Skip to main content

Bentuk-bentuk Jadal dalam al-Quran

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: July 26, 2012

Ada beberapa bentuk jadal dalam al-Quran, yaitu:
Bentuk jadal dalam al-Quran yang pertama, menyebutkan ayat ayat kauniah yang disertai perintah melakukan perhatian dan pemikiran untuk dijadikan dalil bagi penetapan dasar dasar akidah, seperti ketauhidan Allah dalam Uluhiyah-nya dan keimanan kepada malaikat malaikat, kitab kitab, rasul rasul-Nya dan hari kemudian. Perdebatan macam ini banyak diungkap dalam al-Quran.
Misalnya Firman Allah, surah al-Baqarah ayat 21-22
"Wahai manusia sembahlah tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang orang yang sebelum kamu, agar kamu bertakwa. Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah buahan sebagai rezeki untukmu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui".
Bentuk jadal dalam al-Quran yang kedua, membantah pendapat para penantang dan lawan, serta mematahkan argumentasi mereka. Bentuk jadal dalam al-Quran semacam ini memiliki beberapa bentuk, yaitu:
Membungkam lawan bicara dengan mengajukan pertanyaan tentang hal hal yang telah diakui dan diterima baik oleh akal, agar ia mengakui apa yang tadinya diingkari, seperti penggunaan dalil dengan makhluk untuk menetapkan adanya khalik.
Mengambil dalil dengan mabda' (asal usl kejadian) untuk menentukan Ma'ad (hari kebangkitan). Misalnya, al-Quran Surah Qaf ayat 15 :
"Maka apakah kami letih dengan penciptaan yang pertama? Sebenarnya mereka dalam keadaan ragu ragu tentang penciptaan yang baru".
Membatalkan pendapat lawan dengan membuktikan (kebenaran) kebalikannya, seperti, surah al-An'am ayat 91;
"Katakanlah siapa yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran lembaran kertas yang bercerai berai, kamu perliahatkan sebahagiannya dan kamu sembunyikan sebahagian besarnya. Padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak bapak kamu tidak mengetahui (nya)?. Katakanlah: Allah lah (yang menurunkanya) kemudian (sesudah kamu menyampaikan Quran kepada mereka), biarkanlah mereka beramain main dalam kesesatan mereka."
Bentuk jadal dalam al-Quran yang ketiga, menghimpun dan merinci (al-sabr wa al-taqsim), yakni menghimpun beberapa sifat dan menerangkan bahwa sifat sifat tersebut bukanlah Illah, alasan hukum, seperti Firman-Nya, surah al-An'am Ayat 143-144.
"Delapan binatang yang berpasangan, sepasang dari domba dan sepasang dari kambing. Katakanlah: Apaka dua yang jantan yang diharamkan Allah ataukah dua betina, ataukah yang ada dalam kandungan dua betinanya?. Terangkanlah kepadaku dengan berdasar pengetahuan jika kamu memang orang orang yang benar. Dan sepasang dari unta dan sepasang dari lembu. Katakanlah: Apakah dua yang jantan yang diharamkan ataukah dua yang betina taukah yang ada dikandungan dua betinanya?. Apakah kamu menyaksikan diwaktu Allah menetapkan ini bagimu? Maka siapakah yang lebih dzalim dari pada orang orang yang membuat buat dusta terhadap Allah untuk menyesatkan manusia tanpa pengetahuan?. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang orang yang dzalim.
Bentuk jadal dalam al-Quran yang keempat, membungkam lawan dan mematahkan hujjahnya dengan menjelaskan bahwa pendapat yang dikemukakannya itu menimbulkan suatu pendapat yang tidak diakui oleh siapa pun. Misalnya firman Allah, surah al-An'am ayat 100-101.
"Dan mereka (orang orang musyrik) menjadikan Jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah lah yang menciptakan jin jin itu dan mereka membohong (dengan mengatakan): bahwasanya Allah mempunyai anak laki laki dan perempuan, tanpa berdasar ilmu pengetahuan. Maha suci Allah dan maha tinggi dari sifat sifat yang mereka berikan. Dia pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak punya istri? Dia menciptakan segala sesuatu dan dia mengetahui segala sesuatu.”
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Hasbi al-Shiddiqy, Ilmu-ilmu al-Quran, (Cet II, Semarang : Pustaka Rizki Putra, 2002). Al-Zarkasyi, al-Burhan di 'ulum al-Quran (Kairo: Mawqi' Maktabah al-Madinah al-Raqamiyyah, tth), jilid 2. Manna Khalil Al-Qattan, Mabahit Fi Ulumil Quran,diterjemahkan oleh Muzakkir AR dengan judul Studi Ilmu-ilmu al-Quran,Pustaka Liter Antar Nusa, Cet. 10,2007.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar