan Matan Kailani dan Nazham al-Maqsud, (Cet. IV ; Bandung : Sinar Baru, 1989). Mustafa M. Nuri, Tuntunan Praktis Memahami Bahasa Arab, (Cet. I; Ujungpandang; Fakultas Adab IAIN Alauddin, 1992).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar