Skip to main content

Langage, Langue, dan Parole Menurut Ferdinand De Saussure

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: March 14, 2012

Dalam konsep Saussure, trio Langage-langue-parole dipergunakan untuk menegaskan objek kajian linguistiknya. fenomena bahasa secara umum disebutnya langage, dimana langue memiliki segi individual dan segi sosial, sedangkan langue dan parole merupakan bagian dari langage yang memiliki kedua aspek yang ada dalam langage tersebut. Dilihat secara keseluruhan, langage adalah multi bentuk, heteroklit dan psikis, langage menjadi bagian, baik dari bidang individu maupun dari bidang sosial dan tidak dapat diklasifikasikan dalam kategori fakta kemanusiaan mana pun karena tidak dapat menonjolkan keutuhannya.
Langue adalah bahasa sebagai objek sosial yang murni, dan dengan demikian keberadaannya terletak di luar individu, yakni sebagai seperangkat konvensi-konvensi sistemik yang berperan penting di dalam komunikasi. Langue adalah bagian sosial dari langage, berada di luar individu, yang secara mandiri tidak mungkin menciptakan maupun mengubahnya. Langue hanya hadir sebagai sebuah kontrak di masa lalu di antara para anggota masyarakat. disamping sebagai institusi sosial, langue juga berfungsi sebagai sistem nilai. Bagi Saussure, langue adalah suatu sistem tanda yang mengungkapkan gagasan. untuk menjelaskan langue sebagai suatu sistem, ia mengemukakan suatu perbandingan bahasa sebagai langue dapat dikomparasikan dengan main catur. Dalam Filsafat Barat XX, jilid II Perancis, K. Bertens mengemukakan sebagai berikut:
Asal-muasal permainan catur tidak relevan untuk memahami permainan itu sendiri. juga dari bahan apa buah catur dibikin, dalam artian ia tidak menyumbang sesuatupun untuk pengertiannya. Permainan catur merupakan suatu sistem relasi-relasi di mana setiap buah catur mempunyai fungsinya. dan sistem itu dikonstituir oleh aturan-aturannya. Menambah atau mengurangi jumlah buah catur berarti mengubah sistem secara esensial. Atau mengubah aturan untuk menggerakkan kuda umpamanya berarti mengubah seluruh sistem. Demikianpun bahasa. Bahasa itu bukan substansi, melainkan bentuk saja, kata Saussure (Le langage ne’est pas une substance mais use forme).”
Kebalikan dengan langue, parole merupakan bagian dari bahasa yang sepenuhnya individual. parole dapat dipandang, pertama, sabagai kombinasi yang memungkinkan penutur mampu menggunakan kode bahasa untuk mengungkapkan pikiran pribadinya. Di samping itu, kedua, parole pun dapat dipandang sebagai mekanisme psiko-fisik yang memungkinkan penutur penampilkan kombinasi tersebut. Aspek kombinatif ini mengimplikasikan bahwa parole tersusun dari tanda-tanda yang identik dan senantiasa berulang. karena adanya keberulangan inilah maka setiap tanda bisa menjadi elemen dari langue. Secara singkat dapat dikatakan bahwa parole merupakan penggunaan aktual bahasa sebagai tindakan individu-individu.
Dalam pengertian umum, langue adalah abstraksi dan artikulasi bahasa pada tingkat sosial budaya, sedangkan parole merupakan ekspresi bahasa pada tingkat individu dan setara dengan kalam. dengan demikian dapat dibedakan antara langue (yang histroris) dengan parole (yang a-historis).
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Akhmad Muzakki, Kontribusi Semiotika dalam Memahami Bahasa Agama, (Cet. I; UIN-Malang Press: Malang, 2007). Asep Ahmad Hidayat, Filsafat Bahasa, (Cet. I; PT. Remaja Rosdakarya: Bandung, 2006). Rahayu S. HIdayat, Pengantar Linguistik Umum, terjemahan dari Course de Linguistique Generale oleh Ferdinand de Saussure, (Cet. III; Gadjah Mada University Press: Yogyakarta, 1996). K. Bertens, Filsafat Barat Abad XX, Jilid II Perancis, (Cet. I; Gramedia: Jakarta, 1985).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar