Skip to main content

Biografi Imam al-Nasa’iy (Nasai)

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: July 13, 2012

Al-Nasa’iy, nama lengkapanya adalah Abu ‘Abd al-Rahman Ahmad ibn Syu’aib ibn ‘Aliy al-Khurasaniy al-Nasa’iy. Ulama ahli hadis ini dilahirkan tahun 215 H di Nasa’, sebuah kota kecil di Asia Tengah yang bisa ditempuh selama tujuh hari perjalanan dari Nisabur, Iran. Semenjak kecil, al-Nasa’iy melawat keberbagai negeri untuk mempelajari hadis di usia 15 tahun. Beliau mendengar Hadis dari Ulama besar di negeri Hijaz, Irak, Mesir, Syam dan Jazirah kemudian beliau bertempat dan bermukim di Mesir.
Imam al-Nasa’iy terkenal kepakarannya dalam ilmu hadis, ia terkenal keahliannya dalam bidang al-Jarh wa al-ta’dil, karena ilmunya yang luas dan ketakwaannya yang dalam, sehingga banyak dari kalangan awam menghormatinya, dan setiap orang menyebutnya, senantiasa di awali dengan gelar kehormatan al-Amin al-Hafizh Syaikh al-Islam Abu ‘Abd al-Rahman al-Nasa’iy, ia pun termasuk ahli dalam bidang fikih, mazhab Imam al-Syafi’iy.
Di antara guru-gurunya sekaligus sumber menerima hadis adalah Qutaibah ibn Sa’id, Ishaq ibn Ibrahim, Ahmad ibn ‘Abduh, ‘Amr ibn ‘Aliy, Hamid ibn Mas’adah, Imran ibn M­sa, Muhammad ibn Maslamah, ‘Aliy ibn Hajrar, Muhammad ibn Manshur, Ya’qub ibn Ibrahim, al-Haris ibn Miskin, dan sebagainya.
Setelah menjadi muhadditsin, ia tinggal di Mesir di sinilah beliau menyebarkan hadis-hadisnya dan banyak muridnya dan di antara murid yang meriwayatkan dirinya antara lain; Abu Basyar al-Daulabiy, Abu al-Qasim al-Thabariy, Abu Ja’far al-Thahawiy, Muhammad ibn Har­n ibn Syu’aib, Abu al-Maim­n ibn al-Rasyid, Ibrahim ibn Muhammad ibn Shalih ibn Sinan, dan lain sebagainya.
Sebagaimana dikemukakan di atas, bahwa Imam Al-Nasa’iy adalah sebagai seorang ulama ahli hadis dan terkenal pakar dalam bidang al- jarh wa al-ta’dil, di samping itu beliau terkenal sebagai fuqaha’ khususnya mazhab al-Syafi’iy.
Al-Imam Al-Nasa’iy dengan kitabnya yang sangat popular Sunan Al-Nasa’iy, di mana kitab ini terbagi dua Sunan al-Kubra dan Sunan al-Shugra. Sunan yang kedua ini lebih populer dengan dengan Sunan al-Mujtaba (Sunan pilihan). Penaman Sunan al-Mujtaba tersebut dilatarbelakangi oleh historis, yaitu ketika Imam al-Nasa’iy menghadiahkan Sunan al-Kubra kepada Gubernur al-Ramlah. Gubernur tersebut menanyakan apakah semua hadis dalam kitab (Sunan al-Kubra) adalah sahih? Al-Nasa’iy menjawab di dalam kitab ini ada yang sahih, hasan dan hadis yang mendekati keduanya, maka gubernur berkata: Tolong tuliskan hadis-hadis yang sahih saja, maka an-nasai mengabulkannya dengan menulis kitab Sunan al-Shugra dan menamainya al-Mujtaba Mina al-Sunan. Imam al-Nasa’iy wafat pada 13 Syafar 303 H.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Endang Soetari, Ilmu Hadis (Cet.II; Bandung: Amal Bakri Press, 1997). Mustafa Zahri, Kunci Memahami Mushthalahul Hadits (Cet.I; Surabaya: PT.Ibna Ilmu, 1981). Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis (Cet.II; Semarang: Pustaka Rezki Putra, 1998),
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar