Skip to main content

Pengertian Pengamatan dalam Penelitian

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: August 05, 2012

Perkembangan pesat dalam keilmuan manusia, sangat didukung oleh kemajuan bidang penelitian. Salah satu komponen penelitian yang terpenting adalah melalui satu proses pengamatan terlebih dahulu. Semakin mendetail sebuah pengamatan yang dilakukan, akan menghasilkan penelitian yang mendalam dan komprehensip.
Pengamatan dalam bahasa Indonesia diartikan dengan “pengawasan; penelitian”, juga diartikan sebagai sebuah istilah psikologi yang bermakna “kesadaran yang tertuju pada peristiwa atau fakta tertentu sebagai metode dalam penelitian”. Kemudian kata ilmiah berarti “secara ilmu pengetahuan; sesuai dengan syarat dan hukum ilmu pengetahuan”. Pengamatan memiliki sinonim dengan kata penelitian, namun tetap memiliki sisi perbedaan antara keduanya.
Pengamatan ilmiah adalah proses sistematik dari pencatatan pola-pola perilaku manusia, obyek, dan peristiwa tanpa bertanya atau berkomunikasi dengan mereka. Merupakan kegiatan yang dilakukan sendiri oleh pengamat, tanpa mesti mengikutsertakan partisipasi langsung obyek pengamatan.
Standar yang digunakan mengukur keilmiahan sebuah pengamatan, terletak pada sifat-sifat pengamatan itu sendiri. Sebuah pengamatan barulah bisa bernilai ilmiah apabila mencakup hal-hal berikut.
  1. Melayani tujuan penelitian yang telah dirumuskan.
  2. Direncanakan secara sistematik.
  3. Dihubungkan dengan dalil-dalil yang lebih umum ketimbang dipaparkan semata-mata sebagai refleksi atas seperangkat rasa ingin tahu.
  4. Dapat diuji kebenarannya (validity) dan keterandalannya (reliability).
Pada hal yang berhubungan dengan pengamatan, bisa berbentuk terbuka maupun tertutup. Dalam hal ini, terbuka dalam arti kehadiran pengamat diketahui dan disadari oleh pihak yang diamati. Begitupula tertutup berarti tersembunyi, tidak disadari atau tidak diketahui oleh pihak yang diamati.
Pengamatan ada yang bersifat langsung, yaitu upaya langsung untuk mengamati dan mencatat apa yang sebenarnya terjadi tanpa membuat-membuat kondisi yang ada di lapangan. Betul-betul mengamati sesuai dengan keadaan sebenarnya, tanpa ada rekayasa buatan sebelumnya. Bentuk pengamatan seperti ini, adalah sistem yang dilakukan oleh peneliti pasif. Pengamat yang semata-mata mencatat apa yang terjadi sebagaimana adanya.
Sebaliknya, ada pula pengamatan yang bersifat buatan. Pengamatan yang dilakukan seorang peneliti terhadap satu keadaan atau situasi yang telah di atur terlebih dahulu. Bertujuan untuk menguji sebuah hipotesis yang diajukan sebelumnya.
Dalam keberlangsungan sebuah pengamatan langsung, harus memperhatikan dengan saksama. Agar terhindar dari ke-error-an. Yaitu distorsi pengukuran yang merupakan hasil dari perilaku kognitif atau tindakan dari pengamat yang menyaksikan. Ini pula-lah yang diistilahkan dengan observer bias.
Error ini bisa terjadi karena kelalaian pengamat mencatat secara rinci apa yang diamatinya. Bisa jadi karena beberapa alasan, peristiwa terjadi dan berlalu begitu cepat, daya ingat terbatas, tidak bisa menulis cepat dan sebagainya. Error dapat terjadi pula dalam interpretasi data amatan, umpama ekspresi wajah dan komunikasi non-verbal lainnya yang dapat mempunyai berbagai arti.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Pusat Bahasa DEPDIKNAS RI, Kamus Bahasa Indonesia, (Pusat Bahasa;Jakarta:2008). Metode Pengamatan Ilmiah, (file Pdf )
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar