Skip to main content

Biografi Ibnu Katsir

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: July 27, 2012

Nama kecil Ibnu katsir adalah Ismail sedang nama lengkapnya adalah Imad ad-Din Abu al-Fida’ Ismail Ibn Am Ibn Katsir Ibn Zara’ al-Bushra al Dimasyqi. Lahir di desa Mijdal dalam wilayah Bushra (Bashra) tahun 700 H/1301 M. Ia berasal dari keluarga yang terhormat , ayahnya seorang Ulama terkemuka di masanya, Syihab ad-Din Abu al-Hafsh Amr Ibn Katsir Ibn Dhaw ibn Zara’ al-Qusyairi, pernah mendalami mazhab Hanafi, kendati pun menganut mazhab Syafi’i setelah menjadi khatib di bushra.
Dalam usia kanak-kanak setelah ayahnya meninggal ibn katsir diboyong kakaknya (kamal ad-Din Abd Wahhab) dari desa kelahirannya ke Damaskus. Di kota inilah dia tinggal hingga akhir hayatnya, dan karena kepindahannya ini , dia mendapat predikat ad-Dimasyqy (orang Damaskus)
Di masa pemerintahan dinasti mamluk pusat-pusat studi islam seperti madrasah-madrasah dan masjid-masjid berkembang pesat. Perhatian para penguasa pusat di mesir maupun penguasa daera Damaskus sangat besar perhatiannya terhadap studi islam, banyak ulama ternama di masa ini yang akhirnya menjadi tempat Ibn Katsir menimba ilmu. Hal tersebut sangat menguntungkan bagi Ibn katsir dalam pengembangan karir keilmuannya.
Selain di dunia keilmuan dia juga terlibat dalam urusan kenegaraan. Tercatat pula aktifitasnya pada bidang ini seperti, pada akhir tahun 741 H, ia ikut penyelidikan yang akhirnya menjatuhkan hukuman mati pada seorang sufi Zindiq yang manyatakan Tuhan terdapat dalam dirinya (hulul). Tahun 752 H Ia berhasil menggagalkan pemberontakan Amir Baibughah Urus, masa khalifah al-Mu’tadid bersama ulama lainnya.
Para ahli melekatkan gelar keilmuan pada dirinya sebagai kesaksian dan kepiawaiannya dalam beberapa keilmuan yang ia geluti yaitu : al-Hafidz, al-Muhaddis, al-Faqih, al-Muarrikh, al-Mufassir . Gelar-gelar tersebut dalam keadaan tertentu saling menunjang misalnya dalam tafsirnya, seakan mendomonstrasikan keahlian-keahliannya untuk menganalisis dan mengemukakan materi tafsir atau secara terpisah gelar keahlian itu tampak pada karya-karya yang dihasilkan
Beberapa ulam memberikan penilaian kepada Ibn Katsir yang diantaranya dikemukakan oleh al-Qahthan : “Ibn katsir adalah pakar fiqh yang terpercanya, pakar hadis yang cerdas, sejarawan ulung, dan pakar tafsir yang paripurna “ dan Muhammad Husain ad-Dzahabi juga mengatakan “Ibn katsir telah menduduki posisi yang tinggi dari sisis keilmuan dan para ulama telah menjadi saksi terhadap keluasan ilmuanya ,penguasaan materinya, khususnya dalam bidang tafsir , hadis dan tarikh .
Selama hidupnya Ibn katsir didampingi seorang istri yang dicintainya bernama zaenab, putrid al-Mizzi yang masih sebagai gurunya, setelah menjalani dinamika kehidupan yang panjang, penuh dedikasi pada agama, Negara dan dunia keilmuan, pada 26 Sya’ban 774 H, bertepatan dengan bulan Februari 1373 M, hari kamis, Ibn katsir dipanggil ke rahmat Allah.
Referensi Makalah®
*Berbagai sumber
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar