Skip to main content

Term al-Hikmah dalam Bahasan Dakwah

Oleh: Mushlihin, S.Pd.I, M.Pd.IPada: February 28, 2012

Kata al-hikmah merupakan turunan dari kata al-hukm yang terdiri atas huruf ha, kaf, dan mim. Secara kebahasaan mengandung arti "menyelesaikan atau suatu urusan dengan baik dan pasti, memberi kekang, dan mencegah seseorang dari apa yang diingininya". Al-hikmah juga bisa berarti ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata hikmah tersebut diartikan sebagai kebijaksanaan, wejangan yang penuh manfaat, dan kegunaan.
Al-hikmah dalam al-Quran disebut kurang kurang lebih 20 kali, dan dari kata ini terbentuk kata lain yang sepadang misalnya al-hakim (orang yang memiliki hikmah). Kata al-Hakim sendiri salah satu nama Allah (al-asma’ al-husnah) yang mengandung arti bahwa Allah Maha Bijaksana. Demikian pula kata al-hikmah itu sendiri diartikan “penuh kebijaksanaan”, sehingga dipahami bahwa dakwah bi al-hikmah secara kebahasaan diartikan “menyampaikan dakwah dengan kebijaksanaan”.
Dari segi terminologis, M. Quraish Shihab mengatakan, al-hikmah adalah “mengetahui yang paling utama dari segala sesuatu, baik pengetahuan, maupun perbuatan, dan seseorang yang ahli melakukan sesuatu disebut al-hakim”. Dipahami bahwa sesungguhnya para dai/muballig yang berdakwah dengan hikmah, bisa dikatakan yang bersangkutan adalah al-hakim.
Didin Hafidhuddin mendefinisikan bahwa dakwah bi al-hikmah adalah “segala metode dakwah untuk menyampaikan al-haq, ke-benaran dengan menggunakan hukum-hukum alam dan hukum-hukum sosial.” Di sini dipahami bahwa metode dakwah tersebut berkenaan dengan aspek informai dan nilai. Nilai-nilai kebenaran yang diperkuat oleh hukum alam dan sosial yang kesemuanya ini dapat diketahui oleh manusia sehingga penyampaian dakwah tersebut sangat mudah diterima oleh rasio, akal, pemikiran mereka.
Selanjutnya definisi al-hikmah dalam al-Quran diartikan sebagai al-fahmu wa al-‘ilmu (pemahaman dan pengetahuan) yang berasal dari Allah.
Berdasar dari definisi di atas, maka ada dua kata kunci yang terkandung dalam pengertian al-hikmah, yakni ilmu pengetahuan dan ke-bijaksanaan. Dengan demikian dirumuskan bahwa dakwah bi al-hikmah adalah metode penyampaikan dakwah yang berdasar pada pengetahuan sepenuhnya, dan disertai kebijaksanaan, sehingga penyampai dakwah tampil dengan penuh percaya diri, tidak ragu-ragu dalam berdakwah, pada gilirannya para dai dan mustami’ bisa memahami dakwah yang disampaikan.
Referensi Makalah®
Kepustakaan:
Abu Husayn Ahmad bin Faris bin Zakariyah, Mu'jam Maqayis al-Lugahat, jilid II (Mesir: Mustafa al-Babi al-Halab wa Awladuh, 1972). Luwis Ma’luf, al-Munjid fi al-Lugah (Bairut: Dar al-Masyriq, 1977). Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2002). Muhammad Fu’ad ‘Abd. Al-Baqy, Al-Mu’jam al-Mufahras li Alfazh al-Qur’an al-Karim (Bairut: Dar al-Fikr, 1992). M. Quraish Shihab, Menyingkap Tabir Ialhi; Asma’ al-Husnah dalam Perspektif Al-Qur’an (Cet. II; Jakarta: Lentera Hati, 1992). Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual (Cet. I; Jakarta: Gema Insani Press, 1998). Abu al-Fida Muhammad bin Isma’il Ibn Katsir, Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, jilid III (Semarang: Toha Putra, t.th). Abu ‘Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim Ibn al-Mugirah bin Bardizbat al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, juz I (t.t. Dar Mathba’ al-Syabi, t.th).
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik referensi halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar
Tutup Komentar