Skip to main content

Hubungan Islam dan Kristen Abad Terakhir (20)

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: May 13, 2012

Bersamaan waktunya dengan kemunduran tiga kerajaan Islam di periode pertengahan sejarah Islam, Eropa, atau Kristen Barat sedang mengalami kemajuan dengan pesat. Tidak dapat dipungkiri bahwa, kemajuan Kristen di masa ini bersumber dari hubungan Islam ke Eropa dengan terjadinya Perang Salib di abad pertengahan.
Di samping terjadinya Perang Salib, ketika Islam sempat berjaya di Spanyol, banyak orang Kristen yang datang belajar ke sana. Setelah mereka pulang ke negeri masing-masing, meraka mendirikan universitas dengan meniru pola Islam dan mengajarkan ilmu-ilmu yang dipelajari di uinversitas-universitas Islam itu. Perkembangan selanjutnya, keadaan ini melahirkan renaisance,1reformasi dan rasionalisme di dunia Kristen. Gerakan renaisans melahirkan perubahan-perubahan besar dalam sejarah dunia. Abad ke-16 dan 17 merupakan abad yang paling penting bagi Kristen, sementara pada akhir ke-17 itu pula dunia Islam semakin mengalami kemunduran. Kemunduran umat Islam bukan saja bidang ilmu pengetahuan, melainkan di segala bidang. Akhirnya daerah-daerah kekuasaan Islam mulai berjatuhan ke tangan Kristen. Bahkan Mesir salah satu pusat peradaban Islam yang terpenting diduduki Napoleon Boneparte dari Perancis pada tahun 1798.2 Benturan-benturan kerajaan Islam dan kekuatan Kristen menyadarkan umat Islam bahwa mereka memang sudah jauh tertinggal dari Kristen.
Ketika Napoleon memasuki Mesir, dia menyertakan tim ekspedisi yang beranggotakan puluhan orang ahli antropologi budaya. Mereka mempelajari bahasa Arab, al-Quran dan hadis dari saat itu sampai sekarang. Orientalisme3 mempunyai kursi terhormat di kursi perguruan tinggi di Barat. Meskipun studi orientalisme seperti halnya dengan ilmu-ilmu lain juga mengalami perkembangan, namun sulit untuk dilupakan umat Islam ketika para orientalis periode memusuhi umat Islam.
Gagasan nasionalisme yang pada hahikatnya terinspirasi dari hubungan Kristen dan Islam masuk ke negeri-negeri muslim melalui hubungan umat Islam dengan Barat (kaum Kristen) yang menjajah mereka, dan dipercepat oleh banyaknya pelajar muslim yang menuntut ilmu ke Eropa atau lembaga-lembaga pendidikan Barat yang didirikan di negeri mereka. Hubungan gagasan ini pada mulanya banyak mendapat tantangan dari pemuka-pemuka Islam karena dipandang tidak sejalan dengan semangat ukhuwah Islamiyah. Akan tetapi, ia berkembang cepat setelah gagasan Pan Islamisme redup.
Munculnya gagasan nasionalisme di abad ke-19 yang diikuti dengan berdirinya partai-partai politik merupakan modal utama umat Islam dalam per-juangannya untuk mewujudkan kemerdekaan negara mereka, sekaligus untuk mengakihiri hubungan Kristen dan Islam dalam bidang impelialisme dan kolonialisme, serta untuk membebaskan hubungan Islam dengan pengaruh politik Kristen. Dalam pada itu, memang kenyataannya bahwa partai-partai Islam telah berhasil berjuang melepaskan diri dari kekuasaan penjajah Kristen.
Akhirnya di Timur tengah, Mesir secara resmi memperoleh kemenangan dan memproklamirkan kemerdekaannya tahun 1922. Irak merdeka secara formal tahun 1932, dan umat Islam merasakan benar-benar kemerdekannya tahun 1958. Negara yang berpenduduk mayoritas muslim Indonesia memproklamirkan ke-merdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Disusul Pakistan yang merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Di Aprika, Lybia merdeka tahun 1951, Sudan dan Maroko tahun 1956, Aljazair tahun 1962.4 Semua negara-negara Islam mem-bebaskan diri dari hubungan kolonialisme dan konflik dengan Kristen.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
[1] Renaissance dalam istilah lain disebut a new birth of revival of internest, yakni suatu kelahiran baru atau suatu pemunculan kembali karena suatu kepentingan. Lihat Lewis Mulford Adams, Webster’s World University Dictionary (Washinton: DC, 1965), h. 833.
[2] Abu Hasan Ali al-Nadwi, Islam Membangun Peradaban Dunia (Jakarta: Pustaka Jaya, 1988), h. 220.
[3] Watt mengutip dari Oxford Euplis Dictionary menjelaskan bahwa orientalisme adalah suatu studi mengenal kebudayaan peradaban Timur diantaranya Asia dan termasuk studi mengenai bahasa, sastra, sejarah dan agamanya. Lihat W. Moutgomery Watt, The Study of Islam by Orientalis dalam Islamochristiana, No 14, 1988, h.202
[4] Ibid., h. 187-188.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar