Skip to main content

Klasifikasi Kalam al-Insya dan Penerapannya

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: July 09, 2012

Dalam pembahasan balagah khususnya ilmu al-Ma’aniy, kalam insya’ diklasifikasi ke dalam 2 (dua) macam, yaitu insya’ thalabiy dan insya’ gaiyr thalabiy. Agar lebih detail, berikut ini akan diuraikan oleh penulis tentang kedua macam insya’ tersebut.
Insya Thalabiy, yaitu kalimat yang menghendaki terjadinya sesuatu yang belum terjadi pada saat kalimat diungkapkan. Insya’ macam ini terdiri atas bentuk kalimat al-amr, al-nahy, al-nida’, al-tamanniy, al-du’a’, dan al istifham.
Al Amr, pernyataan kalimat yang menghendaki terwujudnya sesuatu. Bentuk seperti ini dalam penerapannya menggunakan 4 (empat) macam.
Dari bentuk penggunaannya, kadangkala al amr keluar dari makna aslinya menjadi makna lain yang didasarkan pada kesesuaian antara pernyataan kalimat dan keadaan pada saat kalimat itu diucapkan. Al-amr itu dapat bermakna al-du’a’ (doa), al-iltimas (permintaan), al-isrsyad (petunjuk), al-tahdid (intimidasi), al-ta’jiyz (pelemahan), al-ibahhah (kebolehan), al-taswiyah (penyamaan), al-ikram (pemuliaan), al-imtinan (mengungkit-ungkit kebaikan), al-ihanah (penghinaa), al dawam (permintaan untuk selamanya), al-tamanniy (pengharapan), al-I’tibar (mengambil pelajaran), al-izhn (pemberian izin), al-takwiyn (pembentukan), al-takhyiyr (pemilihan), al-ta’dib (pengajaran etika), dan al-ta’ajjub (kekaguman).
Al Nahy, yaitu pernyataan kalimat yang menuntut agar meninggalkan atau berhenti melakukan sesuatu pekerjaan. Bentuk ini selalu menggunakan fi’il mudhari’ yang didahului oleh لا yang bermakna ‘jangan’.
Seperti halnya dengan al-amr, al-nahy juga kadangkala mengalami perubahan makna dari makna aslinya kepada makna lain. Perubahan itu dapat bermakna al-du’a’, al-iltimas, al-irsyad, al-dawam, bayan al-aqibah (penjelasan akibat hukum), al-ta’yiys (membuat putus asa), al-tamanniy, al-tahdiyd (intimidasi), al-karahah (kebencian), al-taubiykh (teguran), al-I’tinas (menenangkan), dan al-tahhqiyr (menghina).
Al-Nida’, yaitu pernyataan kalimat yang menuntut agar menyambut atau menerima sesuatu seruan. Pernyataan ini disertai dengan huruf nida’ (seruan). Al-nida’ ini terdiri dari huruf hamzah ء, أي , يا , آ , آي , أيا , هيا , dan وا .
Sama pula dengan al amr dan al nahy, al nida’ kadang pula mengalami perubahan makna dari makna aslinya. Perubahan itu dapat bermakna al-ighra’ (membangkitkan emosi), al-istighashah (minta bantuan), al-nudbah (member anjuran), al-ta’ajjub, al-zajr (menghalangi), al-tahhassur/al tawajju’ (penyesalan), al-tazhakkur (mengingatkan), al-tahhayyur/al tadhajjur (kerisauan), dan al-ikhtishash (pengkhususan).
Al-Tamanniy, yaitu pernyataan kalimat yang mengharapkan sesuatu yang disukai dapat tercapai. Akan tetapi sebenarnya sesuatu yang diharapkan itu tidak mungkin terjadi karena kemustahilannya.
Selain kalimat al tamanni yang selalu mengggunakan ليت yang mustahil dicapai, terdapat juga bentuk lain yang disamakan maknanya dengan ليت , yaitu: لو , هل , لعلّ , dan beberapa huruf khusus untuk al tamanniy seperti: هلاّ , ألا , لولا , dan لوما
Insya’ Gaiyr Thalabiy, yaitu ungkapan kalimat yang tidak menghendaki agar terjadi sesuatu setelah diungkapkannya. Kalimat tersebut hanya sekedar ingin dikemukakan tanpa adanya tuntutan agar terjadi sesuatu akibat dari ungkapan itu.
Insya’ gaiyr thalabiy ini memiliki beberapa macam bentuk, di antaranya: Al-madhh (pujian) dan al-zhum (celaan). Al-qasm (sumpah), Kata yang diawali dengan af’al al-raja’ (harapan) Al-ta’ajjub (kekagumam), Kata yang bermakna al-aqd (transaksi), Al-Iyqa’ (Penyerasian).
Kepustakaan:
Al Khathiyb al Qauziyniy, al Idhahh fi Ulum al Balagah, (t.tc; Beirut: Dar Ihhya’ al Ulum, 1998). Makhluf al Minyawiy, Khasyi’ah a\la Syarhh Hhilyah al Lubb al Mushawwan, (t.c; Semarang: PT. Toha Putra, t.th.). Jalaluddiyn Muhhammad bin Abd Rahhman al Qazwaiyniy al Khatiyb y, al Talkhiysh fi Ulum al Balagah, (t.tc; Beirut: Dar al Fikr al Arabiy, 1940). Abd al Rahman al Maidaniy, al Balagah al Arabiyyah Ususuha wa Ulumuha wa Fununuha, juz I, (t.c; Makkah al Mukarramah: t.p., 1993). I’lal Nuraim, Jadid al Shalashah al Funun fi Syarhh al Jauhar al Maknun juz I, (t.c; t.t: t.p; 2005).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar