Skip to main content

Biografi Naqsyabandi; Pendiri Tarekat Naqsyabandiyah

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: July 15, 2012

Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Muhammad Baha’ al-Din al-Uwaisi al-Bukhari Naqsyabandi. Lahir pada tahuan 717H/1318 M. Dan wafat pada tahun 791 H/ 1389 M. Dilahirkan didesa Qashrul Arifah, kurang lebih 4 mil dari Bukhara, tempat lahir Imam Bukhari. Ia berasal dari keluarga yang baik, mendapat gelar Syah yang menunjukkan posisinya yang penting sebagai seorang pemimpin spiritual.
Setelah lahir, oang tuanya membawanya ke Baba al-Samisi yang kemudian menerimanya dengan gembira. Ia belajar tasawuf kepada Baba al-Samisi ketika berusia 18 tahun. Kemudian belajar ilmu tarekat pada seorang quthub di Nasaf, yaitu Amir Sayyid Kulal al-Bukhari (w. 772). Selain itu, Naqsyabandi pernah belajar tarekat pada seorang arif bernama al-Dikkirani. Dia pun pernah belajar kepada seorang Khalil penguasa Samarkand, kira selama 12 tahun.
Naqsyabandi mengemukakan kisahnya:
Aku mendapatkan kabar bahwa Syaikh Muhammad Baba al-Samasi telah memesankan kepada Sayyid kulal supaya mengajari dan mendidikku dengan baik. Sayyid Kulal berjanji akan memenuhi amanah itu dengan menegaskan jika pesan itu tidak dilaksanakan, maka ia bukanlah seorang laki-laki. Dan ternayata janji itu dipenuhi.
Pendidikan Naqsyabandi dari kedua guru utamanya yakni Baba al-Samasi, dan Amir Kulal, membuat ia mendapatkan mandat yang cukup sebagai pewaris khuwajagan (baca; Khojagan). Khuwajagan yang kemudian memopulerkan tarekatnya di asia tengah dan banyak menarik orang dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda.
Berkaitan dengan jalan mistis yang ditempunya, Naqsyabandi mengatakan;
Ia berpegang teguh pada jalan yang ditempuh nabi dan sahabatnya. Ia menatakan bahwa sangatlah mudah mencapai pengetahuan yang tinggi, tentang monotoisme (tauhid), tetapi sangat sulit mencapai makrifat yang menunjukan perbedaan halus antara pengetahuan dan pengalaman spiritual.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Seyyed Husen Nashr, ensiklopedi tematis spiritualitas islam; manifestasi, (terjemahan bandung mizan 1997). Yusuf bin ismail al-nabani, jami karamati al-auliya (beirut: maktabah al-syabiah, 1978). H.A. Fuad Said, hakikat tarikat Naqsyabandiah (jakarta: al-Husna al-Zikra, 1996).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar