Skip to main content

Konsepsi Pendidikan Islam dari Gerakan Wahabi

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: July 11, 2012

Konsepsi Pendidikan Islam telah lumrah, khususnya di kalangan pakar pendidikan. Dari Ibnu Taimiyah sampai Muhammad bin Abdul Wahhab, memberikan sumbangsih pemikiran tentang pemurnian aqidah Islam melalui jalan pendidikan, di antaranya:
Konsepsi Pendidikan Ketauhidan
Tauhid adalah awal dan akhir dari seruan Islam. Ia adalah suatu kepercayaan yang menegaskan bahwa hanya Tuhanlah yang menciptakan, memberikan hukum-hukum, mengatur dan mendidik dalam semesta ini (tauhid rububiyah), sebagai konsekuensinya, maka hanya Tuhan satu-satunya wajib disembah, dimohon petunjuk dan pertolongan serta yang harus ditakuti (tauhid uluhiyah) bahwa Tuhan itu zat yang luhur dari segala-segalanya, hakim yang maha tinggi yang tiada kesamaan sedikit pun di alam ini, sumber segala kebaikan dan kebenaran yang maha adil dan suci.
Mengingat begitu pentingnya ajaran tauhid bagi umat Islam, maka Muhammad bin Abdul Wahhab memulai gerakan pembaharuannya dengan bertitik tolak pada pendidikan tauhid Ilahiyah yang menjelaskan tentang eksistensi ke-Esa-an Allah sebagai zat yang patut disembah dan dihadapkan segala permohonan dan pertolongan. Tauhid inilah awal agama dan akhirnya, batin agama dan lahirnya, dan juga merupakan awal dakwah Rasulullah saw. dan akhir ajakannya.
Berkenaan dengan hal itu Muhammad bin Abdul Wahhab yang ingin mengembalikan umat Islam kepada ajaran yang asli dengan mengajarkan syari’at Islam yang bersumber dari al-Quran dan Hadis yang betul-betul murni ajaran Rasulullah saw. tanpa bercampur-baur dengan ajaran yang dapat membawa umat
Konsepsi Pendidikan al-Quran dan Hadis
Pengajaran al-Quran kepada kaum muslim akan menambah keyakinannya dalam mengimani Allah swt, al-Quran berisi materi-materi yang menyangkut seluruh aktivitas kehidupan manusia baik berhubungan dengan dunia, maupun akhirat. Oleh karena itu Muhammad bin Abdul Wahhab, selain menyeru dan menanamkan nilai-nilai tauhid juga ingin mengembalikan Islam pada ajaran al-Quran dan Hadis.
Muhammad bin Abdul Wahhab mengadakan reformasi total dan koreksi untuk bangkit mengadakan pemurnian aqidah umat Islam. Dari sinilah beliau mengemukakan pokok-pokok pemikirannya sebagai respon terhadap kenyataan yang ada, dengan prinsip taqlid tidak dibenarkan, pintu ijtihad tidak tertutup.
Taklid merupakan sumber kebekuan umat Islam itu sendiri. Hal ini disaksikan langsung oleh Muhammad bin Abdul Wahhab dan mendorong beliau untuk mengubahnya, guna memahami ajaran agama yang terkandung di dalam al-Quran dan Hadis. Orang harus melakukan ijtihad, karena itu menurut beliau pintu ijtihad, tidak pernh tertutup dan tidak perlu ditutup.
Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa konsep dasar pendidikan Islam yang dilontarkan oleh Muhammad bin Abdul Wahhab terdiri dari dua komponen, terutama adalah pendidikan ketauhidan yang terdiri dari dua unsur pokok yaitu tauhid Ilahiyah dan tauhid Rububiyah yang intinya adalah peng-Esaan Allah tiada sekutu bagi-Nya. Kedua adalah pendidikan al-Quran dan Hadis sebagai sumber ajaran Islam yang pertama dan utama, yang menjadi pedoman umat Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Nasruddin Razak, Dienul Islam (Cet. II; Bandung: PT. Al-Ma’arif, 1993). Departemen Agama RI., Al-Quran dan Terjemahnya (Semarang: PT. Tanjung Mas Inti, 1992). Yusran Asmuni, Pengantar Studi Pemikiran dan Gerakan Pembaharuan Dalam Dunia Islam (Cet. II; Jakarta: Grafindo Persada, 1996). Syaikh Sulaiman bin Abdullah bin Muhammad bin Abdul Wahhab, Alih bahasa Ja’far Sujarwo, Kebenaran Tauhid Wahabi (Cet. I; Surabaya: Al-Ikhlas, 1985). Harun Nasution, Pembaharuan Dalam Islam, Sejarah Pemikran dan Gerakan (Cet. X; Jakarta: Bulan Bintang, 1975). C.A. Qadir, Philosophy and Science in the Islamic World (Filsafat dan Ilmu Pengetahuan dalam Islam), diterjemahkan atas izin Croom Helm Limited (Cet. II; Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1991). A. Munir, Aliran Modern Dalam Islam (Cet. I; Jakarta: Rineka Cipta, 1994). Kumpulan Tulisan, Kontraversi Pemikiran Islam di Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1989).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar